Terjebak di Karier Ekstrover, 7 Hal ini Pasti Dirasakan Para Introver

Office outing yang bertujuan untuk merekatkan kekompakan antar pegawai akan terasa menyenangkan sebenarnya. Namun nyatanya kamu tidak benar-benar merasakan hal tersebut.

Mengikuti kegiatan seperti itu buatmu hanya sebagai kewajiban belaka, bukan selebihnya. Bisa jadi kamu hanya takut dengan konsekuensi yang timbul jika menolak bergabung dengan salah satu kegiatan kantor tersebut.

Dalam dunia profesional, bertemu relasi ataupun klien rasanya memang suatu kewajiban apalagi jika pekerjaanmu menuntut hal tersebut. Uniknya para introver pasti akan melakukan simulasi dan memikirkan hal tersebut sebelum benar-benar menemui mereka.

Tidak jarang, mereka akan menyiapkan kalimat apa yang akan diucapkan hingga apa saja yang harus dihindari atau tidak dilakukan. Bukan tanpa alasan hal itu mereka lakukan sebagai strategi untuk mengurangi nervous saat bertemu orang lain walaupun telah bekerja cukup lama.

Terkenal sebagai perencana yang baik, tak jarang membuat para introver berusaha untuk keluar dari zona nyamannya. Mereka sering memaksakan diri untuk melatih agar terbiasa dengan hal spontan dan tak terencana.

Bukan tanpa alasan, dunia profesional yang menuntut untuk adaptif terkadang mengharuskan semua orang memiliki sifat tersebut. Jika tidak tentu akan membuat para introver lebih mudah kecewa jika hal yang terjadi tidak sesuai perencanaan awal yang telah mereka buat.

Karakternya yang terlihat kaku dan sopan membuat introver sering disalahpahami. Jika belum mengenal orang lain dengan baik introver cenderung melindungi diri dengan bersifat secukupnya saja, yang kadang kala dikira tidak ramah

Bukan hanya soal itu saja, tak jarang introver juga disalahpahami karena terlihat kurang antusias dalam mengomunikasikan sesuatu. Padahal dalam hatinya mereka sangat bersemangat, namun pembawaannya saja yang memang tenang sehingga dikira sebaliknya.

Sebagai pendengar yang baik, tak jarang si introver dicari untuk menuangkan cerita dari rekan kantor mereka. Hal inilah yang membuat introver terlalu banyak menyerap emosi orang lain sehingga stres pekerjaan bisa jadi bahan pikiran ketika di rumah.

Alasan lain karena introver cenderung sulit membagi cerita dan mengekspresikan diri ke orang lain. Itulah yang menyebabkan mereka memikirkan apapun sendiri bahkan sampai jam luar kantor.

Walaupun menjadi sebuah rutinitas, namun team project sebenarnya bukan keahlian si introver. Mereka akan lebih menikmati untuk bekerja sendiri jika memang bisa memilih.

Bukan berarti introver tidak bisa kooperatif atau egois, pada dasarnya introver akan lebih produktif jika bisa sebebas mungkin dengan diri sendiri.

Banyak hal yang membuat introver rasanya ingin resign dari pekerjaan yang ditekuni. Namun hal itu nyatanya hanya ucapan belaka, karena merekapun mempertimbangkan berbagai aspek jika meninggalkan pekerjaan tersebut. Misalnya karena besarnya tanggung jawab yang telah dipercayakan untuknya. Nilai moral menjadi pertimbangan besar untuk introver dalam mengambil keputusan.

Setiap orang pada dasarnya memang memiliki karakternya masing-masing. Namun demikian semua itu tentu bisa dimaksimalkan dan disiasati agar bisa sukses dalam segala bidang, termasuk karier.