Link Women: UN Women & LinkedIn Dukung Keterampilan Digital Perempuan

- UN Women dan LinkedIn luncurkan inisiatif Link Women di Indonesia untuk memperluas peluang ekonomi perempuan dengan keterampilan digital.
- Link Women akan membekali lebih dari 2.000 perempuan dengan keterampilan digital terbaru, meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender di ruang lingkup pekerjaan.
- Program Link Women menyediakan pelatihan daring gratis mencakup topik kesadaran gender, soft skills, kesiapan karier, pemasaran digital, dan pengenalan AI.
Dalam upaya memperkuat peran perempuan di dunia kerja, UN Women dan LinkedIn, jaringan profesional terbesar di dunia, resmi meluncurkan inisiatif Link Women di Indonesia. Kolaborasi ini diperkenalkan melalui acara daring bertajuk “A Guide To Thriving as Women in The Career World” (Panduan bagi Perempuan untuk Sukses di Dunia Karier), yang juga menggandeng organisasi lokal Markoding sebagai mitra pelaksana.
Inisiatif ini bertujuan untuk memperluas peluang ekonomi bagi perempuan dengan meningkatkan keterampilan digital dan memperluas akses terhadap peluang kerja yang setara. Setelah sebelumnya sukses dijalankan di India, kemitraan regional antara LinkedIn dan UN Women kini hadir di Indonesia, menyasar perempuan muda yang tengah bersiap memasuki dunia kerja.
1. Sekilas tentang Link Woman

Link Women adalah sebuah inisiatif yang terbentuk dari kolaborasi UN Women dan LinkedIn dalam membekali perempuan dengan keterampilan digital yang dibutuhkan di tempat kerja. Ulziisuren Jamsran, Perwakilan UN Women untuk Indonesia dan Liaison ASEAN, menjelaskan, Link Woman membekali perempuan dengan keterampilan digital dan mendukung transisi ke dunia kerja yang menjadi langkah penting untuk mengurangi kesenjangan gender dalam dunia kerja.
“Kami mengapresiasi komitmen sektor swasta dalam berinvestasi pada pemberdayaan ekonomi perempuan dan peningkatan keterampilan. Dikombinasikan dengan upaya kami mendorong norma sosial yang positif, langkah ini dapat menjadi kunci untuk mewujudkan partisipasi perempuan secara penuh dan setara di dunia kerja,” lanjutnya.
2. Link Women bekali lebih dari 200 perempuan dengan keterampilan digital

Dalam upaya mewujudkannya, Link Women akan membekali lebih dari 2.000 perempuan, termasuk mahasiswi, pencari kerja, dan perempuan yang kembali bekerja, dengan keterampilan digital terbaru yang siap pakai. Link Women dimulai dengan roadshow kampus di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta pada Mei 2025 untuk memahami kebutuhan mahasiswi dan memperkuat komunitas. Program ini juga bantu meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender di ruang lingkup pekerjaan, membuka akses ke peluang kerja yang lebih baik.
Lanny Wijaya, Head of New Business LinkedIn untuk Indonesia, menjelaskan, “Di LinkedIn, misi kami adalah menghubungkan setiap profesional dengan peluang ekonomi. Melalui LinkedIn Learning untuk pengembangan keterampilan, fitur AI seperti job match untuk menemukan peran yang tepat, hingga membangun portofolio digital, para profesional membentuk jalur karier mereka secara aktif".
Lebih lanjut, Lanny Wijaya, menyebut, dengan berbagi cerita dan membangun jaringan terpercaya di LinkedIn, perempuan diharapkan dapat saling mendukung dan memberdayakan. Dengan begitu, di masa depan perempuan dapat mencapai potensi sepenuhnya dan diakui atas keterampilan serta kontribusinya.
3. Link Women bantu perempuan atasi masalah kesenjangan gender di tempat kerja

Kesenjangan gender jadi salah satu problem yang kerap ditemui di dunia kerja di Indonesia selama 20 tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, bahwa 64 persen perempuan bekerja di sektor informal.
Perempuan masih menghadapi hambatan besar di dunia kerja, mulai dari akses terbatas ke pelatihan, bias gender, hingga beban kerja perawatan yang gak seimbang. Ketimpangan ini paling terlihat di bidang STEM, di mana partisipasi perempuan masih minim.
Dr. Sastia Prama Putri, Associate Professor di Universitas Osaka dan Ahli Metabolomik, mengatakan, “Pertama, dari rumah. Di rumah, perempuan sudah terprogram untuk melimitasi diri sendiri, tidak didukung mimpinya, dan pada akhirnya demotivasi. Kedua, kegagalan sistemik ketika perempuan sudah lulus dan bekerja, bias gender itu lebih terasa”.
Dr. Sastia melanjutkan, saat seorang perempuan berkarier, ia akan diberikan opsi antara mau sukses karier atau berkeluarga dan sukses berkeluarga. Perempuan seakan dituntut untuk memilih satu, gak bisa keduanya. Terlebih lagi, kini semakin minimnya role model yang menunjukan bahwa perempuan bisa sukses dalam dua hal tersebut sekaligus.
Xaviera Putri, UN Indonesia Champion for Women and Girls in Science, penulis dan influencer, menambahkan, bila permasalahan ini bukan hanya karena minimnya support system dari lingkungan, tapi lebih daripada itu. Hal ini jadi satu problem yang harus diatasi dari akarnya, gak bisa hanya dari diri perempuannya saja.
"Link women adalah sebuah inisiatif yang sangat baik, karena bukan hanya membekali perempuan dengan skill dan ilmu yang diperlukan, tapi juga mengetahui apa saja yang bisa perempuan hadapi di kehidupan nyata," ujarnya.
Link Women menyediakan pelatihan daring gratis di markoding.org/linkwomen, mencakup topik seperti kesadaran gender, soft skills, kesiapan karier, pemasaran digital, dan pengenalan AI. Sebanyak 200 peserta terbaik akan mengikuti bootcamp daring intensif pada September 2025, dengan jalur belajar yang sesuai minat.
Peserta terpilih juga berkesempatan mendapatkan mentorship eksklusif dari pemimpin industri. Pendaftaran dibuka hingga 30 Juni 2025.