Wajib Simak! 7 Tips Ampuh Membuat Artikel Berkualitas Bebas Plagiat

Apa itu inferior? Secara umum sifat ini bisa dikorelasikan dengan sifat rendah diri akut yang akan menghasilkan pekerjaan yang bermutu rendah. Nah, seorang penulis yang baik harus jauh dari sifat inferior. Artinya, sebagai penulis, kamu harus percaya diri dan menganggap bahwa karya tulismu adalah karya yang bagus.

Dengan percaya diri dan menganggap bahwa karya tulismu bagus, maka kamu tidak akan tertarik untuk mengambil karya orang lain. Sebaliknya, justru kamu merasa bahwa kamu bisa menulis sebaik penulis lainnya atau bahkan lebih baik.

Bukan berarti kamu harus sombong dan bermegah diri. Cukup tumbuhkan kepercayaan diri dalam menulis dan anggap karya tulismu adalah karya terbaik yang bisa kamu buat. Dengan begini, kamu akan bangga dengan tulisanmu sendiri dan pastinya juga tidak akan pernah melakukan plagiarisme.

Poin yang satu ini juga tak kalah penting. Sebagai sesama penulis, sebaiknya tumbuhkan sikap untuk menghargai karya tulis milik orang lain. Menumpahkan ide ke dalam sebuah tulisan atau artikel tidak semudah membalik telapak tangan, sehingga harus ada perasaan saling respek dan menghargai.

Kalau kamu sudah mengetahui betapa sulitnya membuat karya tulis berkualitas, maka kamu pun wajib menghargai karya tulis orang lain. Betapa kecewanya penulis tersebut jika suatu saat ia tahu bahwa karya tulisnya dijiplak oleh orang lain tanpa seizinnya. Rasa respek dan menghargai adalah hal yang wajib dalam dunia kepenulisan.

Jika karya tulismu ingin dihargai, maka hargailah karya tulis orang lain dan jangan mencurinya. Sangat sederhana, bukan? Seorang penulis yang cerdas pasti akan paham dengan hal sesederhana ini.

Beberapa kasus plagiarisme biasanya terjadi akibat ketidakpahaman penulis tentang apa yang akan dituliskannya. Misalnya, seorang penulis akan membahas tentang bahasan sains mengenai Bumi. Nah, jika penulis tersebut tidak memahami sains Bumi, maka ia dengan mudah mengambil jalan pintas, yakni mencuri artikel sains milik orang lain.

Selain akan membuat tulisan menjadi lebih berbobot, sebuah pemahaman juga penting supaya kamu bisa menumpahkan ide dengan maksimal - tentunya dengan gaya bahasamu sendiri. Hal ini berlaku untuk semua jenis karya tulis, bahkan fiksi sekali pun!

Itu sebabnya, penting bagi seorang penulis untuk terus belajar dan jangan mudah untuk berpuas diri. Dengan memahami apa yang akan ditulis, secara tidak langsung seorang penulis juga memiliki ikatan emosional dengan apa yang ditulisnya.

Baca, baca, dan baca! Menjadi seorang penulis jangan malas untuk membaca. Hal ini sangat penting karena terkait dengan poin nomor tiga di atas. Biasanya, plagiarisme bisa terjadi karena seorang penulis malas untuk membaca. Nah, karena ia malas membaca maka ia tidak memiliki ide sama sekali mengenai tulisannya.

Lantas, tulisan-tulisan apa saja yang harus dibaca? Semuanya alias tidak ada batasan. Kamu bisa membaca berbagai macam jenis tulisan, mulai dari berita terkini, sains, teknologi, motivasi, review film dan game, novel, cerpen, puisi, dan lain sebagainya selama itu bisa dibaca.

Uniknya, biasanya jika seseorang rajin membaca, maka ia juga rajin menulis. Hal ini membuktikan bahwa membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. So, ingin bebas dari plagiarisme? Jangan malas membaca!

Setiap penulis pasti memiliki gaya bahasanya masing-masing. Nah, jika ingin menjadi seorang penulis yang baik dan jauh dari plagiat, kamu wajib untuk menemukan karakter dari gaya bahasamu sendiri. Secara dasar, gaya bahasa juga menjadi salah satu pembeda antara penulis yang satu dengan yang lainnya.

Bagaimana caranya? Sering-seringlah menulis dan coba kumpulkan semua tulisanmu. Lalu, pelajari secara perlahan dan baca secara teliti tulisan tersebut. Lakukan hal ini secara berulang-ulang sampai kamu menemukan sebuah pakem di mana kamu akan merasa cocok dengan sebuah karakter yang membentuk rangkaian tulisanmu itu.

Ingat ya, gaya bahasa itu layaknya DNA dalam sebuah tulisan. Ia tidak akan bisa ditiru oleh siapa pun karena DNA itu hanya milikmu. Gaya bahasa juga bisa dijadikan pembatas agar tulisanmu tidak keluar jalur dan terserempet plagiarisme.

Jika kamu menulis mengenai hal-hal yang bersinggungan dengan sains, medis, berita, olah raga, dan fakta, biasanya sumber menjadi hal mutlak sebagai pertanggungjawaban penulis terhadap karya tulisnya. Nah, sumber-sumber tersebut bisa saja sulit untuk dipahami sehingga memancing penulis untuk melakukan sedikit plagiarisme.

Sebelumnya perlu diingat bahwa bentuk plagiarisme tidak mengenal derajat tinggi atau rendah. Jika ada satu atau dua kalimat sama persis dengan tulisan lain, itu sudah dianggap sebagai plagiarisme. Jadi, memahami substansi akan sebuah sumber referensi adalah sebuah keharusan bagi penulis profesional.

Bagaimana caranya? Coba kamu baca dari paragraf ke paragraf. Lalu, ambil intisari dari paragraf itu dan kembangkanlah sesuai dengan gaya bahasamu sendiri. Awalnya mungkin akan terasa sulit, mengingat sumber referensi sering menggunakan bahasa asing. Tapi, jika kamu bisa lakukan berulang-ulang sambil terus belajar, memahami sumber referensi tidak lagi menjadi kemustahilan.

Jika enam tips di atas sudah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah menjadikan menulis sebagai gairah atau hobi. Jika memang kamu tidak suka menulis, maka jangan menulis. Mungkin kamu lebih memiliki minat dan hobi di bidang lainnya.

Faktanya, meskipun terlihat mudah dan sederhana, ternyata menulis itu tidak semudah yang terlihat. Penulis dituntut untuk terus belajar dan tidak mengulang kesalahan yang sama berulang kali. Lagi, penulis dituntut untuk selalu memiliki ide-ide orisinal yang bisa ia tumpahkan dalam karya tulisnya.

So, jangan jadikan menulis sebagai sebuah keterpaksaan. Melainkan, buatlah itu sebagai bentuk gairah dan hobi yang bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Dengan begini, kamu bisa membuat artikel dan karya tulis berkualitas tanpa tersandung masalah plagiarisme.

Itulah beberapa tips sederhana bagaimana cara membuat karya tulis berkualitas bebas plagiat. Cukup mudah, bukan? Yuk, tetap semangat menulis dan hargai karya tulis orang lain.