Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Material Rumah Alternatif yang Ramah Lingkungan

ilustrasi membangun rumah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Memiliki rumah sendiri memang impian semua orang. Banyak orang yang bercita-cita suatu hari nanti mereka akan membangun rumah impian mereka sendiri. Sayangnya, banyak faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun rumah, mulai dari model dan desain, fondasi, lokasi, saluran air dan listrik, serta bahan-bahan material yang digunakan.

Dewasa ini, sudah semakin banyak orang yang sadar akan masalah lingkungan sehingga mereka mulai memikirkan jejak karbon mereka dan beralih kepada material-material yang lebih ramah lingkungan dibanding material konvensional untuk kebutuhan membangun rumah.

Meski saat ini material alternatif belum cukup populer di Indonesia, berikut ini adalah beberapa material alternatif yang bisa jadi pertimbangan saat membangun rumah impian kamu. Simak ulasannya berikut ini, yuk!

1. Cob (campuran pasir, tanah liat, dan jerami)

ilustrasi pembuatan material cob (theyearofmud.com)

Cob adalah material bangunan kuno yang terbuat dari bahan-bahan natural. Konsistensinya terdiri dari 35% pasir, 35% tanah liat dan jerami, serta 30% kerikil halus. Disebabkan bahan-bahan alami yang terkandung di dalamnya, material cob dianggap material bangunan yang ramah lingkungan. Penggunaan cob juga bisa dikombinasikan dengan beberapa material daur ulang lain seperti botol-botol kaca. 

Agar terhindar dari kerusakan akibat cuaca, fondasi atap rumah harus dibuat sedikit lebih luas agar dapat melindungi material cob. Meski begitu, cob yang benar-benar kering akan tahan cukup lama walau terguyur hujan. Kamu juga bisa mengaplikasikan plester jika ingin permukaan dinding yang terbuat dari cob terlihat lebih halus dan tahan lama.

2. Bambu

ilustrasi lantai berbahan bambu (thespruce.com)

Di Indonesia, material bambu sudah dipakai sejak zaman dahulu, yakni sebagai dinding rumah dari anyaman bambu atau dikenal juga dengan bilik. Saat ini, bambu telah digunakan sebagai bahan baku berbagai bagian rumah seperti lantai, fondasi, dan atap rumah. Bambu juga dapat digunakan sebagai material jembatan, perancah bangunan, dan pagar.

Perlu diingat bahwa bambu memiliki beberapa kekurangan. di antaranya adalah karakteristik bambu yang menyusut saat konsistensi air di dalamnya berkurang. Selain itu, bambu juga rawan rusak akibat serangga dan jamur.

3. Batako dari plastik daur ulang

potret Ovy Sabrina dan Novita Tan dengan hasil inovasi batako berbahan limbah plastik (channelnewsasia.com)

Batako adalah material bahan pembuatan dinding rumah yang biasanya terdiri dari campuran pasir, semen, dan kapur putih. Namun, belakangan sedang populer sebuah inovasi yang menghasilkan batako dari limbah plastik yang telah dihaluskan.

Dilansir dari France24, dua perempuan asal Jakarta bernama Ovy Sabrina dan Novita Tan adalah inovator dibalik batako berbahan limbah plastik ini. Mereka terinspirasi berkat keprihatinan mereka setelah mengetahui bahwa Indonesia berada di peringkat kedua sebagai penghasil limbah plastik terbesar setelah China.

Hingga saat ini, inovasi batako berbahan limbah plastik telah hadir di beberapa daerah selain Jakarta, seperti di Cianjur, Jawa Barat, dan di Korawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

4. Cork

ilustrasi material cork (teka.com)

Bahan yang satu ini memang masih asing di Indonesia. Cork atau gabus adalah bahan material yang terbuat dari lapisan batang kayu ek yang ditanam di daerah Mediterania Selatan yang lalu dikuliti pada bulan Mei sampai Agustus. Cork lebih populer dipakai sebagai bahan dari tutup wine dan bulletin board. Padahal, cork sangat ramah lingkungan, lho! Baik dari proses panen, produksi, hingga penggunaannya.

Cork memiliki daya hantar rendah terhadap panas, suara, getaran, serta tahan api. Selain itu, sifat cork yang kedap, ringan, dan elastis sangat cocok untuk dijadikan insulasi.

5. Kayu dan besi bekas pakai

ilustrasi hunian dengan kayu bekas pakai (houzz.in)

Untuk material yang satu ini memang lebih menantang dalam penggunaannya. Bagi kamu yang ingin menggunakan kayu dan besi bekas sebagai bahan material rumah baru, kamu perlu melakukan proses yang cukup panjang demi mendapatkan hasil yang bagus.

Langkah awal yang dilakukan adalah mengumpulkan material kayu atau besi bekas pakai yang masih layak digunakan. Setelah itu, kamu perlu memahami karakteristik bahan yang kamu temukan. Selanjutnya adalah proses pengolahan, pemasangan, dan perawatan. Jika dilakukan dengan baik, material bekas, seperti kayu dan besi, bisa menghasilkan hunian yang nyaman dan estetik.

Agar hasilnya maksimal, kamu perlu melakukan riset mendalam dan ada baiknya berkonsultasi pada kontraktor atau arsitek dalam membangun hunian dengan material alternatif yang ramah lingkungan. Kamu juga perlu memperhatikan karakteristik masing-masing material lebih lanjut. Semoga bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us