Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi musim gugur di Jepang (pixabay.com/kanenori)
ilustrasi musim gugur di Jepang (pixabay.com/kanenori)

Ketika transisi musim panas ke musim gugur, suhu udara di Jepang perlahan akan lebih dingin. Cuaca relatif bersahabat untuk melakukan aktivitas di luar ruangan, termasuk menyaksikan dedaunan yang berubah warna. Sejumlah tanaman yang mulanya berdaun hijau akan berubah warna menjadi kuning, oranye, dan merah.

Salah satu tanaman yang identik dengan musim gugur di Jepang adalah momiji atau maple. Tanaman tersebut merupakan lambang semangat dan suasana musim gugur. Namun, tidak hanya maple, beberapa tanaman lain juga akan berubah menjadi merah. Kira-kira tanaman apa saja? Berikut ini daftarnya.

1. Maple (momiji)

ilustrasi daun maple (pixabay.com/heungsoon)

Orang Jepang secara umum menyebut pohon maple yang daunnya berubah menjadi merah dengan momiji. Perlu kamu tahu bahwa beberapa jenis maple berubah menjadi kuning dan cokelat muda, bukan merah. Lebih spesifik lagi, maple di Jepang yang daunnya berubah warna menjadi merah antara lain irohamomiji, yamamomiji, dan o-momiji.

Irohamomiji merupakan jenis paling umum ditemukan di Honshu barat, dari Fukushima hingga Shikoku dan Kyusu. Pohonnya relatif kecil, biasanya tumbuh maksimum 10 meter. Daunnya terbagi menjadi tiga hingga tujuh bagian dan berdiameter sekitar 5 cm.

Kemudian ada yamamomiji yang daunnya lebih lebar, berdiameter sekitar 8 cm. Jenis maple ini sering ditemukan di Honshu timur, Hokkaido, dan daerah lain yang bersalju tebal. Variasi suhu yang lebih tinggi di daerah tersebut membuat daunnya semakin berwarna cerah.

Sedangkan o-momiji daunnya paling lebar di antara ketiganya, mencapai 10 cm. Mudah ditandai dengan tepi daunnya yang bergerigi. Maple jenis ini paling umum ditemukan di sekitar Pantai Pasifik.

2. Chinese tallow (nankinhaze)

ilustrasi tanaman Chinese tallow (photo-ac.com/yoshikappa)

Tanaman lainnya yang membuat musim gugur di Jepang makin menarik adalah Chinese tallow atau nankinhaze. Ada pula yang menyebutnya sebagai pohon popcorn karena bijinya seperti popcorn. Pohon ini termasuk tanaman hias dengan daun berbentuk hati dan akan berubah menjadi merah tua saat musim gugur tiba.

Biji Chinese tallow sering dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak stillingia yang dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif. Tidak hanya itu, lapisan lilin pada bijinya dapat digunakan untuk membuat sabun dan lilin. Sayangnya, bijinya mudah menyebar dan tumbuh di tempat lembap, lahan basah, serta padang rumput pesisir yang dapat membuatnya menjadi tanaman invasif.

3. Flowering dogwood (hanamizuki)

ilustrasi tanaman flower dogwood (photo-ac.com/mie06)

Flowering dogwood atau secara umum disebut sebagai dogwood merupakan pohon hias berukuran kecil hingga sedang. Tanaman ini akan berbunga sebelum daunnya muncul pada awal musim semi, warnanya putih, merah muda, atau merah yang mencolok. Kemudian, saat musim panas daunnya berubah hijau tua dan menjadi merah kecokelatan di musim gugur.

Tanaman asli Amerika tersebut sensitif terhadap kondisi lingkungan yang buruk, seperti kadar garam dan polusi jalan. Tanah asam, lembap, dan drainase baik adalah tempat tumbuh paling baik untuk flowering dogwood. Kamu dapat menjumpainya di sekitar tepi sungai atau aliran air.

4. Japanese rowan (nanakamado)

ilustrasi tanaman Japanese rowan (commons.wikimedia.org/Nova)

Berbeda dari tanaman sebelumnya, Japanese rowan termasuk semak tinggi atau shrub yang dapat tumbuh mencapai 9–12 meter. Tanaman dengan nama ilmiah Sorbus commixta Dodong itu akan berbunga saat musim semi, kemudian menghasilkan buah berwarna merah cerah dan putih.

Daunnya yang berubah menjadi oranye merah menyala saat musim gugur menginspirasi nama Olympiad Flame. Tidak hanya itu, profil yang rapi dan ramping membuatnya cocok sebagai tanaman hias untuk memperindah lanskap perkotaan, seperti di tepi jalan raya atau taman kota. Selain keindahannya, sebagian masyarakat Jepang juga menjadikan sebagai jimat keberuntungan.

5. Kochia

ilustrasi tanaman kochia (pixabay.com/shanghaistoneman)

Satu lagi tanaman yang daunnya berubah menjadi merah saat musim gugur di Jepang, yaitu kochia. Famili Amaranthaceae atau bayam-bayaman ini termasuk tanaman tahunan yang akan mati setelah akhir musim gugur. Kemudian tanaman baru akan tumbuh dari bijinya ketika musim semi tiba.

Meski umumnya sebagai tanaman hias, tapi daun kochia dapat dimakan setelah dimasak, rasanya sangat asin. Bijinya atau tonburi bertekstur mirip kaviar, bahkan disebut kaviar darat dapat dijadikan hiasan. Selain untuk hiasan, bijinya juga bisa dimakan setelah dikeringkan, direbus, dan direndam dalam air dingin seharian.

Kelima tanaman tersebut membuat musim gugur di Jepang semakin indah dengan daunnya yang berubah kemerahan. Tidak terbatas pada pohon maple, tapi juga tanaman hias lain yang berubah warna sesuai dengan musim. Kamu bisa menjumpai semua tanaman tersebut di daerah perbukitan, pegunungan, maupun tepi sungai yang tersebar di Jepang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team