Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Mukena adalah sehelai pakaian khusus yang digunakan oleh perempuan muslim saat melaksanakan ibadah salat atau shalat. Pakaian ini memiliki desain khusus yang menutupi seluruh tubuh, mencakup kepala, tubuh, hingga kaki, agar sesuai dengan tuntunan syariat Islam yang menekankan pada kesopanan dan kehormatan dalam beribadah. Sebagai salah satu perlengkapan ibadah dalam Islam, memerlukan perhatian khusus dalam hal kebersihan. Namun, di tengah kepadatan rutinitas, seringkali kita lupa untuk mencucinya. Berikut 5 akibatnya jika kita jarang mencuci mukena.
1. Banyak kotoran dan noda
ilustrasi kain mukena putih (pexel.com/ Skylar Kang) Jika mukena jarang dicuci, debu dan kotoran sehari-hari dapat menempel pada serat-serat mukena. Mukena yang jarang dicuci tidak hanya mengganggu estetika, tetapi juga mengurangi kebersihannya. Begitu pula dengan noda-noda yang mungkin muncul akibat percikan air wudhu, sisa makanan, atau bahan lainnya yang dapat menimbulkan bercak yang sulit dihilangkan. Keberadaan kotoran dan noda ini tidak hanya mengganggu tampilan mukena, tetapi juga dapat menciptakan rasa tidak nyaman dan mengganggu fokus ibadah ketika dipakai.
2. Bau tidak sedap
ilustrasi wanita sedang sholat (pexel.com/Didno Didno) Kebiasaan jarang mencuci mukena tidak hanya memberikan dampak pada penumpukan kotoran dan noda, tetapi juga dapat mengakibatkan mukena mengeluarkan bau tidak sedap. Penggunaan mukena selama ibadah, yang seringkali melibatkan berbagai gerakan dan kontak dengan tubuh, dapat menyebabkan penumpukan keringat, minyak kulit, dan bakteri pada serat mukena. Jika mukena tidak dicuci secara teratur, kelembaban yang terperangkap di dalamnya menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan bakteri yang menghasilkan aroma tidak menyenangkan.
Baca Juga: Toko Ini Dapat Penghargaan Shopee Super Awards 2023 karena Jual Mukena
3. Pertumbuhan bakteri dan jamur
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi perempuan sedang salat (pexels.com/Thirdman) Ketika mukena jarang dicuci, terbuka peluang untuk pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat berdampak pada kesehatan dan kenyamanan pengguna. Kelembaban yang terjaga di dalam serat mukena menjadi lingkungan yang ideal bagi perkembangan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Bakteri dapat menyebabkan iritasi kulit dan bahkan infeksi, sementara pertumbuhan jamur dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Bagi individu yang memiliki sensitivitas kulit atau alergi, risiko ini dapat menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, mencuci mukena secara teratur bukan hanya tentang kebersihan visual, tetapi juga mengenai menjaga kebersihan fungsional dan kesehatan.
4. Menurunnya kualitas material
ilustrasi kain mukena (pexel.com/Davis Vidal) Mukena biasanya terbuat dari bahan kain ringan seperti katun, dapat mengalami penurunan kualitas material jika tidak dirawat dengan baik. Kotoran, debu, dan noda yang menumpuk pada serat kain dapat merusak struktur dan tekstur mukena seiring waktu. Selain itu, kelembaban yang terjaga karena jarang dicuci dapat menyebabkan serat kain menjadi rapuh atau bahkan mengalami perubahan warna yang tidak diinginkan. Hal ini tidak hanya memengaruhi estetika mukena, tetapi juga dapat mengurangi daya tahan dan umur pakainya.