TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejak Zaman Dahulu, 9 Budaya Ini Berkonsep Ramah Lingkungan

Nomor 4 dan 5 udah langka banget, nih!

ilustrasi pedagang yang ramah lingkungan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Tak dapat dipungkiri, semakin bergantinya zaman dan berkembangnya teknologi, penggunaan bahan-bahan alami semakin berkurang karena manusia lebih menyukai sesuatu yang instan. Produk-produk instan memang mempunyai banyak keunggulan namun banyak produk instan yang tak lepas dari penggunaan bahan kimia sintetik.

Walaupun zaman dahulu edukasi tentang pengelolaan sampah masih kurang, namun banyak budaya dari zaman dahulu yang bagus untuk kelestarian lingkungan dan bumi kita, loh. Ada beberapa budaya yang masih bertahan hingga sekarang. Penasaran seperti apa kebiasaan unik zaman dahulu yang ramah lingkungan? Simak artikel ini sampai selesai, yuk! 

1. Menggunakan lerak sebagai deterjen alami

ilustrasi lerak (greenmatters.com/Stephanie Osmanski)

Kalian pasti sudah tidak asing dengan penggunaan lerak sebagai detergent alami. Budaya dari zaman dahulu ini mulai digaungkan kembali semenjak orang-orang zaman sekarang mulai menerapkan gaya hidup less waste.

Kebiasaan baik ini memang patut dilestarikan ya, Guys! Apakah kamu terbiasa menggunakan lerak juga? Patut diacungi jempol, nih!

2. Menggunakan tawas sebagai deodorant alami

ilustrasi tawas (haibunda.com/Annisa Karnesyia)

Seperti halnya lerak, tawas kini mulai kembali eksis setelah sempat kehilangan pamornya semenjak bermunculan deodorant-deodorant kimia sintetik yang punya banyak fungsi. Untuk kamu yang cenderung punya kulit ketiak sensitif, tawas cocok buat kamu.

Tak hanya ramah lingkungan, tawas juga ramah di kantong karena sangat awet dan murah. Aman di kulit, di kantong, dan di lingkungan deh, Guys!

3. Menggunakan loofah dan sabut kelapa sebagai pengganti spons cuci piring

ilustrasi loofah (pixabay.com/Juhele)

Kita belajar memanfaatkan limbah dari penggunaan loofah dan sabut kelapa yang merupakan limbah namun bisa dipakai lagi sebagai pengganti spons pencuci piring yang saat ini pada umumnya terbuat dari bahan kimia sintetik. Walaupun bukan produk canggih, kedua benda ini ampuh untuk membersihkan peralatan makan secara efektif.

Cukup awet juga penggunaannya. Setelah fungsinya menurun, kamu tak perlu khawatir membuangnya karena tak akan mencemari lingkungan.

Baca Juga: 5 Alasan Beralih Gunakan Pembalut Reusable, Cintai Bumi!

4. Kain perca sebagai menstrual pad

ilustrasi pemotongan kain perca (pexels.com/cottonbro)

Tahukah kamu? Sebelum ada pembalut komersial, orang-orang zaman dahulu menggunakan kain perca sebagai pembalut loh! Kalau dipikir-pikir, lebih ramah lingkungan, ya!

Namun sekarang dikembangkan lagi agar fungsinya bisa bersaing dengan produk pembalut komersial pada umumnya. Yakni pembalut kain yang anti bocor alias menstrual pads. Ingin lebih hemat? kalian bisa menggunakan menstrual cup yang jauh lebih awet.

5. Pernah lihat alat makan dari daun pisang?

ilustrasi daun pisang sebagai peralatan makan (pexels.com/Saveurs Secretes)

Orang-orang zaman dahulu terbiasa makan menggunakan tangan tetapi ada juga yang menggunakan daun pisang sebagai sendok. Caranya dengan melipatnya hingga berbentuk persegi panjang dan mencubit serta melipat di bagian belakang sebagai gagang sendok.

Unik juga, ya! Mau mencobanya? Bikin makanan wangi juga, loh!

6. Memberikan pakaian bekas kepada anak ataupun saudara

ilustrasi berbagi baju bekas (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Kebiasaan ini bisa mengurangi limbah tekstil yang merupakan salah satu limbah terbanyak di bumi! Ada yang masih melestarikan budaya ini?

Sekarang bahkan ada yang menjadikan ini sebagai ladang usaha loh, yap benar, Thrift Shop! Tak hanya itu, sekarang ada toko berkonsep ramah lingkungan yang memfasilitasi penukaran baju sehingga kamu bisa menukar bajumu dengan baju yang ada di toko tersebut.

Yang terpenting pakaian masih layak digunakan dan dicuci lagi hingga benar-benar bersih, ya! Kamu juga bisa menggunakan disinfectant kain agar benar-benar bebas kuman.

7. Jerami padi sebagai shampoo alami

ilustrasi jerami padi (pexels.com/DoDo PHANTHAMALY)

Kebiasaan ini terbukti bagus dan efektif untuk kesehatan rambut dan kulit kepala hingga bahan ini masih sering digunakan sebagai bahan shampoo alami komersial. Pada zaman dahulu, penggunaannya tak sepraktis sekarang.

Caranya yakni dengan membakar merang atau jerami padi hingga menjadi abu, kemudian direndam dalam air yang telah disiapkan pada wadah logam. Kemudian diaduk dan disaring dengan menggunakan kain.

Air hasil penyaringan kemudian digunakan untuk keramas. Air ini bisa menghasilkan busa jika kepala kita bersih, loh! Ternyata setelah dilakukan penelitian, jerami padi bisa menjadi foaming agent yang menggantikan SLS, yang mana SLS ini yang berbahaya untuk lingkungan namun banyak terdapat pada produk pembersih. Keren juga, ya!

8. Kemasan makanan dari dedaunan dan anyaman bambu

ilustrasi makanan dengan kemasan alami (pexels.com/More Amore)

Ini adalah salah satu budaya yang masih bertahan hingga sekarang. Selain menjadi kemasan, bahan-bahan ini juga bisa menambahkan aroma khas alami yang bagus untuk produk makanan maupun untuk kesehatan.

Dedaunan yang biasa digunakan yakni daun pisang, daun kelapa (janur), ataupun daun jati. Kalau dikemas dengan bahan-bahan ini, dijamin bikin naikin nafsu makan karena wanginya enak banget!

Writer

Silvia Fatma Intan Aryuni

Menulis untuk berbagi 🌱 Sarjana Ilmu dan Teknologi Pangan yang suka seni, less waste living, dan K-Pop.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya