Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Art & Bali 2025: Festival Seni Penghubung Budaya dan Teknologi

WhatsApp Image 2025-09-13 at 15.01.55_9256efdb.jpg
Press Conference Pembukaan Art & Bali 2025 di Labyrinth Creative Compound, Nuanu City, Bali. 12 September 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)
Intinya sih...
  • Konsep festival, bukan sekadar pameranBerbeda dengan art fair pada umumnya, Art & Bali lahir dengan semangat festival. Formatnya dirancang inklusif untuk semua orang.
  • Representasi seniman IndonesiaArt & Bali mengangkat karya seniman Indonesia ke panggung global. Mayoritas exhibitors berasal dari Indonesia, khususnya Bali.
  • Seni tradisional bertemu teknologi baruArt & Bali menampilkan beragam bentuk seni dalam satu ruang, menyatukan tradisi dengan inovasi seperti karya Trokomod dari Heri Dono.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bali, IDN Times - Pulau Bali kembali menegaskan dirinya sebagai episentrum kreativitas dunia dengan hadirnya pameran seni Art & Bali yang berlangsung pada 12–14 September 2025 di Nuanu City. Lebih dari sekadar art fair, acara ini dirancang sebagai festival seni multidimensi yang merayakan pertemuan antara budaya lokal, karya kontemporer, hingga teknologi mutakhir.

Sejak awal, Art & Bali digagas bukan hanya untuk menampilkan karya seni, tetapi juga membangun jembatan antara seniman, komunitas, dan pengunjung dari berbagai latar belakang. Seperti disampaikan oleh Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City, “The first art fair untuk Nuanu. Buat kami, Art & Bali, kalau ditanya kenapa sekarang, ketika dibesarkan akan bisa menjadi alasan orang datang ke Bali dan melihat betapa amazing-nya Bali,” katanya dalam Press Conference Pembukaan Art & Bali 2025 di Labyrinth Creative Compound, Nuanu City, Bali, pada Jumat (12/9/2025).

1. Konsep festival, bukan sekadar pameran

WhatsApp Image 2025-09-13 at 15.01.54_e3ea45ae.jpg
Press Conference Pembukaan Art & Bali 2025 di Labyrinth Creative Compound, Nuanu City, Bali. 12 September 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Berbeda dengan art fair pada umumnya, Art & Bali lahir dengan semangat festival. Director Art & Bali, Kelsang Dolma, menegaskan bahwa formatnya dirancang inklusif.

There’s no formula for what an art fair in Bali should look like. Jadi, berbicara soal formula, kami ingin bikin art fair dengan konsep festival, munculnya dengan ide itu. An art fair that feels like a festival, ada space untuk semua orang.”

Dengan pendekatan ini, Art & Bali menjadi ruang pertemuan bagi seniman, kolektor, wisatawan, hingga masyarakat umum yang ingin merasakan seni dalam bentuk yang menyenangkan sekaligus bermakna.

2. Representasi seniman Indonesia

WhatsApp Image 2025-09-13 at 15.01.55_a17f9ab7.jpg
Press Conference Pembukaan Art & Bali 2025 di Labyrinth Creative Compound, Nuanu City, Bali. 12 September 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Salah satu fokus utama Art & Bali adalah mengangkat karya seniman Indonesia ke panggung global. Dari 17 exhibitors dari 5 negara; Indonesia, Singapura, Korea, Jepang, dan Spanyol, mayoritas berasal dari Indonesia, khususnya Bali. Beberapa galeri bahkan telah berdiri lebih dari dua dekade dan tetap konsisten menghadirkan karya berkualitas. Hal ini sejalan dengan visi penyelenggara untuk memberi ruang pada komunitas seni lokal.

Indonesian art belum direpresentasikan secara global padahal banyak komunitas artisan. Kami ingin membantu dengan membawa international guest, connection, dan menjadikan Nuanu tempat engage Indonesia culture and artist,” jelas Lev Kroll.

3. Seni tradisional bertemu teknologi baru

WhatsApp Image 2025-09-13 at 15.01.54_a668f303.jpg
Press Conference Pembukaan Art & Bali 2025 di Labyrinth Creative Compound, Nuanu City, Bali. 12 September 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Art & Bali tidak membatasi diri pada satu bentuk ekspresi. Dari seni rupa, seni pertunjukan, seni media baru, hingga praktik kontemporer, semua ditampilkan dalam satu ruang. Pengunjung bisa menemukan dialog menarik antara old and new, handmade and digital, human and machine.

Salah satu karya yang menarik perhatian adalah Trokomod dari seniman ternama Heri Dono, yang dipamerkan di Nuanu sebagai bagian dari acara. Kehadiran karya ini mempertegas posisi Art & Bali sebagai wadah yang menyatukan tradisi dengan inovasi. Terlebih, Nuanu juga ditunjukkan sebagai host untuk penempatan karya tersebut hingga 5 tahun ke depan.

4. Menjadi jembatan budaya dan wisata

WhatsApp Image 2025-09-13 at 15.01.55_64192bb9.jpg
Press Conference Pembukaan Art & Bali 2025 di Labyrinth Creative Compound, Nuanu City, Bali. 12 September 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Lebih dari sekadar ajang seni, Art & Bali diharapkan menjadi jembatan antara seniman, turis, dan komunitas internasional. Dengan format festival, acara ini memungkinkan pengunjung tidak hanya melihat karya seni, tetapi juga berinteraksi, berdiskusi, dan bahkan membawa pulang karya yang mereka sukai. Dolma, menekankan filosofi penyatuan perspektif yang menjadi landasan acara ini.

“Kita ingin jadi jembatan, immerse into work that moves between different ways of seeing. Logo dari Art & Bali sendiri merupakan simbol art yang merujuk pada jalak Bali,” tegasnya.

5. Ruang inklusif untuk semua orang

WhatsApp Image 2025-09-13 at 15.01.54_c6a57dd9.jpg
Press Conference Pembukaan Art & Bali 2025 di Labyrinth Creative Compound, Nuanu City, Bali. 12 September 2025. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Tak hanya menampilkan galeri, daftar peserta yang disebut sebagai exhibitors list juga mencakup kolektor dan individu yang berperan aktif dalam dunia seni. Hal ini menunjukkan bahwa Art & Bali adalah ruang inklusif yang membuka peluang keterlibatan lebih luas, bukan hanya terbatas pada seniman atau institusi seni besar.

Dengan menghadirkan beragam bentuk karya dan pengalaman, Art & Bali menumbuhkan atmosfer bahwa seni adalah milik semua orang, tanpa batas. Pameran Art & Bali di Nuanu City berlangsung pada 12–14 September 2025, diharapkan menjadi tonggak penting bagi dunia seni Indonesia.

Dengan menghadirkan seniman lokal dan internasional, menggabungkan tradisi dan teknologi, serta menawarkan konsep festival yang inklusif, acara ini menjanjikan pengalaman berbeda bagi siapa saja yang hadir. Seperti kupu-kupu yang menjadi simbol kebebasan dan transformasi, Art & Bali menghadirkan energi baru untuk menjadikan Bali bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga pusat apresiasi seni global.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us

Latest in Life

See More

5 MBTI yang Paling Cocok Dikasih Hadiah Tanaman Hias Cantik

13 Sep 2025, 18:15 WIBLife