5 Cara Mengetahui Kualitas Air di Rumah sebelum Pasang Filter

- Air bersih adalah kebutuhan utama, namun sulit untuk mengetahui kualitasnya secara kasat mata.
- Ada beberapa cara sederhana untuk mengetahui kualitas air di rumah, seperti observasi panca indera dan penggunaan test kit.
- Tes laboratorium juga bisa dilakukan untuk hasil yang lebih akurat, terutama jika tinggal di daerah rawan pencemaran atau ingin memasang sistem filter air.
Air bersih tentu jadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia sehari-hari. Namun, kebutuhan akan air bersih dan sehat gak selalu mudah didapatkan. Terkadang, air keran sekalipun meski kelihatannya bening, gak berbau, belum tentu aman. Faktanya, kualitas air gak bisa dinilai dari tampilannya saja. Ada banyak zat yang gak kasat mata tapi bisa berbahaya untuk kesehatan.
Mulai dari bakteri, logam berat, sampai kandungan bahan kimia berlebih. Sebelum buru-buru beli filter air mahal atau sistem penyaring canggih, sebenarnya kamu bisa mencari tahu kondisi air di rumahmu seperti apa. Jangan sampai kamu investasi besar untuk alat yang ternyata gak sesuai dengan masalah air yang kamu alami. Berikut lima cara mengetahui kualitas air di rumah!
1. Cek dengan panca indera

Langkah paling simpel dan bisa langsung kamu lakukan adalah observasi menggunakan panca indera. Air yang bagus seharusnya gak punya warna, bau, atau rasa yang aneh. Jadi, kalau air di rumahmu punya aroma seperti logam, tanah, atau bau kaporit menyengat, itu bisa jadi indikasi adanya kandungan zat kimia tertentu seperti klorin atau besi di dalam air.
Perhatikan juga warnanya, kalau warnanya kekuningan, bisa jadi air mengandung besi atau mangan. Kalau keruh, bisa menandakan adanya partikel lumpur atau mikroorganisme. Sementara rasa pahit atau anyir bisa jadi tanda air yang kontaminasi. Walaupun tes ini sangat subjektif, setidaknya kamu bisa tahu ada yang gak beres dari air di rumahmu.
2. Gunakan test kit air yang banyak dijual online

Kalau kamu ingin hasil yang lebih akurat tanpa ribet, coba beli test kit kualitas air yang kini gampang ditemukan secara online. Harganya bisa bervariasi, mulai dari puluhan ribu sampai ratusan ribu, tergantung jenis parameter yang bisa diuji. Biasanya, test kit ini bisa mendeteksi pH, kadar klorin, zat besi, tembaga, bahkan bakteri yang umum dijumpai.
Penggunaannya juga cukup praktis. Kamu tinggal ambil sampel air dari keran, masukkan ke dalam wadah atau strip test, tunggu beberapa detik, lalu cocokkan warnanya dengan panduan yang disediakan. Dari situ, kamu bisa tahu apakah air di rumahmu masih dalam batas aman untuk dikonsumsi atau sudah perlu menggunakan filter air.
3. Amati kondisi keran, wastafel, dan peralatan masak

Kadang air terlihat normal saja, tapi ternyata sudah meninggalkan jejak yang terlihat jika kamu peka. Coba cek bagian dalam keran, pancuran shower, atau wastafel di dapur dan kamar mandi. Apakah ada noda kuning, kerak putih, atau bekas karat? Kalau iya, bisa jadi itu efek dari kandungan mineral tinggi seperti kalsium dan magnesium bahkan logam berat.
Peralatan masak seperti panci dan ketel juga bisa jadi indikator. Kalau kamu sering menemukan kerak putih atau lapisan tipis seperti kapur, itu pertanda air mengandung kalsium tinggi. Kalau dibiarkan, hal ini gak cuma bikin alat masak cepat rusak, tapi juga berpotensi ganggu kesehatan kalau terus-terusan dikonsumsi.
4. Cek hasil laundry dan kondisi kulitmu

Air yang kualitasnya buruk juga bisa kamu rasakan lewat hal-hal kecil seperti hasil cucian atau kondisi kulitmu setelah mandi. Kalau baju putih kamu makin lama makin kekuningan, atau sabun dan deterjen susah berbusa, besar kemungkinan kamu sedang berurusan dengan air sadah atau memiliki mineral tinggi.
Kulit kering, gatal, dan rambut kusam setelah keramas juga bisa jadi sinyal dari air yang terlalu banyak zat kimia atau pH-nya gak seimbang. Hal-hal seperti ini yang sering diabaikan karena dikira biasa aja. Padahal bisa jadi sinyal alami bahwa air di rumahmu butuh pemasangan filter air.
5. Lakukan tes laboratorium untuk hasil lebih lengkap

Kalau kamu tinggal di daerah yang rawan pencemaran atau ingin hasil yang sangat akurat, tes laboratorium adalah opsi paling tepat. Kamu bisa kirimkan sampel air ke laboratorium lingkungan untuk diuji berbagai parameter, mulai dari mikrobiologi (seperti E.coli), logam berat, pestisida, hingga kadar klorin.
Memang butuh waktu dan biaya lebih, tapi ini cocok banget kalau kamu baru pindahan, tinggal dekat industri, atau ingin pasang sistem filter air di rumah. Dengan hasil lab, kamu bisa tahu secara detail apa saja yang ada dalam airmu, dan filter seperti apa yang benar-benar dibutuhkan sesuai kondisi air di rumahmu saat ini.
Mengetahui kualitas air di rumah adalah langkah awal sebelum memutuskan untuk memasang filter air. Kalau kamu gak tahu masalah pastinya, bisa jadi kamu salah beli filter air dan malah gak menyelesaikan masalah nantinya. Jadi, pastikan dulu sebelum membeli, ya!