8 Jenis Pot Tanaman Hias Beserta Plus Minusnya

- Pot tanah liat (terracotta) ideal untuk tanaman yang tidak suka lingkungan terlalu lembap
- Pot keramik cocok untuk tanaman tropis yang butuh kelembapan stabil
- Pot plastik ringan dan terjangkau, cocok untuk indoor maupun outdoor
Menata tanaman hias di rumah memang menyenangkan, tapi sering kali kita lupa satu elemen penting: pot tanaman. Padahal, jenis pot yang kamu pilih bisa memengaruhi kesehatan tanaman, tampilan ruangan, hingga seberapa mudah perawatannya. Nggak semua pot cocok untuk semua jenis tanaman, dan tiap bahan punya karakteristik unik yang perlu dipertimbangkan.
Buat kamu yang sedang bingung memilih pot terbaik, artikel ini akan membahas delapan jenis pot tanaman hias beserta plus minusnya. Dari pot tanah liat yang klasik hingga pot self-watering yang super praktis, semuanya dibahas tuntas agar kamu bisa memilih pot yang tepat, bukan sekadar cantik dipandang tapi juga fungsional untuk tanaman kesayanganmu.
1. Pot tanah liat (terracotta)

Pot tanah liat adalah salah satu jenis pot paling klasik yang banyak disukai karena tampilannya yang natural dan warna oranye kecokelatan khasnya. Pot ini biasanya terbuat dari tanah liat yang dibakar, sehingga memberikan nuansa alami dan cocok banget untuk kamu yang ingin menghadirkan kesan rustic atau tradisional di rumah. Selain itu, tampilannya menyatu dengan warna hijau tanaman, menciptakan kesan sejuk yang khas.
Salah satu keunggulan utama dari pot tanah liat adalah kemampuannya menyerap air. Ini membuat akar tanaman tidak mudah busuk karena kelembapan berlebih. Pot jenis ini sangat ideal untuk tanaman yang tidak suka lingkungan terlalu lembap seperti sukulen dan kaktus. Namun, pot ini cukup rapuh dan mudah pecah jika terjatuh. Selain itu, air cepat menguap melalui pori-porinya, jadi kamu harus lebih rutin menyiram agar tanaman tidak cepat kering.
2. Pot keramik

Pot keramik dikenal dengan tampilannya yang mengilap dan elegan. Lapisan glasir di bagian luarnya membuat pot ini tampak mewah dan sangat cocok untuk mempercantik ruangan, apalagi jika kamu suka memadukan unsur estetika dalam interior rumah. Pilihan warnanya juga sangat bervariasi, jadi kamu bisa lebih mudah menyesuaikannya dengan tema dekorasi.
Pot ini tidak menyerap air seperti tanah liat, sehingga kelembapan tanah bisa bertahan lebih lama—cocok untuk tanaman tropis yang butuh kelembapan stabil. Selain itu, pot keramik umumnya cukup kuat dan awet. Tapi ada catatannya: pot ini biasanya lebih berat dan harganya relatif mahal. Jika tidak memiliki lubang drainase, pot keramik juga bisa membuat akar tanaman tergenang dan rentan busuk, jadi pastikan kamu mengeceknya sebelum membeli.
3. Pot plastik

Kalau kamu mencari pot yang ringan dan terjangkau, pot plastik bisa jadi pilihan utama. Pot ini sangat umum digunakan karena tersedia dalam berbagai ukuran, warna, dan bentuk, memudahkan kamu untuk menyesuaikannya dengan selera dan kebutuhan ruang. Pot plastik juga mudah ditemukan dan bisa digunakan baik untuk indoor maupun outdoor.
Keunggulan utamanya adalah sifatnya yang tidak menyerap air, sehingga tanah di dalam pot tetap lembap lebih lama. Hal ini menguntungkan kalau kamu tipe yang sering lupa menyiram tanaman. Namun, pot plastik tidak bisa “bernapas” seperti pot tanah liat, jadi sirkulasi udara untuk akar kurang optimal. Selain itu, bahan plastik mudah rusak kalau terpapar panas matahari terus-menerus, warnanya bisa pudar dan materialnya menjadi rapuh seiring waktu.
4. Pot logam

Pot logam punya tampilan yang unik dan sering kali dipilih untuk menonjolkan gaya dekorasi industrial atau rustic. Umumnya terbuat dari seng atau besi, pot jenis ini biasanya digunakan sebagai cache pot atau pot luar untuk menambah estetika ruangan. Tampilannya yang tegas dan sedikit vintage membuat tanaman terlihat lebih menonjol.
Kelebihan utamanya adalah ketahanannya terhadap benturan. Pot logam tidak mudah pecah atau retak seperti pot keramik atau tanah liat. Tapi kamu harus hati-hati karena logam bisa menghantarkan panas dengan cepat, membuat akar tanaman bisa kepanasan terutama saat diletakkan di bawah sinar matahari langsung. Selain itu, pot logam rentan berkarat jika terus-menerus terkena air, jadi sebaiknya digunakan di area indoor atau dikombinasikan dengan pot dalam berbahan plastik.
5. Pot semen atau beton

Kalau kamu ingin pot yang kuat, stabil, dan tahan banting, pot semen atau beton adalah jawabannya. Pot ini punya tampilan minimalis yang cocok untuk rumah bergaya modern atau industrial. Warna abu-abu dan teksturnya yang kasar justru memberikan daya tarik tersendiri, terutama saat dipadukan dengan tanaman besar.
Keunggulan pot beton adalah kekokohannya yakni tidak mudah tumbang meskipun digunakan untuk tanaman tinggi atau berdaun lebar. Selain itu, pot ini juga tahan lama dan tidak mudah rusak oleh cuaca. Sayangnya, pot beton sangat berat, jadi cukup merepotkan kalau kamu ingin sering memindahkan posisi tanaman. Selain itu, material ini bisa menyerap air terlalu cepat jika tidak dilapisi bagian dalamnya, yang bisa membuat tanah cepat kering.
6. Pot anyaman atau rotan

Pot dari bahan rotan atau anyaman bambu membawa nuansa alami yang hangat ke dalam ruangan. Biasanya digunakan sebagai outer pot untuk membungkus pot plastik atau tanah liat, jenis pot ini sangat cocok untuk gaya dekorasi bohemian, tropis, atau skandinavia. Teksturnya yang alami memberikan kesan lembut dan nyaman.
Namun, karena bahan dasarnya alami, pot rotan tidak tahan terhadap air dan bisa cepat lapuk jika sering terkena basah. Untuk menyiasatinya, kamu perlu menggunakan pot dalam tambahan agar air tidak langsung merembes dan merusak anyaman. Meski tampilannya menawan, pot jenis ini butuh perhatian ekstra agar tetap awet dan tidak berjamur.
7. Pot gantung (hanging pot)

Pot gantung adalah solusi cerdas buat kamu yang ingin menanam tapi terbatas ruang. Biasanya terbuat dari plastik ringan, rotan sintetis, atau logam ringan, pot ini dirancang khusus untuk tanaman menjuntai seperti pothos, sirih gading, atau string of pearls. Dengan menggantung tanaman, ruangan jadi lebih hidup tanpa memakan tempat.
Kelebihan lainnya adalah fleksibilitas dalam penempatan. Kamu bisa menggantungnya di balkon, langit-langit, atau jendela, tapi perlu diingat, menyiram tanaman di pot gantung butuh perhatian ekstra. Air bisa menetes ke bawah jika tidak hati-hati, dan pemasangan juga harus kokoh supaya pot tidak jatuh. Pastikan menggunakan gantungan yang kuat dan aman, apalagi kalau potnya berisi tanaman berat.
8. Pot self-watering

Buat kamu yang sibuk atau sering lupa menyiram tanaman, pot self-watering bisa jadi penyelamat. Pot ini punya sistem penampung air di bagian bawah dan sumbu kapiler yang mengalirkan air ke tanah sesuai kebutuhan tanaman. Tanaman akan "minum" sendiri dari bawah tanpa kamu harus menyiram setiap hari.
Kepraktisan pot ini sangat membantu menjaga kelembapan tanah tetap stabil tanpa risiko akar busuk akibat kelebihan air. Namun, pot self-watering biasanya dijual dengan harga lebih mahal dibanding pot biasa. Selain itu, tidak semua tanaman cocok dengan pot ini, terutama jenis yang lebih suka kondisi tanah benar-benar kering antara waktu penyiraman, seperti kaktus dan sukulen.
Mengetahui jenis pot tanaman hias beserta plus minusnya dan kemudian memilih salah satunya bukanlah soal gaya, tapi juga kenyamanan tanaman dan kemudahan perawatan. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan dari tiap jenis pot, kamu bisa menyesuaikan pilihan dengan kebutuhan tanaman dan karakter ruang di rumah. Jadi jangan asal pilih, biarkan pot dan tanamanmu sama-sama bersinar dalam harmoni yang tepat.