5 Tips Membuat Ruang Belajar di Rumah, Tingkatkan Konsentrasi Anak

Tidak wajib, tetapi kalau ada lebih baik

Ruang belajar di rumah sebenarnya gak harus dibuat secara khusus. Belajar bisa dilakukan di mana saja. Menggabungkan tempat belajar dengan kamar tidur anak pun dapat dilakukan.

Namun, bila rumah cukup luas membuat ruang khusus belajar akan lebih baik lagi. Dengan memasuki ruang ini saja, anak sudah dalam kondisi siap untuk belajar. Berbeda dengan jika ia belajar di ruang tengah atau kamar tidur.

Di ruang keluarga, anak mungkin tergoda buat menonton televisi. Sementara itu, tempat tidur bikin ia lebih suka berbaring, sehingga cepat mengantuk. Nah, apabila orangtua ingin membuatkan ruang belajar, berikut lima tips yang dapat diterapkan.

1. Pilih titik yang paling minim gangguan

5 Tips Membuat Ruang Belajar di Rumah, Tingkatkan Konsentrasi Anakilustrasi belajar (pexels.com/olia danilevich)

Ruang belajar bisa gagal berfungsi dengan baik kalau orangtua salah memilih lokasi. Misalnya, menempatkan ruang belajar di dekat ruang keluarga. Di ruang tengah itu selalu ada anggota keluarga yang bercakap-cakap dan menikmati hiburan.

Suaranya tentu akan terdengar oleh anak yang sedang belajar. Bisa-bisa anak justru menyusul ke ruang keluarga dan ikut menyaksikan televisi. Untuk rumah satu lantai, pilih ruangan yang agak belakang sehingga jauh dari keramaian aktivitas anggota keluarga yang lain.

Bila rumah berlantai dua, lantai atas bisa dimaksimalkan sebagai tempat belajar. Anggota keluarga yang tidak sedang belajar otomatis berada di lantai bawah. Kecuali terpaksa, hindari menggunakan ruang tamu sebagai tempat belajar, karena konsentrasi anak bakal berkali-kali terganggu oleh tamu, kurir paket, dan kegiatan tetangga di depan rumah.

2. Benda-benda di dalamnya harus mendukung proses belajar

5 Tips Membuat Ruang Belajar di Rumah, Tingkatkan Konsentrasi Anakilustrasi ruang belajar (pexels.com/Polina Zimmerman)

Tak kalah penting dari keberadaan ruang belajar ialah menyeleksi benda-benda di dalamnya. Pastikan ruang belajar hanya berisi perabot yang mendukung proses belajar dan buku-buku. Jangan ada satu pun mainan, kecuali anak masih usia prasekolah.

Di usia itu, anak memang masih bermain sambil belajar sehingga mainan edukatif diperlukan. Kalau anak membutuhkan komputer untuk belajar atau mengerjakan tugas, perhatikan penggunaannya. Jangan sampai anak mencuri-curi kesempatan untuk bermain atau mengakses situs-situs yang tidak semestinya.

Alat-alat peraga juga dapat disimpan di sini. Meja dan kursi yang digunakan mesti sesuai dengan ukuran tubuh anak. Secara berkala periksa ruang belajar kalau-kalau ada mainan atau benda apa pun yang gak berkaitan dengan belajar terbawa ke dalam.

Baca Juga: 5 Tips Sulap Ruang Belajar biar Makin Betah dan Nyaman!

3. Pencahayaan dan fentilasinya baik

dm-player
5 Tips Membuat Ruang Belajar di Rumah, Tingkatkan Konsentrasi Anakilustrasi ruang belajar (pexels.com/Pixabay)

Belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis. Kasihan anak apabila harus melakukannya dalam ruangan yang cenderung gelap. Walaupun ada lampu yang bisa dinyalakan, siang hari sebaiknya tetap mengandalkan cahaya matahari. 

Di malam hari pun, jangan pelit dalam memasang lampu. Sesuaikan lampu dengan ukuran ruangan. Sebaiknya orangtua menerangi seluruh ruangan dan tidak hanya menggunakan lampu duduk yang cahayanya terbatas.

Perhatikan juga ventilasinya. Kurang lancarnya sirkulasi udara bisa menurunkan fokus anak dalam belajar. Anak pun akan merasa sumpek dan kegerahan.

4. Hindari warna dinding yang membuat mata cepat lelah

5 Tips Membuat Ruang Belajar di Rumah, Tingkatkan Konsentrasi Anakilustrasi belajar (pexels.com/Karolina Grabowska)

Warna yang paling tepat untuk dinding ruang belajar adalah warna netral seperti putih atau krem. Namun, warna cerah juga  bisa digunakan asalkan gak mencolok mata. Warna cerah sebaiknya hanya digunakan sebagai dekorasi, bukan mendominasi dinding.

Misalnya, warna merah, kuning, dan hijau pada rak buku atau hiasan dinding. Cek juga efek cahaya matahari yang masuk dan lampu pada warna cerah yang dipakai. Apakah hasilnya masih ramah di mata atau menjadi menyilaukan?

Warna dinding yang paling dekat dengan papan tulis sebaiknya tetap putih atau krem. Anak mesti memfokuskan pandangan ke papan tulis. Warna dinding di sekitarnya yang mencolok atau terlalu gelap akan membuat anak merasa tidak nyaman bahkan pusing. 

5. Memperhatikan luas ruangan

5 Tips Membuat Ruang Belajar di Rumah, Tingkatkan Konsentrasi Anakilustrasi belajar bersama (pexels.com/Yan Krukau)

Siapa saja yang akan menggunakan ruang belajar itu? Ruang belajar di rumah gak cuma bisa dipakai oleh anak. Mungkin orangtua ingin anak lebih banyak belajar kelompok di rumah dengan mengajak teman-temannya. Bisa juga seorang guru les yang mengajar sejumlah murid di rumah. Luas ruangan yang diperlukan untuk setiap tujuan menjadi berbeda.

Buat menampung murid les, tentu butuh ruangan yang lebih besar. Jika pun ruangannya kecil, akali dengan membuatnya semi terbuka supaya terkesan lebih lapang. Rak buku yang digunakan kecil saja. Kursi bisa diganti dengan karpet untuk lesehan dan pakai meja lipat.

Dengan adanya ruang belajar di rumah, anak diharapkan lebih semangat dan fokus dalam belajar. Namun, jangan cuma berhenti pada menyediakan ruangannya. Pendampingan orangtua tetap yang terpenting untuk membantu keberhasilan anak dalam proses belajarnya.

Sementara itu, bila ruang belajar tak mungkin dibuat karena ukuran rumah yang kecil, seluruh anggota keluarga perlu menyepakati jam belajar. Selama waktu itu, ketenangan di rumah harus benar-benar dijaga, biar anak bisa berkonsentrasi di mana pun ia belajar. Dengan atau tanpa adanya ruang belajar, terpenting adalah semangatnya.

Baca Juga: 5 Tanaman untuk Meningkatkan Produktivitas di Ruang Belajar, Fokus!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya