6 Tips Mendekor Kamar Anak, Perhatikan Aspek Edukasi sampai Keamanan

#IDNTimesLife Minta pendapat anak dulu akan lebih baik

Memiliki anak tidak hanya menuntut kesiapan mental dan finansial, melainkan juga membutuhkan banyak kreativitas orangtua. Misalnya, saat orangtua hendak mendekor kamar anak. Dekorasi pada kamar anak penting supaya ia lebih termotivasi buat tidur sendiri.

Mendekor kamar anak dapat dilakukan begitu anak lahir atau setelah anak berusia tertentu dan harus mulai latihan tidur terpisah dari orangtua. Satu sisi, momen menghias dan menata kamar anak memang menyenangkan. Orangtua bisa menuangkan seluruh ide yang selama ini dikumpulkan dari berbagai majalah dan situs.

Namun, menghias kamar anak juga gak boleh dilakukan dengan sembarangan. Ego orangtua perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan anak. Supaya anak benar-benar menyukai nuansa baru di kamar tidurnya, perhatikan enam tips berikut sebelum mulai membeli berbagai hiasan.

1. Tanya pendapat dan keinginan anak

6 Tips Mendekor Kamar Anak, Perhatikan Aspek Edukasi sampai Keamananilustrasi mendekor kamar (pexels.com/Helena Lopes)

Kalau anak sudah cukup besar untuk dimintai pendapat, sebaiknya orangtua mengajaknya bicara terlebih dahulu. Bagaimanapun juga, ia yang akan menghuni kamar tersebut setiap hari. Tiap hiasan pada kamar seyogianya meningkatkan rasa sukanya ketika berada di dalamnya.

Biasanya keinginan anak berkaitan dengan hiasan yang mengandung karakter kartun favoritnya. Kalaupun anak menginginkan terlalu banyak hiasan yang malah bisa bikin kamarnya kurang bagus, orangtua cukup mengarahkan. Batasi pilihan anak dan jelaskan apa akibatnya apabila dekorasi di kamarnya tidak diperhitungkan dengan baik.

Gak cuma soal pilihan dekorasi, nanti anak juga bisa diajak bekerja sama buat menghias sendiri kamarnya. Ini bakal membuatnya lebih antusias serta memiliki rasa tanggung jawab dalam perawatannya sehari-hari. Bila anak masih terlalu kecil, barulah orangtua dapat memutuskan sendiri dekorasi yang tepat berdasarkan referensi dan pertimbangan masing-masing.

2. Gunakan bahan, bentuk, dan ukuran hiasan yang aman

6 Tips Mendekor Kamar Anak, Perhatikan Aspek Edukasi sampai Keamananilustrasi anak di kursi (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Hiasan untuk kamar anak punya bentuk yang macam-macam. Ada hiasan berupa pajangan, gantungan, tempelan pada dinding, hingga sekaligus berfungsi sebagai perabot seperti kursi dan meja yang cantik. Apa pun hiasan yang dipilih harus mengutamakan keamanannya buat anak. 

Hiasan yang ukurannya kecil-kecil dan mudah lepas bisa sangat berbahaya untuk anak. Anak biasanya suka memasukkan segala hal ke mulut sehingga ada bahaya hiasan tersebut malah tertelan. Anak juga gemar mencopot tempelan apa pun sehingga hiasan pada dinding harus menempel sangat kuat.

Untuk pajangan, hindari bahan kaca karena bakal langsung pecah jika terjatuh. Gantungan-gantungan di kamar anak mesti dipasang di tempat yang aman agar kalau-kalau sewaktu-waktu terjatuh risikonya minimal. Perabot meski didesain cantik juga mesti tetap memperhatikan keamanannya untuk anak. Seperti tepi meja yang sebaiknya tidak runcing dan kursi yang rendah serta empuk agar mengurangi bahaya bila anak terjatuh.

3. Harus tetap edukatif dan tak hanya estetik

6 Tips Mendekor Kamar Anak, Perhatikan Aspek Edukasi sampai Keamananilustrasi dekorasi kamar anak (pexels.com/Curtis Adams)

Meski tujuan utama dalam mendekorasi kamar anak adalah supaya kamar tersebut kian cantik, jangan lupakan pentingnya sisi edukatif. Setiap hiasan yang ada di kamar anak mesti berfungsi sebagai stimulus untuk tumbuh kembangnya. Seperti merangsang kepekaannya akan bunyi-bunyi yang berbeda, pengetahuannya tentang warna dan bentuk, serta mempercepat pengenalannya akan huruf dan angka.

Maka dari itu, bentuk-bentuk huruf dan angka tetap menjadi hiasan yang tak lekang oleh waktu buat kamar anak. Kemudian gambar-gambar pohon, bunga, buah, binatang, profesi, dan benda-benda. Jika anak setiap hari terpapar dengan berbagai stimulus yang tepat untuk usianya tentu akan berakibat positif buat tumbuh kembangnya.

Selama anak berada di kamarnya, ia dapat sekalian belajar. Dekorasi juga bisa dihubungkan dengan cita-citanya agar anak lebih bersemangat. Walaupun cita-cita masih akan terus berubah seiring usianya, setidaknya buat sekarang anak merasa antusias dengan sesuatu.

Baca Juga: 5 Tips Penting Mendekor Dapur Nuansa Retro, Easy! 

4. Sebaiknya tidak terlalu ramai

6 Tips Mendekor Kamar Anak, Perhatikan Aspek Edukasi sampai Keamananilustrasi dekorasi kamar anak (pexels.com/G_Masters)

Sekalipun kamu bisa mendekor kamar anak dengan berbagai hal hingga penuh, sebaiknya ini tidak dilakukan. Keinginan orangtua buat menghias kamar anak selengkap mungkin kurang sesuai dengan kebutuhannya. Kemampuan anak dalam menerima serta mengolah rangsangan masih terbatas.

Terlalu banyak hiasan malah bisa mengacaukan konsentrasinya. Anak terlalu cepat mengalihkan perhatiannya dari satu hiasan ke hiasan yang lain. Nanti kebiasaan ini bisa terbawa ketika ia belajar. Sulit untuknya memfokuskan diri pada materi yang harus dipelajari.

Dekorasi di kamar anak sebaiknya secukupnya saja. Terpenting kamarnya tidak terlihat terlalu kosong. Pun sebisa mungkin nanti anak juga belajar bertanggung jawab atas perawatan hiasan-hiasan yang ada di kamarnya.

Jika dekorasi terlalu ramai, sulit untuknya membersihkannya. Kamar yang penuh oleh hiasan yang berdiri di sana sini seperti dalam ilustrasi juga memudahkan anak tersandung. Ia tetap memerlukan ruangan yang terasa lapang buat bergerak.

5. Gak usah mengkhususkan warna biru untuk cowok dan pink buat cewek

6 Tips Mendekor Kamar Anak, Perhatikan Aspek Edukasi sampai Keamananilustrasi dekorasi kamar anak (pexels.com/Hanna Auramenka)

Banyak orangtua masih mengaplikasikan warna-warna tertentu untuk anak. Seperti warna biru yang dianggap cocok buat anak cowok, sedangkan warna pink cuma boleh buat perempuan. Pandangan seperti ini sebaiknya mulai dihapuskan. Warna tidak mengenal jenis kelamin.

Jangan sampai sikap orangtua yang membiasakan anak cowok dengan warna biru serta anak cewek dengan pink membuat mereka merasa aneh ketika harus memakai warna yang berbeda. Warna biru maupun merah jambu sebenarnya netral saja dan dapat dipakai oleh semua jenis kelamin. Tinggal mindset  masing-masing orang saja.

Kasihan bila sampai besar anak menjadi ragu memakai warna yang dilekatkan pada jenis kelamin berbeda. Atau, dia malah merundung teman cewek yang menyukai warna biru atau kawan cowok yang gemar akan warna pink. Selain kedua warna ini juga masih banyak warna lain yang dapat dipadukan buat memperindah kamar anak.

6. Harus tetap ada lampu yang terang

6 Tips Mendekor Kamar Anak, Perhatikan Aspek Edukasi sampai Keamananilustrasi anak membaca (pexels.com/Maël BALLAND)

Lampu berwarna kuning temaram memang menciptakan nuansa yang berbeda di ruangan. Cahaya ini memberikan rasa tenang, hangat, serta dapat membantu anak tidur lebih nyenyak. Akan tetapi, lampu dekor sebaiknya tidak meniadakan lampu utama yang terang di kamar anak.

Sekalipun anak belum bersekolah sehingga tidak banyak membaca dan menulis, pencahayaan yang baik tetap diperlukan agar ia dapat melihat dengan jelas. Kalau anak terbiasa dengan kamar tidur yang remang-remang sepanjang waktu dan selama beberapa tahun dikhawatirkan memengaruhi kesehatan matanya. Sediakan kedua jenis lampu dan orangtua tinggal mengajarkan pada anak kapan perlu menyalakan setiapnya. 

Mendekor kamar anak dapat dilakukan sendiri atau dengan jasa desainer interior. Terpenting enam hal di atas tetap diperhatikan. Menghemat biaya untuk dekorasi kamar anak juga perlu dilakukan sebab biasanya anak mudah bosan. Nanti bila ia ingin kamarnya diberi sentuhan berbeda, orangtua masih memiliki dana.

Itu pun sebaiknya tetap ada batasan kapan dekorasi kamar boleh diubah. Seperti maksimal sekali dalam setahun biar gak buang-buang uang. Maka perencanaan yang baik perlu dilakukan supaya anak merasa puas dan tidak terlalu cepat ingin mengganti dekorasi di kamarnya.

Baca Juga: 5 Tips Dekorasi Kamar Tidur Sempit biar Tampil Elegan nan Luas, Mudah!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya