4 Aktivitas untuk Urai Sampah Organik

Mari merawat lingkungan dengan mengolah sampah organik!

Intinya Sih...

  • Pengelolaan sampah memerlukan peran pemerintah dan masyarakat.
  • Biopori dapat digunakan sebagai media pengurai sampah organik.
  • Bio-digester menghasilkan gas metana sebagai sumber energi dari limbah organik.

Pengelolaan sampah tidak terlepas peran pemerintah serta seluruh lapisan masyarakat mulai dari penanganan dari  hulu hingga hilirnya.

Membuang sampah pada tempatnya dan memilahnya terlebih dahulu merupakan langkah awal krusial dalam mendukung pengelolaan sampah yang maksimal. 

Beberapa hal utama dalam membahas seputar pengolahan sampah, menguraikan sampah organik secara mandiri menjadi salah satu aktivitas yang baik guna mengurangi timbunan sampah yang berakhir di TPA hingga meniptakan nilai ekonomi seperti pupuk organik dan lainnya. 

Berikut adalah beberapa pilihan dalam mengolah sampah organik secara mandiri: 

1. Lubang Resapan Biopori (LRB)

4 Aktivitas untuk Urai Sampah OrganikIlustrasi Biopori dan Bahan Peralatan (dokumentasi pemerintah Badung/Bali)

Biopori merupakan sistem resapan berdiameter 10 hingga 30 cm pada kedalaman 80 hingga 100 cm disekitar area pepohonan  dan atau parit dengan jarakat 100 cm antar saluran resapan yang bertujuan untuk menambah daya serap tanah terhadap air hujan. Media resapan ini membantu sistem drainase skala perumahan.

Namun, lubang resapan biopori juga dapat digunakan sebagai media pengurai sampah organik.

Limbah organik seperti daun kering, sisa sayuran dapur, buah-buahan hingga tulang ikan ditempatkan dalam LRB dan terurai menjadi pupuk organik selama kurang lebih 23 hingga 30 hari, tergantung keberadaan peran pengurai seperti cacing tanah, semut, laba-laba dan lainnya.

Peralatan yang dibutuhkan antara lain pipa PVC diameter 30-100 cm, bor manual penggali tanah, linggis,  sekop, campuran semen, soldier, serta penutup biopori. 

2. Inovasi Ember Tumpuk

4 Aktivitas untuk Urai Sampah OrganikIlustrasi Instalasi Pengurai Sampah Organik Ember Tumpuk (murtigading.bantulkab.go.id)

Media ini memiliki fungsi khusus sebagai pengurai sampah organik sekaligus menciptakan wadah budidaya lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BFS) sebagai agen utama dekomposer limbah organik.

Peralatan yang dibutuhkan hanya material sederhana yang mudah didapat yaknik 2 buah bag/ember plastik cat, solder (patri) untuk tempat lalat BSF bertelur. Hasil penguraian limbah organik dari media ini adalah kompos dan pupuk organik cair.

Dalam proses penguriannya, peran air, tanah dan bila perlu aktivator (EM4) sebagai media yang tidak terpisahkan dalam memaksimalkan produksi pupuk dan memfasilitasi keberadaan lalat tentara hitam.

Produk pupuk organik padatan dapat dipanen dari bak penampung bagian atas, sementara itu pupuk organik cair dapat dipanen dari bak penampung bagian bawah melalui keran yang sudah dipasang sebelumnya. 

Baca Juga: Buang Sampah Ngawur di Surabaya Bisa Kena Tilang

3. Compost Bag 

4 Aktivitas untuk Urai Sampah Organikilustrasi kompos (freepik.com/freepik)

Compost Bag Merupakan media pengurai sampah organik yang lebih mudah aplikasinya.

media ini menggunakan tas pengurai sampah organik sekali pakai yang hanya menghasilkan pupuk organik padatan. Dalam proses dekomposer, peran air dan tanah memiliki peranan penting tergantung volume limbah organik yang akan diuraikan.

Peralatan yang dibutuhkan anatara lain bio-compost bag, sekop, tanah sebagai media campuran, air serta aktivator untuk pendukung penguraian (EM4).  

4. Bio-digester 

4 Aktivitas untuk Urai Sampah OrganikIlustrasi sistem instalasi biogas (youtube.com/dwindonesia)

Merupakan media pengolah sampah organik yang cocok diterapkan pada skala industri kecil hingga besar, seperti di sektor sektor peternakan, perkebunan hingga pertanian.

Seiring kemajuan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini jenis Bio-digester dapat digunakan dalam skala rumah tangga.

Bio-digester merupakan media pengolah limbah organik dengan menggunakan fasilitas anaerob (kedap udara) dalam proses penguraiannya akan menghasilkan gas metana lalu akan dihasilkan gas limbah organik (biogas) sebagai sumber keperluan berbagai aneka energi.

Gas metan yang dihasilkan setiap limbah berbeda-beda, sektor peternakan paling mendukung sebagai limbah dengan kandungan metan tinggi, namun diperlukan material penyeimbang contohnya limbah pertanian hingga pekerbunan untuk mengurangi senyawa beracun seperti hidrogen sulfida untuk mengurangi potensi korosi.

Instalasi ini merupakan yang paling mahal dibanding media pengurai limbah organik lainnya. Harga yang diperlukan untuk membangun Bio-digester skala mandiri sekitar Rp. 2 hingga 12.5 juta rupiah.

Nah, media pengolah sampah organik mana yang paling cocok untuk kamu? Mari ciptakan aktivitas yang bermakna untuk kelestarian lingkungan.

Baca Juga: CEO Plepah: Publik Sadar Sampah tapi Belum Ada Solusi Fungsional

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya