Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bisnis kecil (pexels.com/ Ketut Subiyanto)

Intinya sih...

  • Identitas brand yang jelas: Jawab pertanyaan tentang keunikan bisnis, target pasar, dan nilai yang ingin ditawarkan. Bangun tone of voice dan desain visual yang konsisten.

  • Gunakan media sosial sebagai etalase brand: Posting konten rutin, tunjukkan sisi humanis bisnis, dan bangun hubungan emosional dengan pelanggan.

  • Pilih visual branding yang konsisten: Desain logo, warna brand, dan tipografi sesuai identitas brand untuk kesan profesional dan terpercaya.

Di tengah persaingan bisnis yang makin padat, membangun brand itu gak hanya sekadar punya logo atau nama toko. Apalagi kalau kamu baru merintis UMKM, punya branding yang kuat sejak awal bisa jadi pembeda antara usaha yang berkembang dan usaha yang stuck di tempat. Walaupun, punya branding seringkali dianggap sulit dan butuh biaya besar. Padahal sebenarnya bisa kamu mulai dari menerapkan strategi yang konsisten dan tepat sasaran.

Brand yang kuat bikin produk kamu lebih gampang diingat, dipercaya, bahkan direkomendasikan. Buat UMKM yang baru dirintis, membangun relasi emosional dengan pelanggan itu jauh lebih penting dibanding langsung jualan besar-besaran. Dengan strategi branding yang pas, kamu bisa membentuk identitas bisnis yang punya daya tarik di mata konsumen. Berikut lima strategi branding yang bisa kamu terapkan!

1. Tentukan identitas brand yang jelas

ilustrasi bisnis kecil (pexels.com/Tim Douglas)

Sebelum kamu terlalu sibuk desain logo atau pilih warna feed Instagram, kamu perlu menjawab beberapa pertanyaan. Mulai dari apa yang bikin bisnismu beda? Kemudian, siapa target pasar kamu? Apa nilai yang ingin kamu tawarkan? Gaya komunikasi seperti apa yang ingin kamu bangun, kasual, profesional, atau playful?

Identitas brand bukan cuma soal visual, tapi juga soal kepribadian bisnismu. Misalnya, kalau kamu jualan produk eco-friendly, identitas kamu bisa fokus pada keberlanjutan, kesederhanaan, dan edukasi. Dari situ kamu bisa membangun tone of voice, desain visual, sampai gaya interaksi dengan pelanggan dengan konsisten.

2. Gunakan media sosial sebagai etalase brand

ilustrasi menggunakan media sosial (pexels.com/karolina-grabowska)

Buat bisnis apa pun, terutama UMKM, media sosial adalah senjata branding paling terjangkau dan fleksibel. Kamu gak perlu langsung punya ribuan pengikut atau desainer profesional, yang penting konsisten. Posting konten secara rutin, gunakan caption yang sesuai dengan tone brand kamu, dan tampilkan sisi humanis dari usahamu.

Misalnya, tunjukkan proses pembuatan produk, highlight testimoni pelanggan, atau bagikan cerita personal di balik brand kamu. Media sosial bukan cuma tempat jualan, tapi juga panggung buat membangun hubungan emosional dengan orang lain. Pelanggan zaman sekarang gak cuma beli produk, tapi juga beli cerita dan nilai yang kamu bawa, lho!

3. Pilih visual branding yang konsisten dan mudah diingat

ilustrasi sebuah brand (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Logo, warna brand, dan tipografi bukan hal boleh dianggap sepele. Ketika semuanya terlihat seragam dan sesuai identitas brand, kesan profesional dan terpercaya akan langsung terbentuk. Kamu gak harus desain mahal, bahkan dengan tools gratis seperti Canva atau Adobe Express, kamu udah bisa bikin identitas visual yang rapi dan menarik.

Pilih dua sampai tiga warna utama, satu jenis font, dan gaya desain yang akan kamu gunakan di semua materi. Mulai dari kemasan, postingan sosial media, sampai pada kartu nama. Konsistensi visual ini bikin orang makin gampang mengenali brand kamu walau sekilas lewat timeline.

4. Bangun relasi lewat storytelling

ilustrasi bisnis kecil (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Storytelling adalah kunci buat bikin brand kamu relevan dan dekat di hati pelanggan. Jangan takut membagikan cerita di balik kenapa kamu memulai bisnis ini, tantangan yang kamu alami, atau bagaimana kamu berinovasi untuk pelanggan. Cerita yang jujur dan relate bakal membangun koneksi yang lebih kuat ketimbang sekadar promosi hard selling.

Misalnya, kalau kamu jualan makanan rumahan, ceritakan resep keluarga yang jadi inspirasi. Kalau kamu jualan produk handmade, tunjukkan proses produksinya yang penuh detail dan ketelatenan. Orang lebih mudah percaya dan loyal kalau mereka merasa kenal dan terhubung dengan brand kamu secara personal.

5. Minta feedback dan libatkan pelanggan

ilustrasi bisnis kecil (pexels.com/Amina Filkins)

Brand bukan cuma tentang kamu, tapi juga tentang bagaimana pelanggan merespons dan merasa terlibat. Ajak audiens kamu ikut terlibat dengan brand lewat feedback, polling, atau sesi Q&A di media sosial. Ini bukan cuma bantu kamu dapat insight untuk berkembang, tapi juga bikin pelanggan merasa dihargai.

Coba sesekali tanyakan pendapat mereka soal desain kemasan baru, varian rasa, atau layanan yang kamu tawarkan. Interaksi seperti ini bisa memperkuat engagement dan bikin brand kamu terasa lebih hidup. Selain itu, feedback jujur dari pelanggan juga bisa bantu kamu membentuk citra brand yang lebih sesuai ekspektasi pasar.

Branding untuk UMKM gak harus ribet, dan jelas gak harus mahal. Dengan strategi seperti di atas, kamu udah selangkah lebih dekat ke brand yang autentik dan dikenal banyak orang. Jadi, udah siap punya brand yang gak cuma menarik secara visual, tapi juga punya cerita?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team