Presiden Soekarno dan sejumlah pejabat Republik Indonesia saat menghadiri pembukaan PON II 1951 di Stadion IKADA Jakarta, 21 Oktober 1951. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures - CC BY-SA 3.0)
Mengenang peristiwa Agresi Militer Belanda II yang terjadi pada tanggal 19 Desember, Soekarno akhirnya memiliki tanggal 19 Desember 1961 sebagai titik awal kampanye mengenai Trikora. Soekarno juga mengambil tempat di alun-alun utara Yogyakarta. Walaupun masa Agresi Militer Belanda II sudah berlalu, namun perang terhadap Belanda tetap berlanjut, kali ini untuk merebut Irian Barat.
Pada Selasa, 19 Desember 1961, tepatnya pukul 09.00 WIB Soekarno berpidato untuk membakar semangat rakyat. Soekarno tidak setuju dengan politik Belanda yang membuat Papua sebagai negara boneka. Soekarno memberikan komando penting dalam pidatonya, ia menyampaikan agar membatalkan negara Papua dan kibarkan bendera merah putih di Irian Barat.
Melansir Buku Paket Sejarah Indonesia Kelas XII, rakyat memaknai isi Trikora tersebut dengan gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda, kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Dengan dideklarasikannya Trikora, mulailah konfrontasi total terhadap Belanda di Papua. Langkah pertama yang dilakukan oleh Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 1 tahun 1962 tertanggal 2 Januari 1962 tentang pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat di bawah Komando Mayor Jenderal Soeharto.