Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Ambil Studi Lanjut

ilustrasi riset kampus (freepik.com/frimufilms)

Keputusan untuk melanjutkan studi bukan sesuatu yang bisa diambil secara impulsif. Meski banyak yang menganggap gelar lanjutan sebagai jalan menuju karier yang lebih cerah, kenyataannya keputusan ini menyangkut banyak aspek hidup, mulai dari finansial, waktu, sampai kesiapan mental. Tanpa perencanaan yang matang, studi lanjut justru bisa menjadi beban jangka panjang yang merugikan. Apalagi kalau hanya ikut-ikutan tren atau tekanan sosial, peluang keberhasilannya bisa makin kecil.

Sebelum mendaftar ke program magister atau doktoral, penting untuk memikirkan dengan jernih apa motivasi dan kesiapan yang dimiliki. Jangan sampai studi lanjut justru mengalihkan fokus dari tujuan hidup yang sebenarnya. Di sisi lain, langkah ini bisa sangat bermanfaat kalau dilakukan dengan pemahaman yang utuh tentang konsekuensinya. Berikut lima hal yang perlu diketahui sebelum memutuskan mengambil studi lanjut.

1. Tujuan akademis dan karier harus jelas

ilustrasi fokus (freepik.com/freepik)

Gak semua orang butuh studi lanjut untuk mencapai kesuksesan. Kalau cuma ingin terlihat pintar atau merasa belum puas dengan gelar sebelumnya, lebih baik ditahan dulu. Studi lanjut menuntut dedikasi tinggi, jadi harus punya alasan kuat dan terukur. Misalnya, ingin menjadi dosen, peneliti, atau profesional di bidang tertentu yang memang mewajibkan gelar lanjutan.

Kalau tujuan akademis dan karier sudah jelas, proses belajar bisa lebih fokus dan terarah. Setiap tantangan yang muncul di tengah studi akan terasa punya makna karena selaras dengan tujuan jangka panjang. Ini juga membantu dalam memilih topik riset, kampus, bahkan pembimbing yang sesuai. Tanpa arah yang jelas, besar kemungkinan merasa tersesat di tengah jalan.

2. Siap mental dan fisik hadapi tekanan

ilustrasi siap mental (freepik.com/freepik)

Studi lanjut gak semanis yang terlihat di media sosial atau brosur kampus. Tekanan akademik, tuntutan publikasi, dan ekspektasi dari lingkungan bisa membuat stres meningkat drastis. Butuh daya tahan mental yang kuat, apalagi kalau program yang diambil berlangsung lebih dari dua tahun. Kurang tidur, revisi tanpa henti, dan perasaan cemas soal masa depan adalah hal yang sering dirasakan.

Fisik pun harus dalam kondisi baik, karena stamina akan diuji setiap hari. Apalagi kalau harus sambil bekerja atau punya tanggungan lain di luar kuliah. Mempersiapkan tubuh dan pikiran sejak awal akan sangat membantu menghindari burnout. Jangan remehkan hal ini, karena banyak yang akhirnya menyerah bukan karena kemampuan intelektualnya, tapi karena kelelahan mental dan fisik.

3. Pendanaan bukan sekadar biaya kuliah

ilustrasi fokus (freepik.com/freepik)

Banyak yang mengira cukup menyiapkan uang untuk biaya semester, lalu selesai. Padahal, studi lanjut seringkali menuntut pengeluaran tambahan seperti riset lapangan, jurnal, seminar, hingga transportasi ke luar kota atau luar negeri. Kalau gak punya perencanaan keuangan yang matang, bisa kewalahan di tengah jalan.

Beasiswa bisa menjadi solusi, tapi persaingannya ketat dan syaratnya gak main-main. Selain itu, beberapa beasiswa gak menanggung biaya hidup secara penuh, jadi tetap perlu dana cadangan. Jangan hanya mengandalkan pinjaman atau utang tanpa hitungan matang, karena risikonya bisa panjang. Lebih baik pastikan dulu semua aspek finansial siap sebelum mendaftar.

4. Riset kampus dan program sangat penting

ilustrasi riset kampus (freepik.com/frimufilms)

Memilih kampus gak bisa hanya berdasarkan nama besar atau popularitas. Reputasi kampus memang penting, tapi yang lebih utama adalah kecocokan program dengan minat dan rencana karier. Jangan sampai terjebak dalam lingkungan akademik yang tidak mendukung perkembangan pribadi dan profesional.

Lihat juga siapa dosennya, seperti apa gaya pembelajarannya, dan bagaimana iklim riset di sana. Banyak kasus mahasiswa studi lanjut yang merasa terasing atau tidak mendapat dukungan karena gak melakukan riset kampus secara menyeluruh. Menginvestigasi hal-hal kecil seperti kultur kampus, jaringan alumni, dan akses fasilitas bisa membuat studi lebih nyaman dan produktif.

5. Manajemen waktu akan jadi kunci

ilustrasi menetapkan prioritas (freepik.com/freepik)

Waktu adalah sumber daya paling krusial selama menjalani studi lanjut. Kemampuan mengatur jadwal, menetapkan prioritas, dan menjaga keseimbangan hidup akan sangat menentukan hasil akhir. Tanpa manajemen waktu yang baik, tugas dan riset bisa menumpuk tanpa ujung.

Apalagi kalau harus membagi waktu antara kuliah, kerja, dan kehidupan pribadi. Seringkali muncul rasa bersalah saat terlalu lama rehat atau terlalu sibuk di luar studi. Untuk itu, membentuk rutinitas yang disiplin dan realistis akan sangat membantu menjaga produktivitas tanpa mengorbankan kesehatan.

Melanjutkan studi memang pilihan yang bisa mengubah hidup ke arah yang lebih baik, tapi hanya kalau dipersiapkan dengan matang. Jangan terburu-buru hanya karena tekanan sosial atau sekadar ingin terlihat keren. Pahami konsekuensinya, ukur kapasitas diri, lalu ambil langkah dengan penuh kesadaran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us