5 Strategi Pembelajaran di Era Digital untuk Kemajuan Pendidikan

Di era digital seperti sekarang, memudahkan setiap orang untuk mendapatkan informasi hanya lewat genggaman saja. Tidak hanya itu, kemajuan teknologi ini memberikan akses kemudahan dalam dunia pendidikan. Terdapat perubahan yang cukup signifikan dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran berbasis teknologi.
Dalam perubahan ini terdapat strategi yang harus disusun dengan matang agar pembelajaran dapat memudahkan tenaga pengajar maupun siswa dalam proses pembelajaran di era digital seperti saat ini. Lantas, strategi apa saja yang perlu di susun demi terciptanya keberhasilan pembelajaran ini? Simak penjelasan di bawah dengan saksama.
1. Model pembelajaran inovatif

Model pembelajaran sangat banyak macamnya. Namun, bagaimana dengan model pembelajaran berbasis digital? Apakah sama dengan model pembelajaran pada umumnya? Tentu saja berbeda.
Model pembelajaran berbasis digital harus di susun secara inovatif dan kreatif. Ini karena, model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi digital tidaklah sama dengan pembelajaran konvensional pada umumnya yang hanya memerlukan papan tulis saja. Ada model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan sebagai berikut:
- Blended learning, penggabungan medel pembelajaran tatap muka (face to face) dan daring (online).
- Distant learning, model pembelajaran jarak jauh.
- Mobile learning, model pembelajaran dengan bantuan teknologi selular (handphone).
- Virtual learning enviroment (VLE), model pembelajaran berbasis platform website.
2. Pemanfaatan teknologi sebagai sarana utama

Sesuai namanya pembelajaran di era digital. Tentu, perlu adanya pemanfaatan teknologi sebagai sarana utama dalam penyampaian materi ajar kepada siswa. Sarana teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis digital ini di antaranya ialah komputer atau laptop, layar proyektor, papan tulis digital, dan internet.
Sebuah jurnal mengenai Strategi Pembelajaran Era Digital (2019), menyampaikan bahwa penggunaan media digital dalam pembelajaran dapat memudahkan tenaga pengajar dan siswa lebih efisien.
Tidak hanya itu penggunaan layanan berbasis aplikasi pun dapat digunakan sebagai sarana penyampaian materi dalam proses belajar. Misalnya, penggunaan aplikasi Zoom, Google Meeting, Google Classroom, Aeroadmin, dan berbagai aplikasi penunjang lainnya yang dapat digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Tenaga pengajar yang kompeten

Pembelajaran dengan media digital juga harus didukung dengan tenaga pengajar atau guru yang berkompeten. Ini merupakan sebuah strategi yang harus di susun agar kemajuan pendidikan di suatu negara dapat tumbuh menjadi lebih baik. Setiap tenaga pengajar harus dibekali kompetensi professional dan paham teknologi untuk menghadapi perubahan media pembelajar dari konvensional ke digital.
Menurut sebuah Jurnal Pendidikan Guru tahun 2023, menyampaikan bahwa guru yang kompeten dalam teknologi adalah sebagai agen utama pembelajaran, terlebih lagi pembelajaran berbasisi digital.
Hal ini karena, tenaga pengajar perlu mengikuti perkembangan zaman dan meningkatkan kompetensi profesional mereka untuk menghadapi tantangan di era digital. Tidak hanya itu, tenaga pengajar harus dapat mengimplementasikan pembelajaran inovatif dengan pemanfaatan teknologi. Demi menciptakan lingkungan belajar yang hidup dalam era digitalisasi.
4. Mendesain pembelajaran berbasis digital dengan tepat

Strategi yang perlu dirancang dalam pembelajaran di era digital berikutnya adalah mendesain pembelajaran dengan tepat. Dalam mendesain pembelajaran berbasis digital perlu direncanakan dengan matang. Salah satunya dapat mengunakan metode student- centered learning.
Menurut Characteristics of Learning in the Eraof Industry 4.0 and Society 5.0 (2019) menyampaikan pembelajaran berbasis teknoloigi di era digital dapat memfokuskan siswa pada konsep student-centered learning (SCL).
Konsep pembelajaran student-centered learning adalah siswa yang menjadi subjek utama selama proses pembelajaran berlangsung. Tenaga pengajar hanya sebagai fasilitator saja, dan ini akan membuat siswa jauh lebih aktif selama proses pembelajaran. Tidak hanya itu, tenaga pengajar dapat memberikan tugas berbasis online untuk meningkatkan kepemahaman teknologi.
5. Mengatasi kesenjangan

Menyusun strategi pembelajaran berbasis digital juga perlu melihat, apakah tidak adanya sumber daya yang mendapatkan kesenjangan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran berbasis digital memerlukan aksesibilitas teknologi yang memadai. Kemungkinan, masih banyak yang belum mendapatkan akses dengan mudah seperti akses internet.
Ini akan membuat terhambatnya proses pembelajaran berbasis digital itu sendiri, jika kesenjangan tersebut belum dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dalam penerapan pembelajaran di era digital ini perlu adanya dukungan lebih dari pemerintah, pihak sekolah, dan lembaga pendidikan. Agar, dapat memudahkan proses pembelajaran berbasis digital yang lebih kondusif.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, penyusunan strategi pembelajaran di era digital harus disusun dengan matang. Agar nantinya, tidak menimbulkan kesenjangan dan seluruh pendidik dapat menikmati proses pembelajaran dengan lancar dengan tanpa hambatan.