Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi penulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bagi penulis yang ingin bisa membiayai hidupnya dari hasil menulis artikel, kualitas serta kuantitas tulisan mesti seimbang. Kalau kamu hanya mengejar kualitas dan sama sekali tak peduli mengenai jumlah artikel yang dapat ditulis per bulan, penghasilanmu tentu kecil. Namun, mengejar jumlah artikel yang dikirimkan saja pun gak tepat.

Jika dirimu menulis sebanyak-banyaknya, tetapi mayoritas gagal terbit, juga sama saja. Pendapatan belum mencapai target. Kamu malah kesal bahkan bisa merasa putus asa lalu enggan menulis kembali. Walaupun mengejar keseimbangan antara kualitas dengan jumlah tulisan yang dikirimkan bukan hal mudah, ini tetap harus diusahakan.

Kendala utama biasanya meliputi ide, energi, serta waktu yang kerap terasa tidak ada. Bisakah ketiga hal itu diatasi supaya kamu lebih produktif sebagai penulis artikel? Tentu saja dapat asalkan dirimu bersungguh-sungguh menekuni dunia kepenulisan. Jangan sekadar menjadikannya sebagai kegiatan selingan. Berikut lima tipsnya supaya kamu nyaman menulis setiap hari.

1. Jangan overthinking atau underestimate pada ide sendiri

ilustrasi berpikir (pexels.com/RDNE Stock project)

Hubungan antara penulis dengan ide-idenya memang sangat pribadi. Gagasan apa pun muncul dalam benakmu. Selama ide ini belum terwujud dalam tulisan dan dibaca orang, hanya dirimu yang mengetahuinya. Adanya gagasan seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin dengan cara kamu segera menuliskannya.

Namun, hati-hati dengan pikiran sendiri yang justru kerap menjadi kendala. Kalau kamu terjebak dalam kebiasaan  overthinking, setelah sempat begitu yakin dengan sebuah gagasan malah timbul kecemasan. Misalnya, dirimu takut kalau-kalau tak mampu menuliskannya dengan baik. Idemu besar, tetapi kamu khawatir bakal gagal dalam mengeksekusinya.

Hambatan lain yang bermula dari pikiran ialah underestimate atau suka meremehkan gagasan sendiri. Dirimu berkata dalam hati bahwa idemu kurang menarik dan sudah banyak artikel tentangnya. Stop menjegal buah pikiranmu sendiri. Setiap gagasan berpontensi menjadi tulisan yang bagus.

Tinggal kamu mengambil berbagai sudut pandang yang berbeda. Sebagai contoh, gagasan tentang distraksi akibat media sosial yang telah banyak ditulis. Dirimu dapat mengambil sudut pandang yang berbeda yaitu manfaat media sosial untuk meningkatkan kreativitas. Bila kamu sebagai penulis tidak bisa mengontrol kebiasaan overthinking  dan underestimate pada ide sendiri, artikel gak bakal jadi.

2. Belajar dari tulisan orang lain, bukan selalu ingin mengalahkan

ilustrasi penulis (pexels.com/William Fortunato)

Ada waktunya sesama penulis terlibat persaingan sengit. Yaitu, saat kalian mengikuti lomba menulis. Itu pun persaingannya hanya melalui karya tulis yang dihasilkan. Bukan kamu mengembangkan sikap bermusuhan pada penulis lain. Di luar keperluan lomba, menulislah dengan jiwa yang bebas. 

Ringankan beban psikismu biar menulis terasa lebih mudah. Kamu gak ada urusan dengan artikel-artikel yang dikirimkan penulis lain. Seluruh artikel kalian biar ditangani oleh editor sampai terpilih mana saja yang layak terbit. Tugasmu hanyalah membuat artikelmu sendiri. 

Alih-alih kamu selalu memandang penulis lain sebagai saingan berat, anggaplah kalian semua perlu saling belajar. Kamu membaca tulisan-tulisan mereka guna menemukan sudut pandang yang mungkin tak pernah terpikirkan olehmu. Perhatikan pula cara penulis lain membuka dan menutup artikel. Juga gaya menulis masing-masing yang membuat setiapnya memiliki daya tarik yang khas.

3. Tahu kapan perlu beristirahat

ilustrasi penulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Walau kamu gak melakukan banyak gerakan, menulis merupakan kegiatan yang melelahkan. Dirimu dituntut untuk terus berpikir mulai dari menemukan ide, mencari data yang relevan, dan membahasnya secara menarik biar tak terasa kaku. Kalau menulis cuma dilakukan sesekali bertepatan dengan waktu luangmu memang tidak terasa bikin capek.

Justru menulis menjadi salah satu kegiatan refreshing dari pekerjaan utamamu. Namun, lantaran dirimu ingin bisa menulis setiap hari maka bukan hanya tekad yang kudu kuat. Kamu juga harus mampu mengatur waktu istirahatmu. Berapa pun jumlah artikel yang ditargetkan, jangan mencuri jam istirahatmu.

Misalnya, dirimu ingin bekerja sepenuhnya sebagai penulis artikel. Hiduplah dengan disiplin tinggi sehingga kamu tidak perlu bergadang buat menulis. Bekerjalah layaknya karyawan kantor. Atau, terserah pengaturanmu seperti apa terpenting pukul 22.00 dirimu sudah tidur hingga pagi hari. Kurang beristirahat melemahkan daya pikirmu sehingga menulis terasa jauh lebih susah.

4. Mengaktifkan indra-indra buat menangkap ide sebanyak mungkin

ilustrasi penulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seluruh indra penulis kudu digunakan buat menyerap berbagai ide yang ada di sekitarmu. Sebagai contoh, kamu semalam tidur tak nyenyak gara-gara bahan seprai yang baru dibeli terasa kasar dan panas di kulit. Keesokannya dirimu dapat riset lalu membuat artikel tentang tips memilih seprai yang bagus.

Atau, kamu melihat dua orang bertengkar di tempat umum. Jadikan peristiwa itu sebagai ide untuk menulis kiat menyelesaikan masalah tanpa cekcok. Begitu pula saat kamu bersin-bersin setelah mencium bau parfum orang lain. Segera bikin artikel rekomendasi parfum yang wanginya lembut dan harganya terjangkau. 

Indra-indramu mesti aktif buat menangkap berbagai gagasan yang sesungguhnya selalu ada di sekitarmu. Poin plusnya, ide tulisan yang didapatkan dari sekitarmu justru relate bagi banyak orang sehingga jumlah pembacanya akan cukup bagus. Kamu gak harus selalu bergantung pada kata kunci yang banyak dicari orang via internet. 

5. Kurangi kegiatan lain yang kurang penting

ilustrasi penulis (pexels.com/iam hogir)

Setiap tambahan kegiatan otomatis mengurangi waktu serta energimu untuk menulis. Oleh sebab itu, mulailah menyeleksi aktivitas harianmu. Sesekali main dan bertemu teman bukannya tidak penting. Selain untuk menjaga keseimbangan hidup, melakukan kegiatan lain juga dapat menghadirkan ide tulisan. 

Contohnya, kamu baru saja berjumpa kawan yang pakaiannya menarik. Pulang-pulang dirimu dapat menulis mengenai outfit simpel tetapi tetap kece buat nongkrong. Namun, aneka aktivitas di luar menulis tetap perlu direm karena kamu dapat kehabisan energi setelahnya.

Konsentrasimu juga cenderung terpecah seusai dirimu melakukan beragam aktivitas. Itu akan mempersulitmu dalam mengerjakan satu artikel saja. Bila kamu ingin main, sebaiknya selepas target artikel harianmu tercapai. Gagasan yang diperoleh dari bertemu orang-orang bisa buat bahan artikel besok. Masih ada waktu semalaman untuk mematangkan ide tersebut.

Jika belum terbiasa, menulis artikel setiap hari memang terasa sangat sulit. Namun, sebenarnya makin sering kamu mencoba menulis justru bakal makin mudah ke depannya. Jangankan satu artikel setiap hari, menulis lebih dari dua artikel pun lancar-lancar saja. Menulis artikel merupakan pekerjaan lepas yang cukup menjanjikan untuk ditekuni.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team