Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Almond (instagram.com/harperviabooks)

Dalam keseharian, istilah autisme dan autistik mungkin sudah lumayan awam di telinga. Jika diperluas, sebenarnya spektrum autisme cukup luas dan tiap pengidapnya bisa menunjukkan perilaku atau gejala yang berbeda-beda. Terciptalah istilah nonmedis "neurodiversitas". 

Dilansir Harvard Medical School, neurodiversitas merujuk pada keragaman perkembangan otak manusia yang akhirnya menciptakan perbedaan dalam cara berperilaku, belajar, dan berpikir. Istilah ini dipakai untuk menekankan bahwa keragaman tersebut bukanlah sebuah kekurangan. 

Neurodiversitas sering kali dikaitkan dengan spektrum autisme (sindrom Asperger), tetapi sebenarnya bisa dipakai untuk diagnosa medis yang lebih luas. Misalnya saja ADHD, sindrom Down, bipolar, OCD, disleksia, dan lain sebagainya. 

Untuk mengenal lebih jauh tentang neurodiversitas, kamu bisa memperkaya diri lewat banyak jalan. Salah satunya sumber literatur. Tidak hanya yang nonfiksi, ternyata beberapa karya sastra fiksi seperti novel juga banyak yang memfitur karakter neurodivergent. Apa saja? Berikut rekomendasinya. 

1. Convenience Store Woman

novel Convenience Store Woman (instagram.com/grantabooks)

Convenience Store Woman adalah kisah Keiko, seorang perempuan 36 tahun yang separuh hidupnya dihabiskan untuk bekerja di sebuah minimarket. Ini membuatnya dianggap aneh oleh masyarakat, apalagi dengan usianya yang tak lagi muda Keiko belum juga memiliki pasangan hidup. 

Meski tak mencantumkan diagnosa medis Keiko, Sayaka Murata menyiratkan bahwa sang lakon mengidap neurodiversitas. Ini terlihat dari caranya berperilaku dan berpikir yang berbeda dari orang kebanyakan. 

2. Almond

Almond (instagram.com/harperviabooks)

Tidak seperti novel sebelumnya, Won Pyung Sohn langsung menyebutkan diagnosa medis lakon utama di bukunya. Yunjae diceritakan mengidap alexithymia, yakni kesulitan untuk mengekspresikan perasaan dan berempati pada orang lain. Ini membuatnya susah mendapatkan teman dan menjalin koneksi dengan orang-orang di sekitarnya. 

Diperparah pula oleh sebuah insiden yang membuatnya semakin dijauhi dan mengurung diri. Anak bandel bernama Gon datang di hidupnya. Awalnya hendak merundung Yunjae, Gon justru menemukan banyak kesamaan dengan korbannya. 

3. Eleanor Oliphant is Completely Fine

novel Eleanor Oliphant (instagram.com/penguinusa)

Karakter neurodivergent dalam buku fiksi juga pernah dibuat oleh Gail Honeyman. Namanya Eleanor Oliphant yang secara kasat mata layaknya punya kehidupan normal. Dengan pekerjaan layak dan apartemen yang ia bayar rutin.

Namun, seiring kita membaca sudut pandangnya dan beberapa orang di sekitarnya, pembaca pun dibuat sadar bahwa ada hal yang berbeda dari Eleanor. Untuk menghindari stigma dan representasi yang tidak akurat, Honeyman juga memilih untuk tidak menyebut diagnosa medis Eleanor. Namun, ini cukup membuat kita mengenal apa yang dimaksud dengan neurodiversitas, termasuk beberapa penyebabnya. 

4. Sorrow and Bliss

Sorrow and Bliss (instagram.com/wnbooks)

Martha, lakon yang diciptakan Meg Mason dalam Sorrow and Bliss tampak baik-baik saja dari luar. Namun, lagi-lagi perspektif dan caranya berpikir mengarah ke gejala-gejala neurodiversitas. 

Mason tidak menyebut dengan gamblang diagnosa medis Martha. Namun, inti dari novel ini adalah penggambaran tantangan hidup yang harus dilalui orang-orang dengan neurodiversitas. Tidak hanya tentang dirinya sendiri, tetapi juga orang-orang terdekat mereka. 

5. Miracle Creek

Miracle Creek (instagram.com/fsgbooks)

Miracle Creek mengikuti kehidupan orang-orang yang tinggal di sebuah institusi kesehatan Mereka ditempatkan di sana untuk menjalani terapi penanganan isu kesehatan mental maupun fisik. Saat kita sedang asyik mengenal beberapa karakternya, tiba-tiba saja sebuah ledakan terjadi dan menewaskan beberapa orang. 

Banyak yang percaya ledakan itu bukan kecelakaan, melainkan disengaja. Ini cerita misteri dengan karakter neurodivergent di dalamnya. Menarik dan beda. 

5. The Leavers

The Leavers (instagram.com/dialoguebooks)

The Leavers berkisah tentang Deming, seorang anak dari ibu tunggal asal China yang tinggal di Amerika Serikat. Saat usia kanak-kanak, ibunya pergi tanpa kabar. Kekasih sang ibu tak sanggup membiayainya dan mengirimnya ke panti asuhan. Deming kemudian diadopsi keluarga kulit putih dan berganti nama menjadi Daniel. 

Saat dewasa, hidupnya tidak bisa dibilang sempurna. Ia masih dihantui tanda tanya besar tentang keputusan sang ibu dan orang-orang yang pernah ia anggap keluarga. Deming diceritakan kecanduan berjudi. Adiksi ternyata bisa dikategorikan dalam neurodiversitas. 

Ternyata seluas itu definisi neurodiversitas. Lewat enam novel di atas kamu bisa belajar lebih dalam tentang kondisi psikologi manusia. Mari tambah wawasan lewat cara yang menyenangkan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team