Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbicara bahasa Sunda (bbc.com)
ilustrasi berbicara bahasa Sunda (bbc.com)

Kita patut bangga pada negara sendiri atas keragaman bahasa yang kaya di masing-masing daerah serta punya keunikan tersendiri. Sebut saja salah satunya bahasa Sunda.

Bahasa tersebut memiliki jiwa penutur terbanyak kedua di Indonesia, setelah Bahasa Jawa. Seiring bertambahnya jiwa penutur Bahasa Sunda, maka bertambah pula orang yang ingin bisa menguasainya.

Nah, berhubungan dengan itu, enam tips mudah berikut ini sangat bermanfaat agar cepat menguasai Bahasa Sunda. Jangan lupa catat, ya!

1. Menggunakan imbuhan kata Sunda

Ilustrasi bergaul bersama teman satu bahasa (Pexels.com/RODNAE Productions)

Kata imbuhan yang sering orang Sunda gunakan untuk bicara sehari-harinya yaitu kata mah, teh, dan atuh. Penggunaan kata-kata tersebut berfungsi untuk penguat kalimat yang ada di dalam Bahasa Sunda. Di bawah ini ada contoh kalimatnya biar kamu makin paham.

  1. Mah = Urang mah can ngerjakeun PR  (kita belum mengerjakan PR)
  2. Teh = Leres abdi teh urang Bandung (benar saya asli orang Bandung)
  3. Atuh = Urang mah apa atuh? (Apalah kita ini)

2. Gunakan huruf vokal Sunda

Ilustrasi melafalkan kalimat (oupeltglobalblog.com)

Sebenarnya huruf vokal dalam bahasa Sunda ada 7, namun, di sini kita ambil 3 huruf vokal penting yang perlu dipahami supaya tidak salah dalam cara pengucapannya, yaitu e, é, dan eu. Biasanya, ketiga vokal tersebut masih sering salah ucap. Perbedaan pengucapannya adalah:

  • Vokal e = Seperti mengucap bahasa indonesianya dengan menyambungkannya ke pengucapan huruf berikutnya dalam kata. Contoh kata pakai vokal e yaitu Sumedang, Semarang, pedang, peti.
  • Vokal é = Lakukan dengan menarik pipi sehingga bibir seperti tersenyum. Contoh kata pakai vokal é yaitu Palémbang, témpé, banténg, émber.
  • Vokal eu = Lakukan dengan kepala agak didongakkan ke atas, seperti ingin sendawa, dan tapi ingat jangan meleburkan huruf u . Contoh kata pakai vokal eu yaitu Leuwipanjang, geulis, leumpang, ngerjakeun.

Dan contoh kalimat Sunda untuk dilafalkannya seperti ini.

  • Masing nyuhunkeun ka bapa ogé, angger moal dipasihan. (Mau minta ke Bapak juga, tetap nggak akan dikasih)

3. Ganti huruf V dan F dengan huruf P

Ilustrasi berbicara dengan seseorang (Pexels.com/George Milton)

Memang kebanyakan orang Sunda asli tidak bisa mengucap huruf V dan F dengan benar sekalipun melafalkannya dalam bahasa Indonesia. Seperti ini contohnya:

  • Lalajo pilem naon poe ieu? (nonton film apa hari ini?)

4. Ganti huruf Z dengan mengucap huruf J

Ilustrasi huruf (ilutegroup.com)

Ketika menemukan huruf Z dalam sebuah kalimat, orang Sunda asli bakalan menggantinya dengan huruf J. Seperti contohnya:

  • Geus jakat pitrah can? (udah zakat fitrah belum?)

5. Bicaralah dengan menambahkan awalan n-, ny- dan ng-

Ilustrasi belajar berbicara bahasa (Pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Biasanya, orang Sunda asli menambahkan awalan n-, ny-, dan ng- di depan kata untuk memudahkan mengutarakan maksud kepada orang lain. Seperti ini contohnya:

  • Aya cai nginum? (Ada air minum?)
  • Nyuhunkeun artos ka bapa (minta uang ke bapak)

6. Mencari teman atau pasangan orang Sunda

ilustrasi pasangan orang Sunda (brycealcock.net)

Supaya lebih afdol dalam menguasai bahasa Sundanya, ada tips lain lagi yang lebih ampuh dalam melancarkan berbicara Bahasa Sunda, yaitu mencari teman atau pasangan asli orang Sunda. Sebab, jika bergaul pada lingkaran pertemanan orang Sunda, tentu akan membuat kamu semakin sering mendengarkan dan memahami bahasa yang mereka gunakan. 

Itulah keenam tips cepat dan mudah untuk bisa menguasai Bahasa Sunda. Kamu gak perlu banyak buku untuk mempelajarinya. Yang terpenting action dulu dalam berbicara, barulah pelajari ilmu selanjutnya biar pemahamanmu lebih lengkap. Semoga bisa bermanfaat untuk diterapkan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team