7 Buku True Crime Terbaik yang Suram dan Bikin Merinding

Death in the Air adalah buku debut Kate Winkler Dawson yang dikemas dalam bentuk narasi sejarah. Perpaduan antara bencana alam dan kemunculan pembunuh berantai adalah formula paling mengerikan yang pernah ada dan parahnya pernah terjadi di kehidupan nyata. 

Tepatnya di London pada tahun 1952, saat industri otomotif dan batu bara sedang berkembang pesat. Kualitas udara memburuk, kota penuh kabut asap dan saat itulah para pelaku kriminal panen raya. Mereka dapat dengan mudah membunuh dan merampok orang di jalan tanpa dikenali. Salah satu yang paling membekas adalah John Reginald Christie yang berhasil membunuh enam perempuan selama masa itu. 

Buku true crime berikutnya ditulis oleh Gregg Olsen yang mengambil kisahnya dari tiga kakak beradik perempuan yang harus hidup bertahun-tahun di bawah asuhan seorang ibu yang tak bisa diandalkan. Sang ibu mengalami gejala gangguan mental yang membuatnya sering melakukan kekerasan pada anak-anaknya.

Namun, di balik kesulitan yang harus mereka hadapi, perlahan mereka membentuk sebuah ikatan saudara yang sangat kuat. Suram dan depressing sejak awal, novel ini pun masuk salah satu bestseller di genre true crime. 

Berlatarkan Irlandia Utara di tahun 70an saat perang sipil masih menggelora, seorang ibu diculik di depan mata anak-anaknya dan tak pernah terlihat lagi. Hingga di tahun 2003, tulang belulangnya ditemukan. Cerita sang ibu malang itu hanya sebagian dari berbagai tindakan kriminal dan pembunuhan yang terjadi di Irlandia Utara selama perang gerilya ini berlangsung. Beberapa kejadian mengerikan penting yang melibatkan kelompok militan I.R.A. pun jadi nyawa buku ini. 

Buku true crime berikutnya ini merupakan buku semi-autobiografi yang mengisahkan perjalanan sang penulis sendiri saat menyelidiki kasus predator seksual di Hollywood. Ronan Farrow yang seorang jurnalis mengalami sendiri berbagai ancaman langsung akan karier dan keluarganya karena keberaniannya memilih kasus ini sebagai fokus investigasinya. 

Beda dengan kebanyakan buku true crime, sejak awal buku ini tidak didesain untuk memberikan kesan suram ke pembaca melainkan informasi dan fakta penting serta perjalanan investigasi yang seru ala detektif. 

Kembali ke masa lalu, buku ini akan membawamu ke masa di mana rasisme masih jadi masalah besar di Amerika Serikat. Kisah berawal dari kasus pelecehan seksual yang dilaporkan oleh seorang istri pemilik kebun ternama. Ia mengaku bahwa seorang kulit hitam adalah pelakunya. Namun, polisi yang gegabah berusaha mencari pelaku dan akhirnya menangkap seorang remaja laki-laki. Ia ditangkap dan ditahan tanpa proses peradilan yang jelas. 

Tak puas dengan hasil putusan itu, seorang jurnalis perempuan akhirnya melakukan investigasi mandiri dan menemukan berbagai konspirasi, kejahatan yang ditutupi, serta korupnya sistem peradilan di masa itu.  

Axton Betz-Hamilton tumbuh dan besar di sebuah kota kecil di Indiana, Amerika Serikat. Di tahu 90an saat ia masih berusia 11 tahun, kedua orangtuanya menjadi korban pencurian identitas yang menyulitkan hidup mereka. 

Mereka terpaksa pindah kota untuk memulai hidup baru. Namun, pada akhirnya giliran Axton yang identitasnya ikut dicuri. Si pelaku seakan mengikuti kehidupan mereka, mendapatkan pinjaman atas nama mereka dan meninggalkan hutang ke si pemilik identitas asli. Tak hanya itu, kasus mencengangkan itu membuat Axton dan keluarganya harus hidup dalam kekhawatiran dan isolasi. 

Buku true crime yang ditulis oleh jurnalis investigasi ini pasti membuat siapapun tak percaya bukan main. Narasinya dimulai dengan telepon darurat yang dilakukan oleh seorang remaja perempuan ke 911 dengan aduan bahwa ia dan belasan saudaranya disandera oleh orang tua mereka sendiri selama bertahun-tahun. Ia bahkan tak tahu di mana mereka tinggal karena tak pernah bisa keluar rumah. 

Kejadian ini tak pernah menimbulkan kecurigaan dari tetangga yang melihat kedua pasangan suami istri ini tampak biasa saja. Saat polisi menggeledah rumah mereka, mereka banyak evidences yang sangat tak terduga. 

Benar-benar tak terduga setiap kejadiannya. Mencengangkan dan suram, tetapi layak jadi bahan pembelajaran bagi kita.