Kisah Prabowo hingga Maudy Ayunda tentang Pendidikan, Apa Kata Mereka?

Beda generasi beda pengalaman

Jakarta, IDN Times - Pendidikan gak hanya mencakup dunia akademis secara formal di sekolah. Kita bisa belajar di mana pun tanpa terkecuali. Ada banyak faktor, lingkungan, atau nilai kehidupan yang menempa diri menjadi pribadi yang lebih berkembang.

Bersama dengan beberapa narasumber inspiratif dalam sesi diskusi pendidikan Belajaraya 2023, berikut insight-insight penting bahwa belajar gak cuma di sekolah saja. Simak cerita lengkapnya dalam artikel ini.

1. Menurut Prabowo, guru yang paling keras berperan membentuknya jadi sosok yang sukses

Kisah Prabowo hingga Maudy Ayunda tentang Pendidikan, Apa Kata Mereka?Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto hadir menjadi salah satu narasumber di acara diskusi pendidikan BelajaRaya Pos Bloc, Jakarta pada Sabtu (29/7/2023) (Youtube.com/Semua Murid Semua Guru)

Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto, hadir di acara diskusi pendidikan Belajaraya 2023 yang berlangsung di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu (29/7/2023). Menurutnya, seseorang yang sukses dipengaruhi oleh didikan dari guru atau atasan yang keras dan mau mendorong muridnya ke potensi yang paling baik.

"Guru terbaik bagi saya adalah guru paling keras, cerewet, paling banyak kasih PR. Ternyata setelah saya keluar dari sekolah dan menjalankan karier, saya baru sadar justru guru-guru paling cerewet, paling banyak kasih PR, paling banyak ngejar-ngejar kita, itu yang menjadikan kita berhasil. Itu mendorong kita ke potensi yang paling baik. Dalam perjalanan hidup saya selalu guru, pemimpin, atasan yang kadang-kadang katakanlah paling keras itu yang menjadikan kita berhasil," katanya.

Hal ini dibenarkan oleh Najeela Shihab, Pendidik dan Penggagas Semua Murid Semua Guru (SMSG). Menurut Najeela, apa yang dikatakan Prabowo juga terdapat dalam suatu penelitian.

"Risetnya begitu, guru yang paling peduli adalah guru yang punya ekspektasi paling tinggi terhadap murid-murid. Ekspektasi tinggi itulah yang diwujudkan dengan achievement-achievement," sambungnya.

2. Belajar bisa dari pengalaman orang lain

Kisah Prabowo hingga Maudy Ayunda tentang Pendidikan, Apa Kata Mereka?Talkshow Belajaraya 2023 yang berlangsung di Posbloc Jakarta pada Sabtu (29/7/2023). (youtube.com/Semua Murid Semua Guru)

Rizqy Rahmat Hani selaku Head of Kampus Pemimpin Merdeka, Guru, dan Konten Kreator membagikan pengalamannya sebagai guru honorer di Pekalongan. Awalnya, ia tidak setuju dengan pepatah bahwa guru adalah sosok yang sempurnya. Hal itu membuatnya merasa guru tidak perlu belajar. Namun, komplain dari murid menyadarkannya bahwa guru pun harus belajar. 

Rizqy bercerita, "Saya kira belajar itu harus dari ahli yang jabatannya mentereng. Belajar dari sesama guru, dari pengalaman lainnya, ternyata berdampak banyak. Saya belajar dari guru di Jember untuk mendengarkan murid. Sejak saat itu sebelum mengajar, saya selalu mendengarkan murid dan memfasilitasi mereka dengan membuat asesmen pembelajaran yang sesuai kebutuhan dan kesiapan belajar mereka."

3. Dunia pekerjaan dan interaksi dengan orang dewasa jadi pembelajaran terbesar untuk Maudy Ayunda

Kisah Prabowo hingga Maudy Ayunda tentang Pendidikan, Apa Kata Mereka?Maudy Ayunda di Talkshow Belajaraya 2023 yang berlangsung di Posbloc Jakarta pada Sabtu (29/7/2023). (linkedin.com/William Utomo)

Maudy Ayunda dikenal sebagai publik figur yang sangat berprestasi secara akademis maupun non-akademis. Bagi lulusan Oxford dan Stanford ini memandang bahwa pembelajaran di luar sekolah sangat penting. Ada banyak hal yang gak bisa kita temukan di sekolah dan Maudy menemukannya selama berkarya di dunia hiburan.

"Pembelajaran terbesar menurut aku kategori di luar sekolah. Aku pertama kali main film dan terjun di dunia entertainment itu usia 10 tahun. Pertama kali ngeluarin album itu 14 tahun. Jadi dulu sambil sekolah itu sambil kerja dan berkarya di dunia kreatif. Walaupun gak selalu sukses tapi aku merasa pengalaman bekerja ataupun pengalaman berinteraksi dengan orang lain itu dunia yang berbeda dengan dunia akademis itu jadi kesempatan belajar terbesar buatku," tuturnya.

dm-player

Sekolah tetaplah penting, tetapi Maudy merasa bahwa berinteraksi dengan orang lailn dan mendengarkan pengalaman mereka adalah hal yang sangat berdampak dalam hidupnya. Perempuan yang masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 percaya bahwa komunikasi antar manusia itu sangat luar biasa efeknya.

"Justru komunikasi antar manusia yang sangat amat luar biasa. That knowledge sharing, yang memang sekolah memfasilitasi interaksi seperti itu. Makanya sekolah jadi tempat yang penting, tapi sebenarnya interaksi seperti itu ada di mana-mana. Ada di tempat kerja, tempat-tempat seperti ini," ungkap Maudy.

Baca Juga: Peran Banyak Sektor Wujudkan Pendidikan Berkualitas di Indonesia

4. Nisa Felicia percaya bahwa pendidikan dipengaruhi oleh konsep diri

Kisah Prabowo hingga Maudy Ayunda tentang Pendidikan, Apa Kata Mereka?Talkshow Belajaraya 2023 yang berlangsung di Posbloc Jakarta pada Sabtu (29/7/2023). (youtube.com/Semua Murid Semua Guru)

Nisa Felicia memaparkan bahwa keinginan seseorang untuk belajar dipengaruhi oleh kemampuan dan kemauan. Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan ini menyampaikan bahwa ada Tes PISA, yakni tes internasional yang dilakukan oleh anak-anak 15 tahun.

"Anak-anak 15 tahun dinilai kemampuan literasi, numerasi, literasi science, dan beberapa kemampuan lain. Belajar di luar sekolah atau setelah lulus, maka kita bicara tentang dua konsep. Satu, self regulated learning dan keduanya, lifelong learning," jelasnya.

Self regulated learning berhubungan dengan kemandirian. Hal ini berhubungan dengan kemampuan literasi, sayangnya masih ada 70 persen anak yang literasinya di bawah standar minimum untuk Indonesia berdasarkan tes PISA.

"Kedua, growth mindset, kemampuan menyadari bahwa kalau saya belajar maka saya bisa. Guru-guru yang galak itu sebenarnya sedang mengasah growth mindset kita untuk percaya bahwa kita bisa. Namun, kurang dari 30 persen yang percaya bahwa kecerdasan bisa dikembangkan. Artinya, 70 persen lebih merasa saya gak bakat. Padahal itu bukan masalah bakat, melainkan kecerdasan yang bisa dilatih," imbuhnya.

Dibandingkan 61 anak dari negara lainnya yang mengikuti tes PISA, anak-anak Indonesia cenderung memiliki self efficacy rendah bahwa mereka bisa berkontribusi pada perubahan. Padahal, konsep diri inilah yang bisa mendorong seseorang untuk belajar sepanjang hayat.

"Learning should be empowering," kata Najeela Shihab.

5. Merantau jadi pelajaran berharga bagi novelis Ahmad Fuadi

Kisah Prabowo hingga Maudy Ayunda tentang Pendidikan, Apa Kata Mereka?Talkshow Belajaraya 2023 yang berlangsung di Posbloc Jakarta pada Sabtu (29/7/2023). (youtube.com/Semua Murid Semua Guru)

Ahmad Fuadi, novelis, percaya bahwa semua yang ada di dunia ini adalah pelajaran. Sebagai seseorang yang menulis, perlu sensitivitas untuk bisa menangkap memori dan pelajaran untuk disampaikan pada orang lain. Salah satu pembelajaran terbesarnya adalah merantau.

"Salah satu sekolah hidup adalah merantau. Merantau itu keluar dari zona nyaman. Kita struggle di sana, tapi itu jadi bahan untuk menulis. Jadi, seumur hidup sih belajar itu," kata Ahmad Fuadi kala menceritakan dari mana sumber inspirasinya dalam menulis.

Sesi diskusi ini memaparkan kenyataan bahwa belajar gak hanya mencakup sekolah saja. Ternyata ada banyak hal yang bisa kamu pelajari, lho!

Baca Juga: Cerita Ganjar Soal Pendidikan di Indonesia, Gak Cuma Nilai Akademis!

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya