Tingkat Pendidikan Indonesia saat Ini Ada di Mana? Cek Peringkatnya!

Kualitas pendidikan Indonesia masih jauh dari posisi terbaik

Majelis PBB memproklamirkan Hari Pendidikan Internasional pada 1 Desember 2018 dan dirayakan setiap tanggal 24 Januari. Peringatan ini sejatinya untuk mengingatkan kembali bahwa setiap negara berhak memiliki pendidikan yang ideal, adil, dan berkualitas.

Hari Pendidikan Internasional bertujuan untuk menegakkan pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia atas pendidikan. Selain itu, peringatan ini menengok kembali bentuk pembelajaran atau kebutuhan pendidikan yang mampu meningkatkan mutu bangsa. Lantas, di mana tingkat pendidikan Indonesia saat ini?

1. Peringat pendidikan Indonesia dalam skala dunia

Tingkat Pendidikan Indonesia saat Ini Ada di Mana? Cek Peringkatnya!Ilustrasi siswa sekolah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Data yang dipublikasikan oleh World Population Review menunjukkan bahwa hanya Jepang yang termasuk dalam jajaran 10 besar negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa posisi Indonesia dalam aspek kualitas pendidikannya masih kurang.

Indonesia dengan populasi lebih dari 200 juta orang menempati peringkat ke-54 dari 78 negara yang masuk dalam daftar World Population Review. Peringkat ini naik satu tingkat dibandingkan tahun 2020, di mana Indonesia menduduki peringkat ke-55.

Apabila menengok peringkat kawasan Asia Tenggara lainnya, Indonesia terkalahkan dari Singapore, Malaysia, dan Thailand. Sementara negara dengan sistem dan kualitas yang lebih rendah dari Indonesia dipegang oleh Filipina, Vietnam, Sri Lanka, dan Myanmar.

2. Baru 6 persen penduduk Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi

Tingkat Pendidikan Indonesia saat Ini Ada di Mana? Cek Peringkatnya!momen wisuda S3 Atalia Praratya (instagram.com/ataliapr)

Di antara 275,36 juta penduduk Indonesia yang dicatat oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), ternyata hanya 6 persen yang sudah mengenyam pendidikan tinggi. Pasalnya, pendidikan merupakan elemen penting yang bisa memutuskan rantai kemiskinan di Indonesia melalui terciptanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

dm-player

Namun kenyataannya, data yang dikeluarkan oleh Katadata per Juni 2022 menunjukkan bahwa masih ada 23,61 persen setara 65 juta penduduk yang belum atau tidak sekolah. Kesenjangan jelas terlihat dari persentase penduduk yang menamatkan SMA/SLTA/Sederajat sebesar 20,89 persen atau 57 juta. Sementara proporsi partisipasi di D1 dan D2 hanya 0,41 persen setara 1 juta penduduk.

Artinya, memang tidak banyak orang yang memilih melanjutkan pendidikan tinggi usai mengenyam pendidikan sampai SMA/SLTA/Sederajat. Bahkan masih banyak pula penduduk yang tidak tamat SD sebesar 11,14 persen setara 30 juta jiwa. Tamatan SD sebesar 23,4 persen atau 64 juta jiwa.

3. Indonesia perlu sistem dan kualitas pendidikan yang lebih baik dan inklusif

Tingkat Pendidikan Indonesia saat Ini Ada di Mana? Cek Peringkatnya!Ilustrasi siswa sekolah. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Bukan perkara baru, angka putus sekolah di Indonesia juga masih mencari garapan besar bagi pemerintah Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin tinggi pula angka putus sekolah.

Salah satu faktor penyebabnya adalah kesenjangan akses pendidikan antara masyarakat di pedesaan dan perkotaan. Status ekonomi pun berjalan lurus dengan tingkat lulusan penduduk. Semakin tinggi status ekonomi, semakin tinggi pula seseorang mengenyam pendidikan.

Menurut hasil survei Programme for International Students Assessment (PISA) 2018, Indonesia menduduki posisi 10 terbawah dari 79 negara yang berpartisipasi. Data ini menjadi pengingat keras bagi Indonesia bahwa pendidikan harus segera dibenahi. Baik dari kualitas tenaga pendidik, sistem yang digalakkan, hingga lembaga pendidikan itu sendiri.

Untuk itu, pemerintah juga harus menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata. Sebagaimana Hak Asasi Manusia atas pendidikan yang digaungkan oleh UNESCO lewat peringatan Hari Pendidikan internasional, maka pendidikan seharusnya dapat diakses dan tidak dibatasi oleh usia, tempat, maupun waktu.

Baca Juga: 5 Pelajaran Tersirat yang Didapat dari Pendidikan Formal

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya