Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wisuda (pexels.com/cero cero)
ilustrasi wisuda (pexels.com/cero cero)

Intinya sih...

  • Bantuan biaya pendidikan harus disyukuri, baik dari pemerintah maupun perusahaan
  • Penerima beasiswa tidak perlu malu, karena memperolehnya merupakan apresiasi atas prestasi atau keadaan ekonomi
  • Beasiswa membantu orangtua dan memberikan kesempatan untuk fokus pada pendidikan tanpa merasa rendah diri
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beasiswa atau bantuan biaya pendidikan yang diberikan oleh siapa pun padamu harus sangat disyukuri. Besaran dan ketentuan pencairan beasiswa tentu berbeda-beda. Namun, yang pasti dengan adanya bantuan pembiayaan ini studimu menjadi berjalan lebih lancar.

Dirimu dapat menyelesaikan pendidikan dan gak ada tunggakan biaya. Namun, mungkin ada rasa malu yang membuatmu kurang nyaman menjadi penerima beasiswa. Terlebih jika kamu menjadi satu-satunya penerima bantuan biaya pendidikan di circle-mu. 

Jangan sampai rasa malu ini membuatmu lebih suka sekalian gak usah sekolah atau kuliah. Kalau sampai dirimu berpikir seperti itu, masa depanmu bisa suram. Buang jauh-jauh perasaan minder, hanya karena orangtuamu tak membayar penuh biaya pendidikanmu seperti orangtua teman-teman lainnya. Simak tujuh alasan berikut ini, di mana kamu tidak malu untuk menjalani masa pendidikan dengan bantuan beasiswa.

1. Itu hakmu dan kewajiban pemberi beasiswa

ilustrasi menggunakan komputer (pexels.com/Thành Đỗ)

Apabila kamu mendapatkan beasiswa karena orangtua tidak mampu secara ekonomi, jangan insecure. Beasiswa tersebut memang hakmu dan siswa atau mahasiswa lainnya dengan kondisi yang sama. Sementara bagi pemerintah termasuk dalam kewajiban mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Tidak hanya dengan pemerintah membuka sekolah atau kampus, tetapi juga memberikan bantuan biaya pendidikan pada warga yang membutuhkan. Demikian pula perusahaan-perusahaan besar punya kewajiban berkontribusi nyata pada kehidupan masyarakat. Salah satunya, dengan mereka menyediakan beasiswa. 

2. Kamu dapat beasiswa karena berprestasi, bangga dong

ilustrasi wisuda (pexels.com/Max Anderson)

Tidak semua beasiswa menggunakan syarat penerima harus dari keluarga yang tak mampu. Murid atau mahasiswa dari keluarga menengah ke atas pun dapat saja memperoleh bantuan pendidikan apabila memiliki prestasi. Bila dirimu termasuk dalam penerima beasiswa karena prestasi, kenapa harus malu?

Itu tandanya kemampuan dan pencapaianmu betul-betul diapresiasi oleh pemberi beasiswa. Selain sebagai hadiah, bantuan biaya pendidikan diharapkan makin memotivasi dirimu agar meraih prestasi yang lebih hebat lagi. Jangan berpikir penerima apa pun selalu lebih buruk daripada pemberi. Kamu punya sisi unggul dalam diri.

3. Ini demi teraihnya cita-cita

ilustrasi wisuda (pexels.com/cero cero)

Banyak jalan menuju Roma. Kamu ingin berhasil menyelesaikan pendidikanmu dan memiliki masa depan yang cemerlang. Semua itu gak hanya bisa terwujud dengan orangtua yang membiayaimu. Siapa pun yang membiayai pendidikanmu, terima saja selama caranya tidak menyalahi peraturan.

Pun pihak pemberi beasiswa tak menuntut hal-hal yang berlebihan darimu sebagai balas budi. Paling kamu cuma diharuskan menjaga pencapaian akademik, agar tak terjun bebas atau melakukan penelitian yang bermanfaat.

Apabila kamu malu menerima beasiswa padahal orangtua juga gak mampu membiayai pendidikanmu, malah cita-citamu gagal teraih. Untukmu mencari uang sendiri di usia muda sembari belajar juga bukan hal mudah.

4. Sangat meringankan beban ekonomi orangtua

ilustrasi menggunakan komputer (pexels.com/Thành Đỗ)

Saat timbul rasa malu karena kamu menjadi penerima beasiswa, pikirkan baik-baik manfaatnya secara nyata. Dengan bantuan tersebut, orangtua bisa bernapas lega. Mereka tidak lagi pusing tujuh keliling memikirkan biaya pendidikanmu. Mereka pun tak perlu berutang ke sana kemari setiap tiba waktunya membayar kebutuhan sekolah atau kuliahmu.

Bila kamu punya adik yang bersekolah juga dan belum memperoleh beasiswa, orangtua menjadi dapat fokus membiayainya. Bisa juga mereka bisa menabung buat persiapanmu masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tabungan itu untuk mengantisipasi kalau-kalau di tingkat pendidikan berikutnya dirimu tidak lagi mendapatkan bantuan biaya pendidikan.

5. Jika kuota tak terbatas, banyak temanmu juga mau

ilustrasi wisuda (pexels.com/olia danilevich)

Apa yang didapatkan olehmu saat ini boleh jadi adalah impian banyak orang. Termasuk mengenai beasiswa. Banyak temanmu pasti gak menolak seandainya diberi bantuan biaya pendidikan. Namun, kuota penerima beasiswa terbatas dan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Alih-alih dirimu merasa malu karena bersekolah atau berkuliah dengan beasiswa, seharusnya kamu sangat bersyukur. Memang dirimu gak perlu pamer beasiswa juga. Akan tetapi, jangan sampai ada perasaan rendah diri seakan-akan bantuan itu membuktikan malangnya nasibmu. Terpilihnya kamu sebagai salah satu penerima menandakan nasibmu yang beruntung.

6. Malu justru bila kesempatannya ada, tetapi dirimu menolak

ilustrasi wisuda (pexels.com/George Pak)

Bila sudah terkait cita-cita serta masa depanmu sendiri yang baik, jangan sampai kamu salah menempatkan rasa malu. Dirimu malu memperoleh beasiswa. Hal memalukan justru saat kamu masih saja gengsi menerimanya meski sebenarnya membutuhkan. Bukankah itu namanya kamu tak mampu mengukur kemampuan diri?

Gunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Pihak yang memberikan bantuan biaya pendidikan sudah sangat baik. Tinggal kamu mau menyambutnya dengan positif juga atau malah bereaksi negatif. Bila pun besaran bantuannya gak terlalu besar, dengan dirimu tetap menerimanya bukan artinya harga dirimu rendah. Nominal itu bukan untuk membeli harga dirimu, melainkan menyambung pendidikanmu.

7. Bila ada orang yang mengejek, mungkin dia belum memahami

ilustrasi murid-murid (pexels.com/cero cero)

Rasa malumu bisa dipicu oleh ejekan baik dari teman, saudara, atau tetangga yang merasa lebih mampu. Meski ada rasa sakit hati saat kamu mendengarnya pertama kali, jangan biarkan rasa malu tumbuh. Dirimu gak mencuri uang siapa pun buat melanjutkan pendidikan. Kamu hanya menerima apa yang diberikan oleh pihak lain buat membantu pendidikanmu.

Hindari pemikiran bahwa kemampuan diri harus dibuktikan dengan apa-apa dibayar sendiri. Padahal, sesekali kebutuhanmu dibayari oleh orang lain juga bukan suatu cela. Toh, kamu tak memaksa pemberi beasiswa. Dirimu mendaftar beasiswa karena pihak lain sudah terlebih dahulu menyediakannya serta kamu memenuhi syarat.

Apa pun jenis beasiswanya dan berapa pun uang yang diperoleh, pusatkan perhatianmu pada pendidikan yang sedang ditempuh. Murid atau mahasiswa yang menerima bantuan pendidikan tidak lebih rendah daripada teman-teman yang dibiayai penuh oleh orangtua. Kalian setara dan tunjukkan bahwa dirimu juga bisa sukses. Bahkan siapa tahu kelak kamu mampu gantian membantu pendidikan generasi muda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorInaf Mei