ilustrasi pelajar sedang menempuh studi di luar negeri (Dok.Wise)
Survei mengungkapkan adanya perbedaan yang jelas antara harapan dan kenyataan dalam mengelola keuangan saat studi di luar negeri. Dari para pelajar yang masih merencanakan studi, hanya 29 persen yang menganggap mengatur anggaran di luar negeri sulit. Namun, angka ini naik drastis menjadi 53 persen di antara pelajar yang sudah studi di luar negeri.
Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah mengelola pengeluaran harian (62 persen), diikuti dengan kesulitan menabung (53 persen), menghadapi biaya tak terduga (40 persen), serta membayar sewa dan utilitas (22 persen). Hasil ini menunjukkan bahwa kebutuhan keuangan selama studi sering kali lebih berat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Tantangan untuk mengelola keuangan sebagai mahasiswa di luar negeri ini juga dirasakan oleh Zahid Ibrahim, YouTuber dan Mahasiswa di Ritsumeikan Asia Pacific University. Ia menjelaskan, walaupun dirinya telah merencanakan budget sekolah sebelum pindah ke luar negeri, namun tetap ada saja biaya tak terduga yang harus ia keluarkan.
“Sebelum pindah ke luar negeri, aku sudah merencanakan budget untuk biaya sekolah, akomodasi, dan kebutuhan sehari-hari. Tapi, waktu sampai di Jepang, aku tetap kaget dengan biaya hidup yang lebih tinggi dan menjadi ragu untuk mengeluarkan uang. Bahkan, aku sampai enggak mau memotong rambut. Ada juga biaya-biaya tak terduga, seperti perlengkapan kuliah tambahan," jelas Zahid.