TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Cerita Fiksi dan Nonfiksi: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh

Jangan terbalik, ya!

Ilustrasi orang membaca buku (pexels.com/Karolina Grabowska)

Saat jalan-jalan ke toko buku, atau perpustakaan pasti kamu sering melihat ada tulisan penanda letak buku fiksi dan nonfiksi. Meskipun sudah akrab dengan kedua istilah tersebut, tapi terkadang masih ada saja yang bingung membedakan keduanya dan sering terbalik penyebutannya.

Nah, supaya lebih jelas, serta paham apa yang dimaksud cerita fiksi dan nonfiksi, berikut IDN Times telah merangkum pengertian, ciri-ciri, dan contohnya. Yuk simak baik-baik ulasan di bawah ini!

Baca Juga: 5 Manfaat Seimbang Membaca Buku Fiksi dan Nonfiksi, Menulis Jadi Mudah

1. Pengertian cerita fiksi dan nonfiksi

Ilustrasi anak membaca buku (pexels.com/Maël BALLAND)
  • Pengertian cerita fiksi

Secara umum cerita fiksi bisa dikatakan sebagai sebuah cerita yang di dalamnya mengandung khayalan, rekayasa, dan imajinasi dari sang penulis. Di samping itu, cerita fiksi juga berarti suatu karya, di mana apa pun yang dikisahkan di dalamnya tidak perlu dicari kebenarannya di dunia nyata.

Menurut pakar linguistik, dan penulis buku linguistik bahasa Indonesia, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, fiksi adalah sebuah karya yang berasal dari imajinasi penulisnya. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menjelaskan bahwa fiksi ialah cerita rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan.

Kelebihan cerita fiksi adalah penulis memiliki kebebasan mutlak dalam menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk apa pun. Contoh yang termasuk cerita fiksi adalah semua karya sastra bergenre prosa, seperti cerpen, cerbung, dongeng, dan novel.

Meskipun penulis dibebaskan menuangkan ide ke dalam tulisannya, tetapi cerita fiksi juga memiliki aturan tersendiri yang tertuang dalam unsur intrinsik. Yakni unsur-unsur yang bertugas membangun cerita, sehingga terlihat lebih tertata alurnya, alias sistematis.

Unsur intrinsik pada cerita fiksi meliputi :

a. Tema.
Berisi pokok masalah yang terdapat pada cerita.

b. Latar.
Berupa tempat, waktu, maupun susunan terjadinya peristiwa.

c. Alur atau plot
Jalan cerita yang ditambahkan dengan konflik. Dalam sebuah cerita diperlukan adanya sebab-akibat yang memunculkan masalah demi masalah, serta bagaimana para tokoh menghadapi persoalan tersebut, hingga berhasil menyelesaikannya.

d. Tokoh dan penokohan
Meski serupa, tokoh dan penokohan adalah dua hal yang berbeda. Tokoh adalah karakter penggerak di dalam cerita. Sementara penokohan lebih kepada gambaran tokoh di dalam cerita. Meliputi sifat, pemikiran, dan tingkah lakunya.

e. Sudut pandang
Adalah teknik yang digunakan penulis dalam menuturkan ceritanya. Secara garis besar, sudut pandang dibagi menjadi dua. Yakni sudut pandang orang pertama (menggunakan kata 'aku' sepanjang cerita), dan sudut pandang orang ketiga (menggunakan kata 'dia' sepanjang cerita).

f. Amanat
Cerita fiksi yang bagus tidak hanya menghibur bagi pembacanya, tapi juga mengandung amanat, atau pelajaran yang bisa diambil dari kisah yang diceritakan tersebut.

  •  Pengertian cerita nonfiksi

Sedangkan cerita nonfiksi merupakan kebalikan dari cerita fiksi. Isi di dalamnya mengandung realita, fakta yang mungkin pernah, sedang, atau direncanakan akan terjadi di kehidupan nyata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nonfiksi tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya).

Adapun karya yang termasuk nonfiksi di antaranya ada, sejarah, biografi, kamus, esai, surat, makalah ilmiah, panduan dan lain-lain.

2. Ciri-ciri cerita fiksi dan nonfiksi

Ilustrasi belajar di perpustakaan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
  • Ciri-ciri cerita fiksi

a. Memakai cerita rekaan, atau nyata yang kemudian ditambah dengan imajinasi, dan khayalan penulis.
b. Tujuannya untuk menghibur, dan memberikan pengalaman haru, bahagia, kasmaran, ketakutan, atau penasaran melalui kisah yang dibawakan dalam cerita tersebut.
c. Memiliki alur yang menarik, dan mengundang rasa ingin tahu pembaca
d. Bahasa yang digunakan komunikatif, sehingga pembaca serasa terlibat ke dalam alur ceritanya.
e. Bahasa yang dipakai tidak baku, dan terkesan akrab dengan pembaca.

  • Ciri-ciri cerita nonfiksi

a. Tidak menggunakan gaya bahasa.
b. Menggunakan bahasa yang bersifat denotatif, yakni sesuai kenyataan, atau apa yang terlihat serta tidak ada unsur kiasan.
c. Ditulis berdasarkan kajian.

Baca Juga: 6 Buku Fiksi dan Non Fiksi Terbaik untuk Mengenal Ukraina

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya