TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berusia 75 Tahun, Ini Sejarah Singkat Hari Koperasi Nasional

Berdiri untuk kesejahteraan rakyat Indonesia

Ilustrasi tabungan (pixabay/nattanan23)

Tepat 75 tahun lalu, sebuah organisasi ekonomi resmi berdiri di Indonesia. Berlandaskan atas asas kekeluargaan, sepak terjang koperasi mampu bertahan hingga kini.

Bertahannya koperasi di Indonesia di era serba canggih ini, diiringi pula dengan sejumlah fakta serta sejarah. Khusus pada peringatan ke-75 Hari Koperasi Nasional (Harkopnas), IDN Times akan menyajikan fakta-fakta seputar Koperasi Indonesia untuk kamu. 

1. Cikal bakal koperasi di Indonesia sudah ada sejak abad ke-19

Ilustrasi simpan pinjam koperasi (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Pada 1896, Patih R. Aria Wiria Atmaja yang merupakan seorang Pamong Praja di Purwokerto, mendirikan sebuah bank bagi para pegawai negeri. Alasannya, ia ingin membantu para pegawai yang kian menderita akibat meminjam uang, namun dibebankan bunga yang sangat tinggi.  

Usaha Patih lalu diteruskan oleh asisten residen Belanda bernama De Wolffvan Westerrode. Setelah berkunjung ke Jerman di waktu cuti, De Wolffvan Westerrode mengusulkan perubahan nama bank menjadi Bank Pertolongan, Tabungan, dan Pertanian serta mengajukan perubahan menjadi koperasi.

Perjalanan koperasi lantas berlanjut melalui peran Budi Oetomo, Serikat Dagang Islam, dan Partai Nasional Indonesia demi kesejahteraan masyarakat. 

2. Kongres Koperasi Indonesia: asal mula Harkopnas di mana Bung Hatta jadi Bapak Koperasi Indonesia

id.wikipedia.org

Selepas Indonesia menyatakan kemerdekaan, gerakan koperasi mengadakan kongres koperasi untuk pertama kali. Dihelat di Tasikmalaya pada 12 Juli 1947, kongres itu sukses menelurkan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI). Tanggal kongres itulah yang menjadi cikal bakal peringatan Hari Koperasi Nasional.

Kongres Koperasi Indonesia juga menghadirkan momen besar. Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, Mohammad Hatta, diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia dalam Kongres Koperasi yang berlangsung pada 17 Juli 1953 di Bandung. Hal tersebut tak lepas dari kontribusinya memberikan pemikiran tentang ekonomi serta dorongan untuk gerakan koperasi. 

Baca Juga: 5 Tips Hemat Saat Traveling Supaya Gaji Gak Cepat Habis

3. Kontribusi Koperasi untuk PDB dalam negeri

ilustrasi tabungan koperasi (pixabay/stevepb)

Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia dibuktikan dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) koperasi terhadap PDB Nasional. Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, tercatat di tahun 2017 PDB Koperasi berhasil menyentuh angka 4,48 persen.

Angka ini menjadi peningkatan tajam karena pada 2014 PDB koperasi terhadap PDB nasional hanya sebesar 1,71 persen. Dengan jumlah unit koperasi yang aktif sebesar 152.714 unit, diharapkan mampu menaikkan kontribusi koperasi pada tahun-tahun berikutnya.

4. Koperasi Telekomunikasi Selular, satu-satunya unit koperasi yang tembus 100 besar dunia

kiselindonesia.com

Tak hanya mencatatkan peningkatan tajam untuk sumbangsih PDB Nasional, koperasi Indonesia juga mampu menunjukkan kualitasnya di ranah global. Salah satunya dibukukan oleh Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel).

Berdasarkan pada data World Cooperative Monitor rilisan 2018, koperasi milik karyawan Telkomsel ini sukses menempati peringkat ke-94 dunia dengan PDB per kapita pada 2016 mencapai 121.546,82 dolar Amerika atau setara dengan 1,7 triliun rupiah. 

Baca Juga: 5 Tipe Orang Saat Menabung, Kamu Termasuk yang Mana?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya