TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Novel Berlatar Perang yang Jarang Dibahas, Kaya Wawasan Baru

Sekalian belajar sejarah

novel Minor Detail (instagram.com/thisbookmagnet)

Perang dan konflik sering jadi bahan inspirasi untuk sebuah karya fiksi, baik film maupun novel. Tentu tak ada yang menginginkan itu terjadi, makanya karya-karya dibuat untuk mengenang para korban, menghargai para penyintas, dan jadi pelajaran untuk lebih banyak orang agar tak mengulang kesalahan yang sama. 

Perang Dunia II pun sering dipilih sebagai latar novel fiksi sejarah yang mungkin terkesan sedikit klise buatmu yang sudah sering membaca genre ini. Tenang, masih ada novel lain yang mengambil latar peperangan dan konflik yang jarang terekspos, mulai dari perang Bosnia sampai Srilanka. Berikut sembilan rekomendasinya. 

1. At Night All Blood Is Black

novel At Night All Blood is Black (instagram.com/fast.continuous)

Saat bicara Perang Dunia I, tentu kita akan tertuju pada negara-negara Eropa sebagai aktor utamanya. Namun, tak banyak yang tahu kalau negara Eropa ternyata turut mengerahkan tentara asal Afrika yang saat itu menjadi bagian dari wilayah jajahan mereka.

Novel At Night All Blood Is Black pun seakan mengingatkan kita akan fenomena tersebut. Ceritanya dibangun dari dua prajurit asal Senegal bernama Mademba Diop dan Alfa yang dikerahkan untuk membela Prancis dalam Perang Dunia I. Meski berada di pihak yang sama, tentara-tentara kulit hitam ini tetap mengalami banyak diskriminasi dan ketidakadilan.            

2. A Passage North

novel A Passage North (instagram.com/browngirlbookshelf)

Tak banyak yang tahu kalau Srilanka pernah dan masih terluka karena perang sipil selama lebih dari 30 tahun. Ini yang kemudian diangkat novelis Anuk Arudpragasam dalam karya tulis keduanya berjudul A Passage North

Ia merangkai cerita dari sosok Krishan, seorang laki-laki asal Srilanka yang merantau ke Delhi. Suatu hari, ia mendapat kabar duka yang membuatnya harus pulang ke desa tempatnya berasal. Perjalanan darat yang panjang dari Kolombo pun harus ia lakoni sambil menyaksikan warisan luka dari perang sipil yang masih menghantui negaranya. 

3. Minor Detail 

novel Minor Detail (instagram.com/thehungrybookreader)

Novel Minor Detail dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berlatar tahun 1948—1949 ketika Israel melakukan deklarasi kemerdekaan di tanah Palestina dan mengusir warga etnik Arab dari wilayah tersebut.   

Di bagian kedua, cerita berlanjut ke 10 tahun pasca kejadian tersebut. Di mana seorang perempuan bertekad mengungkap kasus penemuan jenazah seorang perempuan yang dipercaya menjadi korban pelecehan seksual dan pembunuhan oleh tentara Israel. Dikemas dalam 112 halaman, Adania Shibli berhasil menciptakan cerita yang gripping dalam novelnya ini. 

4. I Must Betray You

novel I Must Betray You (instagram.com/jessislibrary)

Selain Uni Soviet dan Amerika Serikat, negara-negara Eropa Timur juga terjerembab dalam sengitnya Perang Dingin. Menjelang tahun 1990-an, rezim-rezim komunis mulai berjatuhan. Namun, tidak di Rumania yang masih berada di bawah kontrol diktator Nicolae Ceausescu. 

Ketegangan dan krisis di masa itu kemudian dirangkai Sepetys lewat sudut pandang pemuda bernama Cristian. Ia terjebak menjadi informan untuk aparat dan terpaksa mengkhianati kawan-kawannya. I Must Betray You adalah novel keempat Ruta Sepetys. Ia dikenal sebagai penulis novel fiksi sejarah yang menyasar pembaca muda dan remaja. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Novel Romantis Asal Korea Selatan yang Seru Abis

5. Theatre of War

novel Theater of War (instagram.com/transitsanta)

Tak banyak novelis yang mengangkat Perang Yugoslavia sebagai latar karyanya. Novel dari Jeftanovic bisa jadi salah satu opsi bacaan untuk yang penasaran dengan salah satu perang mematikan di Eropa tersebut. 

Plot dirangkai dari sudut pandang Tamara, seorang gadis kecil berusia 9 tahun yang tinggal di sebuah negara Amerika Selatan bersama keluarganya. Namun, perlahan pembaca pun akan diajak menyelami bagaimana kakak-kakak dan orangtua Tamara menunjukkan tanda-tanda trauma psikis akibat perang. 

6. Trespasses

novel Trespasses (instagram.com/booksandrecs)

Trespasses dijalin dari sudut pandang seorang perempuan berusia 24 tahun bernama Cushla. Ia tinggal di Belfast saat konflik horizontal menyeruak pada tahun 70-an. Di tengah pergolakan politik yang membagi Irlandia Utara menjadi dua kubu, Katolik dan Protestan, peran Cushla yang sudah berlapis sebagai anak yang merawat ibu alkoholik, pekerja sosial, serta selingkuhan seorang laki-laki Protestan pun makin kompleks. 

Lewat sudut pandangnya, sang penulis turut menyinggung beberapa fakta tentang privilese laki-laki dan posisi tak menguntungkan bagi perempuan di tengah konflik. Gaya penulisannya tegas, Louise Kennedy berhasil menciptakan cerita yang mencekam, tapi juga menghipnotis. 

7. Grey Bees

novel Grey Bees (instagram.com/beanfield.books)

Sejak tahun 2014, wilayah Donetsk di Ukraina Timur berada dalam kondisi mencekam. Ini terjadi karena kontak senjata antara kelompok separatis yang didukung Rusia dan tentara pemerintah Ukraina. 

Di tengah kegentingan tersebut, seorang petani lebah bernama Sergeyich hidup di zona abu-abu, tepat di antara wilayah yang dikuasai separatis dengan Ukraina. Enggan meninggalkan rumahnya, sang laki-laki paruh baya akhirnya memberanikan diri untuk keluar demi kemaslahatan lebahnya yang terancam meriam dan roket.  

Di sepanjang novel, Sergeyich yang polos bertemu berbagai macam orang. Mulai dari tentara separatis dan tentara Ukraina, warga sipil biasa yang berusaha bertahan hidup, hingga warga Tatar Krimea yang harus hidup di bawah regulasi baru Federasi Rusia. Kaya pencerahan dan penuh humor yang menggelitik, Grey Bees menjadi bacaan yang kiranya bisa membantumu memahami konteks Perang Rusia-Ukraina saat ini. 

8. The Island of Missing Trees

novel The Island of Missing Trees (instagram.com/livslibraryreviews)

Siprus adalah negara yang terbagi menjadi dua bagian karena konflik antara dua etnik mayoritasnya, yakni Yunani dan Turki. Sebelum terjadi segregasi, dua etnik ini hidup rukun dan berdampingan. Termasuk Kostas dan Defne, dua remaja yang tak sengaja bertemu di sebuah kafe dan saling jatuh cinta. 

Mereka terpisah ketika perang berkecamuk. Bertahun-tahun kemudian, Kostas memutuskan kembali ke tempat mereka pernah tinggal untuk menemukan Defne. Di sisi lain seorang gadis bernama Ada yang tinggal di London hanya bisa menatap sebuah pohon tin sebagai satu-satunya hal yang mengingatkannya pada negara asalnya, Siprus. 

The Island of Missing Trees adalah perpaduan antara historical fiction dan magical realism. Dua cerita di atas seakan tidak berkesinambungan, tetapi cerita Kostas, Defne, dan Ada akan saling bertautan seiring kita membalik halaman demi halaman. 

Baca Juga: 6 Novel Klasik yang Menyentil Isu Sosial, Bacaan Wajib Mahasiswa!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya