6 Novel Klasik yang Menyentil Isu Sosial, Bacaan Wajib Mahasiswa!

2. The Scarlet Letter

buku The Scarlet Letter karya Nathaniel Hawthorne (instagram.com/thatswhatnatread)

Sejak dulu, perempuan selalu menghadapi banyak stereotip, salah satunya kesuciannya yang ditentukan dengan status keperawanan. Novel The Scarlet Letter mengupas tentang kehidupan perempuan yang dianggap sebagai pezina karena anaknya tidak memiliki ayah.

Hester Prynne, tokoh utama dalam novel ini menerima banyak cacian bahkan sampai kekerasan dari masyarakat desanya karena melahirkan anak tanpa seorang ayah. Hester bahkan diharuskan memakai simbol “A” di pakaiannya sebagai bentuk pengucilan terhadap pezina.

Sayangnya, selalu perempuan yang menjadi korban. Ketika laki-laki melakukan hal serupa, semua seperti tidak peduli. Nathaniel Hawthorne sukses mengulik kehidupan masyarakat yang relijius yang seringkali main hakim sendiri dalam novel karyanya ini.

3. North and South

buku North and South karya Elizabeth Gaskiel (instagram.com/mytreasureinbooks)

Revolusi industri sangat berpengaruh terhadap kemajuan peradaban dunia. Namun di balik itu selalu ada sisi negatif yang tidak tampak. Novel North and South yang pertama kali dirilis pada tahun 1854 ini mengangkat sisi gelap revolusi industri.

Kapitalisme semakin menggerogoti masyarakat kelas menengah ke bawah. Para pekerja banyak yang tergantikan oleh mesin sehingga terjadi kelaparan di mana-mana. Di lain sisi, para pemilik modal meraup keuntungan yang setinggi-tingginya. Elizabeth Gaskiel sukses menyoroti kehidupan masyarakat pekerja yang dilanda banyak masalah di era revolusi industri.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Buku Keigo Higashino, Jagoan Novel Misteri

4. Les Miserables

buku Les Miserables karyaVictor Hugo (instagram.com/lemursandapples)

Seribu kebaikan yang dilakukan manusia dapat hilang seketika hanya karena satu kesalahan. Kemalangan ini menimpa Jean Valjean yang dipenjara belasan tahun karena mencuri roti untuk saudaranya yang kelaparan. Nahasnya, ketika Jean sudah bertobat dan melakukan banyak kebaikan, masa lalunya ini tetap yang paling diingat oleh orang.

Les Miserables yang ditulis oleh Victor Hugo ini menggambarkan bagaimana kehidupan rakyat Prancis abad 19, di mana keadilan selalu berpihak pada kalangan atas. Ditambah kondisi pemerintahan yang korup menjadikan masyarakat menuntut adanya revolusi. Novel yang diterbitkan pada 1862 ini kaya akan permasalahan sosial yang menarik untuk dibahas.

5. Gone with the Wind

buku Gone With the Wind karya Margaret Mitchell (instagram.com/book_trovert)

Di balik kisah romansa epik, terdapat banyak sekali isu sosial yang dibahas dalam novel Gone with the Wind. Si tokoh utama, Scarlett O’Hara digambarkan sebagai perempuan hebat yang keras kepala. Scarlett berani menentang tradisi yang tidak semua perempuan pada abad itu akan melakukan hal yang sama.

Secara tidak langsung, novel ini membahas tentang emansipasi perempuan. Margareth Mitchell juga menuliskan tentang hirarki sosial yang selalu saja membuat perempuan berada di bawah laki-laki. Novel klasik tetang hubungan romansa masyarakat kalangan atas ini juga berlatar pada Perang Sipil yang membuat ceritanya semakin kompleks.

6. To Kill a Mockingbird

buku To Kill a Mockingbird karya Harper Lee (inatagram.com/jaimepages)

To Kill a Mockingbird termasuk ke dalam jajaran novel klasik yang tidak pernah terlekang oleh zaman. Tulisan yang berasal dari pengalaman sekaligus hasil observasi dari Harper Lee ini sendiri masih terbilang relevan sampai sekarang. Orang kulit hitam seringkali mengalami rasisme hanya karena stereotip yang dimiliki.

Novel ini menceritakan perspektif anak kecil terhadap ayahnya yang selama ini sering menentang ketidakadilan. Salah satunya yang menimpa Tom Robinson, orang kulit hitam yang dituduh memperkosa gadis berkulit putih. Selalu ada prasangka terhadap kaum minoritas yang dibahas apik dalam buku klasik ini.

Walaupun agak berat bacanya, novel klasik selalu menyimpan banyak sekali isu sosial yang menarik untuk dikupas. Ceritanya yang kompleks dan berbobot membuat pembaca cenderung berpikir keras. Keenam novel klasik di atas sendiri juga tidak kalah seru untuk dijadikan bahan diskusi di kelas, lho.

Baca Juga: 5 Novel Karya Hilman Hariwijaya yang Tak Lekang oleh Waktu