TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Rekomendasi Buku Kumpulan Cerpen di Aplikasi iPusnas

Kamu bisa baca buku secara gratis, lho!

ilustrasi membaca e-book (Pixabay.com/Pexels)

Salah satu platform e-book dari Indonesia yang cukup populer adalah iPusnas. Aplikasi besutan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menawarkan beragam buku yang dapat kamu pinjam ditempat atau dipinjam untuk kemudian dibaca secara daring. Istimewanya, buku yang kamu pinjam secara daring itu gratis, lho. 

Mulai dari buku pengembangan diri, sejarah, puisi, novel, hingga kumpulan cerpen pun ada. Bagi kamu yang butuh rekomendasi buku bacaan khususnya kumpulan cerpen, berikut rekomendasi buku yang bisa kamu temukan di aplikasi iPusnas.

1. Yang Bertahan dan Binasa Perlahan (Okky Madasari)

Yang Bertahan dan Binasa Perlahan (instagram.com/bukugpu)

Yang Bertahan dan Binasa Perlahan merupakan buku kumpulan cerpen karangan Okky Madasari yang terbit pertama kali pada tahun 2017. Buku ini terdiri dari 19 cerpen yang ditulis sepanjang satu dekade dalam rentang 2007-2017. 

Kumpulan cerita dalam buku ini mengangkat tema manusia dan pertarungannya, baik itu pertarungan melawan diri sendiri maupun menghadapi lingkungan sekitarnya. Cerpen pertama sekaligus yang terpanjang berjudul sama dengan buku ini. Menceritakan seorang laki-laki bernama Bandiman yang memutuskan meninggalkan kampung halaman setelah tiga puluh tahun hidupnya. 

Saat berlayar di luasnya laut, Bandiman terus merasa takut. Banyak kegelisahan hinggap dalam dirinya. Apakah nasibnya di pulau seberang itu akan lebih baik? Apakah cukup untuk menghidupi anak-istrinya? 

2. Metafora Padma (Bernard Batubara)

buku Metafora Padma (instagram.com/bukugpu)

Metafora Padma merupakan buku kesembilan Bernard Batubara dan terbit pertama kali pada tahun 2016. Buku ini berisikan 14 cerpen yang banyak mengangkat tema kerusuhan dan kekerasan pada masa Orde Baru, meskipun pada beberapa cerita tidak disebutkan secara jelas latar waktunya. 

Selain itu ada juga cerpen tentang percintaan, penuh imajinasi liar, dan ditulis dengan cara unik yang akan membuat pembaca tak habis pikir. Adapun cerita Metafora Padma yang menjadi judul buku ini mengisahkan seorang lelaki yang berkenalan dengan perempuan, mereka bertemu di suatu pesta kecil. 

Mereka berbincang banyak hal, dimulai dengan kisah bunga-bunga dan diakhiri cerita mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan. Tak lama kemudian, perempuan itu pergi menjauh dan si lelaki tidak tahu ke mana hendak mencari. Ia tidak punya nomor teleponnya dan tidak seorang pun di pesta yang kenal dengan perempuan bernama Padma itu. 

Baca Juga: 6 Buku Kumpulan Cerpen dan Esai Favorit Lorde, Seleranya Gak Biasa

3. Madre (Dee Lestari)

buku Madre (instagram.com/syifabook)

Madre merupakan buku ketujuh Dee Lestari dan terbit pertama kali pada tahun 2011. Buku ini merupakan kumpulan cerpen ketiga setelah Filosofi Kopi (2006) dan Rectoverso (2008). Madre terdiri dari 13 cerita yang ditulis Dee Lestari sepanjang 2006-2011.

Sebagian cerita pernah dimuat di media massa dan blog pribadi. Ada pula yang baru pertama kali hadir lewat buku ini. Madre sendiri diambil dari salah satu judul cerpennya. Menceritakan seorang pria muda bernama Tansen yang tiba-tiba mendapat warisan adonan biang roti yang telah berumur 70 tahun dari kakeknya. 

Tansen diminta untuk meneruskan toko roti mereka yang sudah lama tutup. Menurut kakeknya, hanya keturunan langsung yang dapat membuka kembali toko itu. Tansen yang fleksibel dan tidak suka rutinitas pun berada dalam kebimbangan. 

4. Menghardik Gerimis (Sapardi Djoko Damono)

buku Menghardik Gerimis (twitter.com/sastragpu)

Selain menulis puisi, Sapardi Djoko Damono juga menulis beberapa buku kumpulan cerpen, salah satunya Menghardik Gerimis yang terbit tahun 2019. Buku ini berisikan 38 cerpen, masing-masing hanya berkisar antara satu hingga dua halaman sehingga cocok buat dibaca dalam sekali duduk. 

Tema yang diangkat dalam buku ini beragam termasuk tentang alam dan benda-benda mati. Cerita disajikan dengan sangat puitis dan penuh metafora. Cerpen Menghardik Gerimis yang menjadi judul buku ini mengisahkan seorang lelaki yang menyukai hujan, tetapi benci gerimis. 

Menurut lelaki itu, hujan suka berterus terang dan suaranya jelas. Sedangkan gerimis itu licik karena suka jatuh pelan-pelan dan membasahi lantai, membuat orang mudah terpeleset. 

Baca Juga: Rekomendasi 5 Buku Sains Populer Dengan Bahasa yang Friendly

Verified Writer

Ekos Saputra

gemar membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya