Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Saat ini, perkembangan teknologi kian pesat sehingga keterampilan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Engineering/Teknik, Matematika) semakin dibutuhkan demi mendukung industri 4.0. Sayangnya, hanya 30 persen perempuan yang bekerja di sektor tersebut (BPS, 2017).
Mengatasi masalah ini, Mastercards dan YCAB Foundation berkolaborasi melalui platform Girls4Tech untuk para remaja putri atau siswi di sekolah agar bisa mengeksplorasi bakat dan kemampuannya di bidang STEM. Bentuk kolaborasi ini disampaikan dalam virtual conference pada Selasa (15/9/20)
1. Indonesia akan membutuhkan 9 juta talenta digital pada tahun 2030
Saat ini, perkembangan teknologi semakin meningkat. Maka dari itu, kemampuan di bidang STEM juga semakin dibutuhkan. Kemampuan dan pengetahuan ini adalah hal fundamental untuk mendukung industri 4.0 di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Johnny G. Plate, memprediksi pada 2030, Indonesia akan membutuhkan 9 juta talenta digital. Talenta ini nantinya akan berkontribusi untuk mengembangkan inovasi digital, mengatasi cybersecurity, dan berbagai kesempatan pekerjaan lainnya di era digital.
2. Hanya 30 persen tenaga kerja di sektor STEM yang merupakan perempuan (BPS, 2017)
pexels.com/Anastasia Shuraeva Sebuah studi dari UNESCO dan Korean Women’s Development Institute mengungkapkan, adanya permintaan yang tinggi akan pelajar perempuan di institusi pendidikan tinggi untuk mempelajari STEM. Hal ini terlihat dari jurusan kuliah seperti biologi, kimia, farmasi, dan kedokteran yang didominasi oleh pelajar perempuan. Akan tetapi, minat yang tinggi dalam bidang STEM ini tidak berlanjut sampai dunia kerja.
Sehubungan dengan data tersebut, Badan Pusat Statistik (2017) melihat adanya ketidaksetaraan gender yang besar di industri STEM Indonesia. Hanya 30 persen tenaga kerja di sektor STEM adalah perempuan.
"Data kami menunjukkan bahwa 1 dari 5 pria mengejar karier di STEM, tapi 1 dari 20 wanita mengejar karier di STEM. Tentunya, ada kesenjangan yang sangat besar di sini," ungkap Charlie Hartono, Country Lead Social Impact and Philanthrophy PT. Mastercards Indonesia.
Baca Juga: Bentuk Milenial Pertanian Tangguh, Konstratani dan Pendidikan Vokasi Sinergi
3. Mastercard dan YCAB Foundation berkolaborasi mengembangkan generasi perempuan dalam teknologi lewat Girls4Tech
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Melihat adanya kebutuhan yang semakin bertambah akan remaja perempuan dalam teknologi, Mastercard Center for Inclusive Growth dan YCAB Foundation membentuk platform digital Girls4Tech.
"Melalui program Girls4Tech, kami akan memperkenalkan sesuatu yang baru, sesuatu yang menyenangkan dan interaktif. Kami berinvestasi untuk masa depan para remaja ini sehingga mereka dapat terus maju di dunia teknologi. Kami berharap dapat menciptakan masa depan dengan lebih banyak remaja perempuan yang berpartisipasi dalam bidang STEM," ungkap Veronica Colondam, Pendiri dan CEO YCAB Foundation.
4. Girls4Tech juga membuka potensi peluang perempuan dalam transformasi ekonomi digital bangsa
pexels.com/Vlada Karpovich Dengan semakin banyaknya perempuan dalam pekerjaan digital, maka terbuka pula potensi transformasi ekonomi digital bangsa. Perempuan memiliki peluang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi lewat karier digital.
"50 persen populasi Indonesia itu perempuan. Kalau talenta mereka bisa dieksplorasi, maka partisipasi mereka pada ekonomi pun juga meningkat. Karena sekarang pun, masih ada diskriminasi sedikit di perempuan dalam hal ekonomi," ungkap Veronica.
Baca Juga: Semangat Lanjutkan Pendidikan, 10 Artis Lulus Kuliah Setelah Menikah