TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Langkah Mewujudkan Adaptive Learning Agar Anak Ketagihan Belajar

Beri pendekatan yang sesuai dengan sifat anak

Doc. Pintek

Pintek berkolaborasi dengan Quipper Campus mengadakan webinar berjudul "Mempersiapkan Generasi Emas Indonesia yang Mandiri dan Bermotivasi Tinggi" pada Selasa (4/8/2020). Yasser M. Syaiful, Head of Commercial Pintek, memaparkan jika berdasarkan riset yang pernah ia lakukan, kebanyakan siswa masih menganggap belajar sebagai beban.

Dari permasalahan ini, ia mengatakan jika sistem belajar anak sudah harus mulai diubah menjadi adaptive learning. "Adaptive learning merupakan pengalaman belajar yang dibuat sesuai dengan kebutuhan individu pelajar, bukan pengalaman belajar satu untuk semua," katanya.

Untuk melakukan hal tersebut, Yasser memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orangtua atau guru agar membuat anak merasa ketagihan saat belajar. Lantas, seperti apa tips tersebut? Daripada penasaran, langsung saja simak ulasannya di bawah ini.

1. Berikan kesempatan pada anak untuk belajar secara mandiri

Webinar Pintek Edutalk with Quipper. 4 Agustus 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Setiap anak pada dasarnya memiliki konsep belajar yang berbeda-beda, tergantung dengan kepribadiannya masing-masing. Sebagai orangtua, jangan sampai kamu memberikan arahan yang berlebihan, seolah hal tersebut menjadi aturan yang tak menyenangkan.

Sebaliknya, hal yang perlu kamu lakukan sebagai orangtua adalah membuat suasana belajar anak yang nyaman dan tidak mengganggunya. "Kita harus memahami bahwa pendekatan belajar anak zaman sekarang tidak sama. Sehingga, perubahan generasi terjadi secara eksponensial. Untuk itu, cobalah berikan kesempatan pada anak untuk belajar secara mandiri sehingga ia menemukan cara belajarnya sendiri," ungkap Yasser.

2. Berikan penjelasan mengenai potensi otak setiap anak berbeda-beda

Webinar Pintek Edutalk with Quipper. 4 Agustus 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Tiap anak jelas memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda. Hanya saja, sering kali anak memiliki persepsi buruk terhadap dirinya sehingga pemikiran buruk tersebut justru dapat menurunkan rangsangan otak untuk berkembang.

Maka dari itu, untuk membangun sistem belajar adaptive learning pada anak, hal yang pertama harus kamu lakukan adalah menyamakan persepsi dengannya dan berikan penjelasan jika potensi tiap orang berbeda-beda. 

"Persepsi buruk yang terus berada di otak, bisa membuat pemikirannya akan selalu buruk. Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan penjelasan yang baik tentang potensi otak mereka. Jangan sampai mereka memiliki pemikiran 'aku cuma bisa seperti itu' atau 'aku hanya bisa melakukan itu'," tuturnya.

Baca Juga: 5 Tips Belajar Masak Melalui Online, Efektif Gak Ya?

3. Bangun keyakinan diri pada anak

Webinar Pintek Edutalk with Quipper. 4 Agustus 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Setelah menanamkan pemikiran yang positif, Yasser mengatakan jika hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah membangun keyakinan atau rasa percaya diri pada anak. Menurutnya, rata-rata siswa mengalami kegagalan dalam hal belajar karena sering tidak mengizinkan dirinya untuk menerima pelajaran.

Hal ini bisa terjadi karena siswa tak memiliki target belajar yang jelas dan tak percaya diri. Akibatnya, banyak ditemui momen di mana siswa belajar di kelas namun pemikirannya tidak berada di ruang kelas, alias tidak memperhatikan materi yang dipaparkan.

"Mereka punya kapasitas masing-masing. Untuk membangun adaptive learning, hal yang sangat wajib dilakukan adalah membangun keyakinan yang positif terhadap dirinya," ujar dia.

4. Pahami learning channel yang disukai anak

Webinar Pintek Edutalk with Quipper. 4 Agustus 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Generasi millennials dan gen z merupakan jenis pelajar yang memiliki kepribadian berbeda dengan generasi sebelumnya. Ini dikarenakan mereka tumbuh dan berkembang di lingkungan yang dikelilingi teknologi. Sehingga, setiap anak pada dasarnya memiliki learning channel atau media pembelajaran yang berbeda.

"Kenali learning channel anak. Maksudnya, anak zaman sekarang biasanya lebih menyukai sistem belajar dengan memanfaatkan teknologi, bersifat visual dan audio, dan fleksibel. Jika anak bapak atau ibu seperti itu, maka sesuaikan dengan learning channel mereka," tegas Yasser.

Baca Juga: Biar Gak Bosan, Ikuti 5 Tips Belajar Efektif Khusus Buat Ekstrover Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya