TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IWF 2020: 5 Tips Nulis ala Rintik Sedu Saat Orang Meragukanmu

Jadilah dan percaya diri sendiri! #IWF2020

youtube.com/IDN Times

Menulis menjadi sesuatu yang mudah bagi sebagian orang dan sulit bagi sebagian lain, salah satunya ketika membuat karya tulis fiksi. Alih-alih mendapat apresiasi, tak jarang penulis mendapat cercaan dari pembaca. 

Tidak perlu risau, sedih, gundah, bahkan balik kanan alias mundur untuk menulis. Untukmu yang memiliki hobi menulis dan bercita-cita ingin jadi penulis, Rintik Sedu alias Nadhifa Allya Tsana punya tips untuk tetap semangat meski banyak yang meragukanmu. Apa saja, ya?

1. "Bodo amat"

youtube.com/IDN Times

Pola pikir dan sikap "bodo amat" harus jadi andalan pertamamu bagi yang hobi menulis dan bercita-cita ingin jadi penulis. Selama karyamu tidak melanggar tata krama maupun norma yang ada dalam masyarakat, sah saja menulis apa pun yang jadi keinginan hati.

Setiap penulis memiliki cara dan gaya tersendiri dalam menuangkan idenya melalui kata-kata. Ketika orang lain mencaci bahkan meragukanmu, empaskan dan lupakan saja. Jadilah diri sendiri dalam setiap hal yang dilakukan, termasuk menulis. Menjadi diri sendiri itu bukan hal yang lelah untuk dilakukan kok!

Baca Juga: IWF 2020: 5 Tips Bikin Artikel Website yang Banyak Dibaca 

2. Menulis adalah bentuk menyayangi diri sendiri

pexels.com/Andrea Piacquadio

Banyak orang menulis karena tidak bisa mengungkapkan isi hati secara langsung. Alhasil, karya tulis fiksi menjadi salah satu cara dalam menyampaikan hal tersebut tanpa perlu mengekspos diri terlalu jauh. Namun, apa yang harus dilakukan ketika pembaca meremehkan tulisan yang kita buat?

Yakinkan diri jika menulis itu jadi salah satu caramu dalam menyayangi diri sendiri. Selama tulisanmu tidak menyinggung orang lain, hilangkan rasa khawatir dari segelintir orang yang meragukan bahkan tidak menyukai karyamu.

Menulislah dalam rangka mencintai diri sendiri, bukan orang lain. Ketika kamu merasa nyaman dengan tulisanmu, pembaca pun akan merasakan hal yang sama.

3. Lapang dada dalam setiap hal

pexels.com/Andrea Piacquadio

Ikhlas atau lapang dada adalah satu hal yang mudah dikatakan, namun sulit dilakukan. Untuk itu, mulailah dari sesuatu yang kecil. Ketika orang lain meragukan kualitas dirimu dari apa yang kamu tulis, cobalah untuk lapang dada menerimanya. Lalu, berusahalah bangkit dan tetap semangat untuk menulis.

Kamu tidak perlu memercayai perkataan dan cibiran orang lain. Yang perlu kamu percaya adalah diri sendiri. Hal negatif dari orang lain akan hilang dengan sendirinya ketika kamu menghiraukan itu semua. Kuncinya adalah ikhlas atau lapang dada.

Yang harus kamu takutkan bukan perkataan negatif mereka, tapi ketika kamu kehilangan jati diri karena terlalu percaya dengan orang lain.

4. Ingat esensi dan tanggung jawab

pexels.com/Startup Stock Photos

Ketika baru saja memulai membuat karya fiksimu, ada segelintir orang tidak menyukainya. Ingatlah hal pertama yang menjadi tujuan dalam menulis. Esensi atau hal pokok untuk menulis bisa jadi penyemangatmu ketika putus asa di tengah jalan.

Saat sadar akan hal tersebut, kamu akan memiliki tanggung jawab untuk tetap meneruskan dan menyelesaikan tulisanmu, terlepas dari tidak ada orang yang mengapresiasinya. Toh, kamu menulis untuk dirimu sendiri. Akan tiba masa yang tepat saat orang-orang akan menikmati apa yang kamu tulis.

Menghasilkan karya dalam bentuk tulisan adalah proses panjang, tidak serta-merta tulisanmu viral dan banyak digemari ketika pertama dipublikasikan. Untuk itu, nikmati setiap anak tangga yang kamu lalui. Tidak perlu meloncatinya agar kamu tidak jatuh terpeleset atau terjengkang jauh ke belakang, yang akhirnya mengakibatkan dirimu berhenti menulis.

Baca Juga: IWF 2020: Tips Menulis Biografi dari Fenty Effendy 

Verified Writer

Aqeera Danish

edith

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya