Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Krama inggil merupakan salah satu tingkatan dalam bahasa Jawa yang terbilang sangat halus. Biasanya, krama inggil dipakai saat berbicara dengan orang tua atau sosok yang dihormati. Menariknya, perbedaan tingkatan ini membuat sederet kata kerja memiliki istilah yang berbeda meski menunjukkan maksud yang sama.
Berikut ini beberapa istilah kata kerja dalam bahasa Jawa krama inggil yang penting untuk diketahui agar tidak keliru dalam penerapannya.
1. Dhahar
Unsplash.com/Priscilla Du Preez Dhahar, yang berarti makan, menjadi salah satu kata kerja bahasa Jawa dalam krama inggil yang penting untuk diketahui. Jika biasanya kita lebih sering mendengar kata mangan, maka dhahar jauh lebih sopan dalam tinggkatan bahasa Jawa.
Sebenarnya ada juga istilah nedo untuk aktivitas makan ini. Namun, dalam penerapannya tetap lebih sopan jika memakai dhahar, terutama saat berbicara dengan sosok yang lebih tua dan dihormati.
Baca Juga: Jowo Tenan, 5 Rekomendasi Channel YouTube Ini Buatmu Jago Bahasa Jawa!
2. Ngunjuk
Unsplash.com/Chris Benson Sepaket dengan makan, minum juga punya padanan kata dalam tingkatan krama inggil. Ngunjuk menjadi istilah yang tepat jika merujuk pada orang yang lebih tua. Buat yang masih suka memakai istilah ngombe, yuk mulai biasakan dengan kata ini. Selain lebih santun, ngunjuk juga membuat kita terlihat menghormati orang lain.
3. Sare
Unsplash.com/Isabella and Louisa Fischer Ada yang kerap menggunakan sare saat berbicara dengan orang tua? Pasti tahu dong artinya? Ya, sare berarti tidur. Meski tilem punya arti serupa dan sudah terbilang halus, tapi sare tetap setingkat diatasnya. Seperti saat membahasakan "bapak/ibu nembe tilem" (bapak/ibu sedang tidur), akan lebih tepat jika "bapak/ibu nembe sare".
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Tindak
Unsplash.com/Fabio Neo Amato Meski punya arti yang sama dengan lungo, tapi krama inggil untuk kata kerja pergi akan lebih tepat jika memakai tindak, terutama saat berbicara dengan orang yang lebih tua. Contohnya, "simbah tindak pundi?" jauh lebih sopan dibandingkan "simbah lungo ngendi?".
5. Rawuh
Unsplash.com/Nick Karvounis Rawuh artinya datang, sama seperti teko tapi berbeda secara tingkatan tata krama. Kita boleh memakai istilah teko jika yang dimaksud adalah teman sebaya atau yang lebih muda. Namun saat ditujukan pada orang tua dan sosok yang dihormati lainnya, lebih baik menggunakan rawuh.
6. Ngendikan
Unsplash.com/Les Anderson Ngendikan artinya berbicara. Meski dalam bahasa Jawa berbicara punya padanan kata lain seperti ngomong dan wicanten, tapi untuk tingkatan krama inggil akan lebih tepat jika menggunakan ngendikan. Sebenarnya wicanten juga tergolong krama, hanya saja tingkatannya masih ada di krama alus dan bukan krama inggil.
Baca Juga: 5 Manfaat Mengenalkan Si Kecil Bahasa Jawa Krama Sebagai Bahasa Ibu