TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah 5 Tradisi Penting saat Perayaan Natal yang Harus Kamu Tahu

Memiliki makna yang dalam bagi yang merayakannya

momen bahagia perayaan Natal (pexels.com/Ekaterina Bolovtsova)

Tidak terasa, perayaan Natal tahun ini tinggal menghitung hari saja. Memasuki bulan Desember, biasanya mulai terlihat banyak aksesoris Natal yang dijual di berbagai pusat perbelanjaan. Berbagai aksesoris tersebut tidak lain adalah untuk melengkapi tradisi perayaan Natal yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. 

Lalu, bagaimana sejarah dari setiap tradisi yang seakan wajib untuk dilakukan pada momen perayaan Natal? Berikut penjelasan singkatnya. 

1. Menghias pohon Natal 

menghias pohon Natal (pexels.com/Element5 Digital)

Tradisi menghias pohon cemara sebenarnya sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Orang-orang Kristen dan Pagan (orang yang memegang keyakinan keagamaan selain agama utama di dunia) sering menggunakan pohon cemara untuk merayakan festival musim dingin. Mereka akan menggunakan ranting- rantingnya untuk menghiasi rumah agar mereka bisa mengingat bahwa musim semi selanjutnya akan datang. 

Di Inggris, ide tentang pohon Natal bermula saat Pangeran Albert, suami Ratu Victoria membawa pohon cemara pada tahun 1841 dan meletakkannya di Kastil Windsor. Kemudian, hal itu menyebar ke seluruh penjuru negeri setelah mereka berfoto sekeluarga di depannya untuk sebuah koran.

Sementara di Amerika, seorang tukang kayu New York bernama Mark Carr tercatat sebagai orang pertama yang membuka banyak Pohon Natal Amerika Serikat pertama pada tahun 1851. Hingga kini, diperkirakan bahwa 77 persen rumah tangga AS memajang pohon Natal di rumah mereka, berdasarkan sebuah survei tahun 2019 oleh American Christmas Tree Association.

Baca Juga: 10 Tradisi Perayaan Natal di Berbagai Negara yang Unik

2. Kaus kaki Natal (Christmas stocking)

kaus kaki Natal (pexels.com/Goran Grudic)

Perayaan Natal kurang sempurna rasanya jika tidak ada kaus kaki Natal yang biasanya digunakan untuk meletakkan hadiah untuk anak- anak. Kenapa anak-anak? Karena menurut legenda memang kisahnya berhubungan dengan para anak.

Santo Nicholas, Santo pelindung anak-anak, sebenarnya adalah seorang Uskup Kristen abad ke-4 di tempat yang sekarang menjadi Turki modern. Dikisahkan bahwa ia ingin membantu keluarga miskin yang memiliki tiga anak perempuan, semuanya membutuhkan mas kawin sebelum mereka dapat menikah. 

Untuk bersedekah tanpa melukai harga diri mereka, Santo Nicholas melemparkan koin emas ke cerobong asap mereka pada Malam Natal, dan koin-koin itu jatuh ke kaus kaki yang digantung di perapian untuk dikeringkan. Lalu, saat ini banyak orang menaruh jeruk di kaus kaki Natal untuk melambangkan koin emas seperti dalam kisah tersebut.

3. Penggunaan warna merah, hijau, dan emas

aksesoris Natal berwarna merah, hijau, dan emas (pexels.com/Lisa Fotios)

Jika membicarakan tentang Natal, kamu pasti akan langsung terbayang dengan pohon Natal berwarna hijau yang didominasi oleh berbagai aksesoris berwarna merah dan emas yang menghiasinya. Perpaduan warna ini terlihat sangat indah dan selalu menarik perhatian semua orang. Ketiga warna ini sebenarnya berakar pada agama.

Merah menyiratkan darah Yesus ketika disalibkan. Emas diyakini sebagai simbol kemenangan dari perjuangan yang sulit, seperti Maria yang harus menghadapi situasi sulit dan berjuang saat mengandung dan melahirkan Yesus. Sementara, hijau adalah simbol kehidupan yang abadi dan simbol rasa syukur sebagaimana umat Kristiani meyakini bahwa hijau menandakan kehidupan Yesus yang kekal.

4. Permen tongkat yang jadi primadona

permen tongkat untuk dekorasi Natal (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Permen tongkat menjadi salah satu item yang sangat populer di kalangan anak- anak saat perayaan Natal. Baik dijadikan sebagai hiasan di Pohon Natal maupun untuk dimakan sebagai suguhan, permen tongkat ini terbukti menjadi permen non-cokelat paling laris selama bulan Desember. 

Permen peppermint unik yang berwarna merah dan putih ini berasal dari tahun 1670 di Jerman. Kemudian mulai masuk ke Amerika Serikat sekitar tahun 1847, ketika seorang imigran Jerman-Swedia di Wooster, Ohio, AS, menempatkannya di pohon. Di tahun 1950-an ditemukan mesin pembuat permen tongkat otomatis, sehingga daya tariknya menjadi semakin tinggi di pasaran. 

Baca Juga: Mengenal Perayaan Natal, Mulai dari Sejarah hingga Tradisinya

Verified Writer

Shera Suprapto

Sharing useful, attractive and entertaining informations to you

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya