TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Peribahasa dengan Kata Anjing, Penuh dengan Nasihat Baik

Gak melulu bermakna jelek, ada kebaikan di balik 'anjing'

ilustrasi anjing (Pexels.com/Maksim Goncharenok)

Kata anjing kerap kali dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif. Kata anjing juga kerap digunakan sebagai kata makian dan umpatan. Meskipun demikian ternyata kata anjing ini dipakai sebagai analogi dalam peribahasa yang memiliki makna begitu dalam. 

Lantas, apa saja peribahasa dengan kata anjing yang sarat makna kehidupan? Yuk, disimak sama-sama.

1. Anjing menggonggong, kafilah berlalu

Ilustrasi pantang menyerah (Pexels.com/Snapwire)

Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki permasalahannya masing-masing. Tak sedikit juga yang merasa masalah kehidupan datang tanpa permisi dan bertubi-tubi.  Hingga kerap terpikir untuk menyerah karena tidak dapat menemukan dan menyelesaikan permasalahan hidup. Namun, hal ini tidak dibenarkan.

Peribahasa ini menyampaikan pesan, bahwa dalam hidup kita tidak boleh menyerah menghadapi masalah. Setiap masalah dan rintangan dalam hidup pasti berlalu. Jangan sampai menyerah, hadapi masalah kita.

2. Tuah anjing, celaka kuda

Ilustrasi berusaha keras (Pexels/Roh Lach)

Setiap manusia sudah digariskan takdirnya masing-masing. Semuanya sudah ditulis dan dirancang dengan mendetail oleh Tuhan. Tentunya kita tidak tahu bagaimana takdir kita, nih. 

Peribahasa ini berarti setiap manusia memiliki takdir dan jalannya masing-masing, ada yang beruntung dan ada pula yang celaka. Hal ini tentunya sudah digariskan oleh Tuhan. Namun sebagai manusia kita tidak berhak menentukan takdir kita entah itu beruntung atau celaka.

Yang manusia bisa lakukan adalah berusaha dan berupaya semaksimal mungkin, perihal hasil serahkan pada Tuhan. Oleh karenanya kita tidak boleh menyerah dan melakukan sesuatu secara setengah-setengah. Kita perlu melakukan yang terbaik.

Baca Juga: 10 Peribahasa dengan Kata 'Mata', Tahu Artinya Jadi Mata Telinga?

3. Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Nasihat dalam peribahasa ini mengajarkan kita untuk menahan dan mengontrol diri. Orang yang berakal tentunya akan berpikir masak-masak terlebih dahulu dalam memutuskan sesuatu. Terlebih dahulu dilihat sisi baik dan buruknya. Jangan sampai kita salah dalam memutuskan sesuatu. Hanya karena sedikit keuntungan kita tergiur untuk mengorbankan sesuatu yang lebih daripada itu. 

Dalam peribahasa ini, anjing menganalogikan manusia bodoh yang hanya memikirkan keperluan perutnya. Apabila sudah kenyang kita tidak menghendaki apa-apa lagi. 

Oleh karenanya, manusia perlu bijak dalam memutuskan sesuatu. Jangan hanya memikirkan keuntungan sesaat saja. Kita perlu visioner memandang jauh ke depan. 

4. Melepaskan anjing terjepit

Pexels.com/Allan Mas

Peribahasa ini berarti menyelamatkan orang yang tidak tahu membalas budi. Menolong orang lain memang perbuatan yang mulia dan terpuji. Tuhan pun mengatakan demikian untuk selalu berbuat baik kepada setiap makhluk, baik itu manusia, tumbuhan, hewan dan yang lainnya. 

Menolong memang harusnya tidak dilakukan dengan mengharapkan pamrih. Menolong hendaknya dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih. Setiap kebaikan yang dilakukan nantinya akan berbuah kebaikan kepada kita. 

Yakinilah Tuhan pasti akan membalas kebaikan kita berkali-kali lipat tanpa tahu kapan kebaikan itu akan datang. Oleh karenanya ketika menolong orang lain hendaknya dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharap balasan dari orang lain.

Baca Juga: 13 Peribahasa dengan Kata 'Ikan', Sudah Tahu Semua Artinya?

Writer

Reins Chairil

Menjadi sederhana dan menyederhana. Penyuka diksi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya