TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perbedaan Misinformasi dan Disinformasi, Simak di Sini!

Serupa tapi tidak sama

Ilustrasi hoaks (pexels.com/Markus Winkler)

Kemajuan teknologi seperti internet membuat kita dapat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi. Namun, terkadang berita yang kita dapat sering tidak benar atau hoaks, yang juga bisa disebut sebagai misinformasi maupun disinformasi.

Lalu apa sih perbedaan misinformasi dan disinformasi? Meskipun terdengar serupa, namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Simak di bawah ini.

Baca Juga: Twitter Perangi Misinformasi soal Vaksin COVID-19

1. Apa itu misinformasi?

ilustrasi mengecek ponsel. (pexels.com/Zen Chung)

Mengutip laman Kemenkeu, misinformasi adalah informasi tidak benar atau tidak akurat yang disebarkan tanpa bermaksud mengelabui penerima. Sedangkan orang yang membagi konten keliru tersebut sebenarnya tidak punya tujuan jahat atau ingin menyesatkan. Dia hanya ingin membantu penerima informasi.

Umumnya hal ini disebabkan dorongan sosiopsikologis, karena ingin terhubung dengan orang yang punya ‘identitas sama’. Misalnya, punya suku yang sama, budaya, agama, dan seterusnya. Tapi sayangnya hal ini dilakukan tanpa melakukan verifikasi atas kebenaran konten yang dibagikan.

2. Lalu apa yang dimaksud disinformasi?

Ilustrasi hoaks. IDN Times/Sukma Shakti

Memang terdengar serupa dengan misinformasi, tapi disinformasi sedikit berbeda. Masih mengutip laman yang sama, disinformasi adalah informasi salah yang sengaja dibuat dan disebarkan untuk mengelabui penerima.

Jadi pembuat atau penyebarnya memang tahu bahwa informasi tersebut palsu (fabricated). Tapi dia tetap menyebarkannya karena ingin mempengaruhi opini publik dan mendapatkan keuntungan tertentu atas tersebarnya informasi palsu tersebut.

Mengutip buku Journalism, ‘Fake News’ & Disinformation (2018) terbitan UNESCO, disinformasi merupakan kebohongan yang disengaja dan aktif diinformasikan oleh aktor jahat. Jadi disinformasi sepenuhnya dibuat-buat dan sengaja ingin menyesatkan maupun membuat publik bingung.

Hal ini umumnya bisa mencakup berbagai aspek. Pada umumnya disinformasi bisa berupa berita perubahan iklim, hiburan, dan yang paling sering adalah propaganda politik. Jadi memang penerima informasi harus bisa melakukan verifikasi atau mengecek kebenarannya.

Baca Juga: Jurnalisme di Tengah Gempuran Misinformasi dan Disinformasi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya