TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Bahaya Academic Anxiety, Rawan Terjadi pada Mahasiswa Semester Akhir

Bisa berujung pada depresi

ilustrasi academic anxiety pada mahasiswa (pexels.com/Anna Shvets)

Tantangan sebagai mahasiswa semester akhir memang tak mudah. Mereka dihadapkan dengan realita bahwa mereka harus lulus tepat waktu. Bisa juga ada tekanan lain seperti masalah keluarga, finansial yang harus mereka tanggung sendiri, hingga relationship. Tak jarang mereka cemas sendiri yang menjadikan mereka malah enggan untuk menyelesaikan studinya.

Tak dipungkiri mahasiswa semester akhir juga mempunyai tuntutan sebagai seorang yang memasuki dunia dewasa. Tuntutan-tuntutan ini menjadikan pemikiran mereka semakin kompleks. Menjadikan mereka stres berkepanjangan hingga akhirnya mereka rawan terkena academic anxiety. Kondisi di mana mereka merasa cemas berlebihan untuk melanjutkan tugas-tugas akademiknya.

Hal ini bisa berpengaruh banyak kepada psikologis maupun perilaku seorang mahasiswa. Yang dapat menjadikan mahasiswa terus menunda kelulusannya. Tentu mahasiswa harus menyadari akan bahaya kecemasan satu ini. Terdapat delapan bahaya dari academic anxiety pada mahasiswa semester akhir. Simak penjelasannya dan cegah sebisa mungkin!

1. Tidak puas pada kemampuan akademik

lustrasi tidak puas pada kemampuan akademik (pexels.com/Yan Krukau)

Mereka akan merasa tidak puas dengan capaian akademik mereka. Mereka akhirnya merasa gagal dan menyerah untuk melanjutkan studinya. Mereka merasa sia-sia saja jika melanjutkan studinya jika nilainya tidak memenuhi ekspektasi mereka atau ekspektasi orang-orang sekitar mereka.

2. Tidak percaya pada kemampuannya dan rendahnya self esteem

ilustrasi menurunnya self esteem (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kecemasan ini akan menjadikan mereka merasa rendah diri. Mereka mulai meragukan kemampuan dirinya untuk terus melanjutkan studinya. Mereka kehilangan self esteem mereka dan menjadikan mereka menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Berujung mereka mengisolasi diri karena meka merasa tidak pantas atau karena belum punya kejelasan untuk lulus.

3. Cemas dan takut dicap gagal

ilustrasi cemas dan takut dicap gagal (pexels.com/Thirdman)

Kecemasan mereka pada akademiknya menjadikan mereka cemas dan takut dicap menjadi seorang yang gagal. Mereka takut mengambil langkah lebih lanjut karena takut akan gagal. Ketakutan tak berujung ini menjadikan mereka terus menghindari step selanjutnya. Bisa jadi mereka tinggal melewati satu persen terakhir dan sebelumnya mereka sudah melewati 99 persen tugasnya sebagai mahasiswa.

Baca Juga: 6 Hal yang Mendongkrak Semangat Mahasiswa untuk Belajar Bahasa Inggris

4. Ketakutan tidak dapat lulus tepat waktu

ilustrasi kelulusan mahasiswa (pexels.com/Karolina Grabowska)

Anxiety ini mulai menjadikan mahasiswa semester akhir ketakutan akan dirinya yang tidak lulus tepat waktu. Mereka hanya menghabiskan waktu untuk terus cemas yang tak berujung. Mereka overthinking takut mengecewakan keluarga dan tidak memenuhi ekspektasi orang-orang terdekatnya. Hal ini justru membuang waktu mereka yang dapat menjadikan lulus tidak tepat waktu.

5. Menunda-nunda tugas akhir

ilustrasi menunda-nunda (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kecemasan ini akhirnya malah membuat mereka menunda-nunda progresnya untuk lulus. Mereka mulai merasa lelah dengan kegiatan akademiknya. Hal ini juga terjadi karena kompleksnya perasan mereka. Mereka berpikir menunda adalah jalan aman agar tidak merasakan kecemasan tersebut lagi.

6. Menghindari menemui dosen pembimbing

ilustrasi menghindar menemui dosen (pexels.com/Keira Burton)

Dampaknya juga bisa menjadikan mahasiswa menghindari untuk bimbingan dengan dosennya. Mereka lebih merasakan kecemasan tersebut saat akan bertemu dengan dosen mereka. Mereka bisa merasa stres, takut, gemetar saat akan menemui dosen bahkan dari sehari sebelumnya. Sehingga mereka merasa menghindari bertemu dosen membuat mereka tidak merasa cemas lagi.

7. Melakukan aktivitas yang tidak produktif

ilustrasi aktivitas tidak produktif (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Mereka yang merasakan anxiety ini akan memilih mengalihkan perhatian pada hal yang tak terkait sama sekali dengan akademik. Beruntung jika mereka bisa menggali potensinya yang lain. Namun, hal ini bisa berpotensi mengalihkan kecemasannya dengan aktivitas kurang produktif seperti bermain game, merokok, malas berinteraksi, dan scroling smartphone.

Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi untuk Mahasiswa

Verified Writer

Siti Nur Holifah

Mahasiswa yang mulai dan sedang mengembara di quarter life of crisis, ingat kata Youngk harus stay healthy and stay happy!!! Semangat kawan!!!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya