TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pendiri Budi Utomo: Sejarah dan Peranannya dalam Pendidikan Nasional

Berperan besar hingga sekarang

ilustrasi pendidikan (pexels.com/Pixabay)

Pernahkah kamu mendengar nama Budi Utomo? Bukan nama orang, Budi Utomo adalah nama organisasi pelajar di Indonesia pada zaman dulu. Umumnya, pembahasan tentang Budi Utomo muncul di materi pelajaran sekolah.

Menariknya, pendiri Budi Utomo terdiri dari 9 tokoh, lho. Siapa saja mereka? Simak penjelasan mengenai sejarah dan pendiri Budi Utomo dalam artikel ini, ya.

Baca Juga: Teks Sejarah: Pengertian, Jenis, dan, Struktur Teks Sejarah

1. Sejarah Budi Utomo

ilustrasi rakyat Indonesia di zaman Belanda (wikimedia.org)

Penggagas berdirinya organisasi Budi Utomo adalah Sutomo. Ia merupakan seorang tokoh nasionalis yang lahir di Surabaya pada tahun 1888.

Sutomo mempelajari pendidikan di Belanda dan setelah kembali ke Indonesia, ia merasa prihatin dengan kondisi pendidikan di Indonesia pada masa itu.

Ide Sutomo sendiri terinspirasi dari sosok Dr. Wahidin Sudirohusodo. Ia adalah tokoh yang membentuk Dana Pendidikan (Studiefonds) bagi rakyat pribumi agar bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Dr. Wahidin keliling Jawa untuk menyebarkan idenya tersebut.

Saat singgah di STOVIA, Dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo dan Suraji. Mereka tergugah untuk melakukan gagasan Dr. Wahidin. Akhirnya, mereka mencari beberapa orang lagi yang mau mendirikan sebuah organisasi berbasis pendidikan di STOVIA.

Pada 20 Mei 1908, Sutomo dan Suraji berhasil mengajak beberapa orang untuk mendirikan Budi Utomo. Inilah 9 pendiri Budi Utomo:

  1. Sutomo
  2. Mohammad Sulaiman
  3. Gondo Suwarno
  4. Gunawan Mangunkusumo
  5. Raden Angka Prodjosudirjo
  6. Mohammad Saleh
  7. Raden Mas Gumbrek
  8. Suraji Tirtonegoro
  9. M. Suwarnno.

2. Peran pendiri Budi Utomo dalam pendidikan nasional

Budi Utomo berperan penting dalam gerakan pendidikan nasional. Organisasi tersebut mempromosikan pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan dalam bidang militer dan teknis, tetapi juga mengembangkan keterampilan dalam bahasa dan sastra Jawa.

Organisasi ini juga berperan dalam menggalang dana untuk membangun lembaga pendidikan yang baru. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pendidikan yang ada pada masa itu.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Bidan di Indonesia dan Dunia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya