Maylia Erna Sutarto: Menulis Bukan Bakat, Menulis Itu Bisa Dilatih
Siapa yang mau jadi penulis? Ini bocoran dari ahlinya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sedari Minggu pagi (29/7), ruang hall 4 M Radio Surabaya riuh dengan suara anak-anak dan sejumlah orang tua. Mereka beramai-ramai menghadiri "Peluncuran Buku IWEC (Indonesia Writing Edu Center)". Dua buku anak hasil karya murid-murid tersebut adalah antologi "The Pieces of Journey" dan komik "Dunia Para Monster". Pada kesempatan yang sama, Maylia Erna Sutarto (pendiri IWEC) berbagi motivasi bahwa menulis bukan bakat tapi sesuatu yang bisa dilatih.
Baca Juga: Menulis Jadi Sarana Paling Sederhana untuk Berbagi
1. Menulis bukan bakat, tapi bisa dilatih. Semua tergantung proses belajar menulisnya
Dalam perjalanan IWEC, Maylia telah bertemu dengan beragam karakter. Mulai dari yang tidak bisa diam, autis, sangat doyan gadget, sampai yang berkebutuhan khusus. Memang sulit menghadapi karakter yang berbeda itu. Namun dengan pendekatan personal, komunikasi intens dengan orangtua, dan terus menempa mereka untuk belajar, Maylia dapat membuktikan kalau menulis bukanlah bakat. Akhirnya, anak didiknya bisa berkarya setelah beberapa bulan berlatih.
Maylia mengatakan bahwa setiap orang dianugerahi kecerdasan visual, musikal, linguistik, spasial, dan interpersonal. "Jika berbicara bakat, maka kita akan membicarakan kecerdasan yang paling dominan. Jika menulis bukan kecerdasan dominan, tapi kalau diajarkan dan mau tekun, pasti bisa menulis dengan baik," ungkap ibu tiga anak ini.
Baca Juga: Seorang Akademisi Rela Menulis 270 Wikipedia demi Para Ilmuwan Wanita