Menyejukkan Hati, 10 Peribahasa yang Mengambil Hikmah dari Elemen Air

2. Memancing di air keruh

Pixabay.com/Fotorech

Peribahasa kedua, "Memancing di air yang keruh" memiliki arti mencari keuntungan dalam perselisihan orang lain. 

Peribahasa ini relate banget dengan kehidupan manusia zaman sekarang, di mana perselisihan orang digunakan sebagai celah untuk memperoleh keuntungan pribadi. Sebaiknya sikap seperti ini dihindari untuk menjaga privasi seseorang dan menjaga kedamaian agar tetap berlangsung.

3. Jelatang di hulu air

Pixabay.com/reidy68

Peribahasa "Jelatang di hulu air" berartikan sesuatu yang menyusahkan. 

Jelatang merupakan tumbuhan liar yang menyebabkan rasa gatal apabila kulit manusia menyentuhnya. Ungkapan peribahasa ini menggambarkan suatu pekerjaan yang sulit untuk dilakukan, sama seperti jelatang yang menyulitkan manusia untuk mengambil air di hulu sungai. 

4. Bagai air di daun talas

Pixabay.com/nile

Peribahasa ini sangat populer di tengah-tengah masyarakat "Bagai air di daun talas". Peribahasa ini memiliki arti sesuatu yang sering berubah-ubah atau tidak teguh pendirian. 

Peribahasa ini juga bisa mewakili seseorang yang sangat sulit untuk menangkap informasi dari ilmu pengetahuan seperti air yang mengalir di daun talas, cepat sekali hilangnya.

5. Bermain air basah, bermain api lecur

Pixabay.com/Tama66

Peribahasa berkata "Bermain air basah, bermain api lecur". Peribahasa tersebut memiliki arti jika setiap pekerjaan pasti ada susahnya.

Peribahasa ini memberikan pesan yang sangat mendalam bagi setiap orang yang mendengarnya. Peribahasa tersebut mengajarkan jika apa pun pekerjaan yang dilakukan pasti memiliki kadar usaha dan tingkat kesulitannya masing-masing. Jadi tidak baik jika kita memandang rendah suatu pekerjaan apalagi jika membandingkannya dengan pekerjaan lain. Apa pun pekerjaan seseorang selagi itu baik, kita tidak perlu mengolok-ngoloknya.

Baca Juga: 5 Peribahasa Bijak yang Bisa Mendukungmu untuk Meraih Kesuksesan

6. Air tenang menghanyutkan

Pixabay.com/Engin_Akyurt

Peribahasa "Air tenang menghanyutkan" memiliki makna orang yang pendiam biasanya punya banyak ilmu pengetahuan. 

Peribahasa ini mengajarkan jika berbicara seperlunya itu sangat bijak. Ada waktunya kita untuk berbicara dan ada waktu juga untuk diam. Kita tidak perlu banyak bicara di semua kesempatan, hal itu memberikan kesan sombong kepada seseorang. Ada baiknya seperti air yang tenang tetapi memiliki banyak manfaat yang dibutuhkan di kemudian hari.

7. Air susu dibalas dengan air tuba

Pixabay.com/Geralt

Bagi kamu yang sering menonton film drama mungkin sudah tidak asing dengan peribahasa yang satu ini "Air susu dibalas air tuba". Ungkapan tersebut memiliki makna suatu kebaikan yang dibalas dengan keburukan. 

Peribahasa ini mengajarkan agar setiap orang berperilaku baik terhadap orang lain dan membalas pertolongannya dengan kebaikan juga. Tidak baik untuk menyimpan rasa dendam dan iri. Setiap kebaikan yang diberikan pasti memiliki timbal baliknya kepada kita.

8. Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam

Pixabay.com/RyanMcGuire

Peribahasa yang menggambarkan seseorang yang terlarut dalam kesedihan "Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam". Peribahasa tersebut mengandung arti terlalu berduka atau sangat sedih. 

Peribahasa ini mewakili perasaan manusia biasa yang memiliki emosi. Terkadang seseorang yang ditinggalkan sesuatu atau terkena musibah akan terlarut dalam kedukaan yang bisa menyebabkan ia jatuh sakit. Sikap seperti ini perlu dihindari, wajar apabila kita bersedih hati tetapi jangan terlalu berlarut-larut apalagi sampai sakit.

9. Air besar batu bersibak

Pixabay.com/Geralt

Peribahasa "Air besar batu bersibak" memiliki arti persaudaraan akan bercerai berai apabila terjadi perselisihan. 

Persaudaraan merupakan identitas yang perlu dijaga oleh segenap orang. Jangan sampai karena perbedaan pandangan memunculkan celah untuk perselisihan yang berujung perpecahan.

10. Air beriak tanda tak dalam

Pixabay.com/RyanMcGuire

Peribahasa "Air beriak tanda tak dalam" merupakan peribahasa orang zaman dulu yang memiliki makna orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmu. 

Peribahasa ini mengajarkan agar berbicara apa adanya tanpa dilebih-lebihkan. Hal tersebut penting mengingat kata-kata hasil tambahan kadang tidak sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya. Jadi berbicaralah seperlunya dan apa adanya agar informasi yang disampaikan benar-benar valid.

Peribahasa yang mengambil hikmah dari elemen air, ternyata sarat akan makna yang mendalam. Dari air kita dapat belajar dan memetik pelajaran kehidupan. Bagaimana, ada yang belum kamu tahu maknanya?

Baca Juga: 6 Peribahasa Indonesia Ini Pakai Kata 'Ayam', Maknanya Dalam!