Sekolah SPI, SMA Gratis di Malang untuk Anak yang Miskin & Yatim Piatu

Selamat Pagi Indonesia!

Di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, terdapat Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) yang sudah berdiri sejak tahun 2007. Memiliki luas awal sekitar 5 hektar, saat ini luas sekolah berkonsep asrama ini sudah mencapai 21 hektar.

SPI menjadi Sekolah Menengah Atas yang  unik karena memfasilitasi siswanya yang tidak memiliki biaya, keluarga miskin, maupun yatim piatu untuk sekolah secara gratis. Selain itu, masih banyak sekali hal-hal yang membuat SPI keren. Apa saja ya? Yuk, simak!

1. Sosok Koh Jul

Sekolah SPI, SMA Gratis di Malang untuk Anak yang Miskin & Yatim PiatuKoh Jul (Pendiri sekolah SPI) pada Press Conference film Anak Garuda di Ta Wan, Epicentrum Walk. 13 Januari 2020. IDNTimes/Anjani Eka Lestari

Julianto Eka Putra atau biasa disapa Koh Jul, adalah pendiri sekaligus orang pertama yang mencetuskan ingin membuat sekolah SPI. Koh Jul yang berperan menjadi sosok ayah bagi siswa-siswinya di sekolah SPI, serta menjadi panutan mereka. 

Ialah sosok yang selalu mendorong siswanya untuk tidak menyerah agar bisa menggapai impian mereka.

Saat ditemui di Ta Wan, Epicentrum Walk (13/1), Koh Jul mengatakan, “Saya tidak pernah mengajarkan tidak pernah gagal, tapi tidak pernah menyerah.”

2. Siswa-siswi dengan latar belakang yang berbeda-beda

Sekolah SPI, SMA Gratis di Malang untuk Anak yang Miskin & Yatim PiatuBehind The Scene Film Anak Garuda. wwcom.id

Seperti yang dikatakan oleh Koh Jul, setiap tahunnya, Sekolah SPI mendapatkan 500 pendaftar. Namun, hanya ada 90 orang yang diterima karena keterbatasan kamar asrama. Maka dari itu, harus ada sistem seleksi.

Salah satu sistemnya dengan menerima perwakilan dari setiap daerah, mulai Aceh hingga Papua. Pada akhirnya, Sekolah SPI diisi dengan siswa-siswi yang memiliki latar belakang berbeda. Entah dari budayanya, agama, dari kondisi keluarganya, kepribadiannya, bahkan sampai bagaimana cara mereka bertahan hidup.

Dengan segala perbedaan itu, tidak membuat Koh Jul menyerah untuk mempertahankan sekolah SPI ini hingga siswanya bisa menggapai apa yang mereka impikan. Perbedaan itu pun tidak membuat siswa SPI mudah menyerah dalam menjalani kesehariannya.

Meskipun harus beradaptasi di lingkungan yang baru, perbedaan itu membuat mereka sadar bahwa inilah Indonesia. Keberagaman yang membuatnya menjadi negara kuat.

3. Mengajarkan life skill

Sekolah SPI, SMA Gratis di Malang untuk Anak yang Miskin & Yatim Piatuinstagram/spi_highschool

Koh Jul mengatakan, di Sekolah SPI, siswa tidak hanya duduk di kelas untuk belajar teori. Mereka semua juga diajarkan untuk menerapkannya langsung ke kehidupan sehari-hari. Bahkan 80 persennya dihabiskan untuk praktik langsung.

Tujuannya agar mereka memiliki life skill untuk menjalani kehidupan ke depannya. Seperti belajar memasak, berkebun, bahkan bertani. 

Murid SPI belajar, berjuang bersama, bertoleransi, dan bekerja sama untuk mengubah nasib. Semua dilakukan demi memutus rantai kemiskinan keluarga mereka.

Kini, sebagian alumninya telah menjadi wirausahawan sukses dengan omzet milyaran rupiah. Bahkan, mereka mampu menjamin keberlangsungan Sekolah SPI bagi adik-adik kelas mereka.

dm-player

Baca Juga: 7 Alasan Keberhasilan Sistem Pendidikan di Finlandia, Yuk Cari Tahu!

4. Luas tanah 21 hektar sebagai fasilitas untuk siap kerja

Sekolah SPI, SMA Gratis di Malang untuk Anak yang Miskin & Yatim Piatuselamatpagiindonesia.org

Saat ini, Sekolah SPI memiliki luas 21 hektar yang sebagian besarnya, dialokasikan untuk unit-unit bisnis yang dikelola langsung oleh para alumni dan siswa. Mulai dari peternakan, pertanian, perhotelan, pertunjukan, pariwisata, hingga produksi film (production house).

5. Tujuh alumni SPI yang memimpin usaha di maisng-masing unit di SPI

Sekolah SPI, SMA Gratis di Malang untuk Anak yang Miskin & Yatim Piatu7 alumni sekolah SPI pada press conference Film Anak Garuda di Epicentrum Walk. 13 Januari 2020. IDNTimes/Anjani Eka Lestari

Mereka adalah Wayan, Sheren, Dilla, Olfa, Robet, Sayyidah, dan Yohana, yang merupakan alumni SPI angkatan pertama. Mereka menjadi satu tim yang membantu mengelola operasional sekolah dan unit-unit bisnis.

Namun, menyatukan mereka bukanlah persoalan sederhana. Pertengkaran dan keributan silih berganti, mulai dari salah paham hingga rasa iri dan cemburu. Ditambah lagi, bibit-bibit cinta terpendam di antara mereka, menambah munculnya potensi perpecahan.

Satu-satunya yang bisa merekatkan adalah figur Koh Jul. Akhirnya, Koh Jul melepas ketujuh anak tersebut ke Eropa tanpa didampingi. Di Eropa, semua yang ditakutkan, menjadi kenyataan. Pertengkaran dan keributan meledak. Perpecahan di depan mata.

Di Eropa, ketujuh anak muda ini harus bersama-sama membangun kembali fondasi kebersamaan yang sebelumnya dibangun Koh Jul, sambil belajar mereka di Eropa.

6. Film Anak Garuda

Sekolah SPI, SMA Gratis di Malang untuk Anak yang Miskin & Yatim PiatuTokoh asli dan cast film Anak Garuda pada press conference Film Anak Garuda di Epicentrum Walk. 13 Januari 2020. IDNTimes/Anjani Eka Lestari

Film Anak Garuda berangkat dari kisah nyata tujuh orang alumni SPI, yang ditunjuk Koh Jul untuk memegang unit-unit usaha yang ada di SPI. Inilah karya yang dihasilkan oleh salah satu unit usaha di SPI, yaitu Production House “Butterfly Pictures”.

Film ini ditulis oleh Alim Sudio dan yang bertindak sebagai sutradara adalah Faozan Rizal. Co-sutradaranya adalah Verdi Solaiman, yang juga bertindak sebagai produser di film ini.

Diperankan oleh sederet bintang muda yang memerankan tujuh tokoh tersebut, ada Tissa Biani, Violla Georgie, Ajil Ditto, Clairine Clay, Geraldy Kreckhoff, Rania Putrisari, Rebecca Klopper, dan Kiki Narendra,.

Juga, ada nama populer lainnya seperti Rizky Mocil, Fatih Unru, Jenny Zhang, dan Krisjiana Baharudin.

Pengambilan gambar berlangsung di Kota Batu, Malang dan beberapa kota di Eropa sesuai kisah aslinya. Film ini bisa dinikmati di bioskop seluruh Indonesia mulai 16 Januari 2020.

Sebenarnya, masih banyak hal-hal yang membuat SPI menjadi keren. Tapi, lebih baik kalian menyaksikan kekerenan Sekolah SPI secara langsung dengan menonton film Anak Garuda di bioskop kesayangan kalian, ya!

Baca Juga: 6 Sosok Ini Berjasa dalam Memperjuangkan Pendidikan Perempuan

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya