Ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Photo by Ahmed)
Contoh penulisan DOI jurnal umumnya seperti berikut https://doi.org/10.1093/ajae/aaq063. DOI harus dalam format URL lengkap dengan https://doi.org/ di depannya. Contoh lengkapnya: Siregar, A. (2021). Pengaruh literasi digital terhadap produktivitas mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknologi, 5(2), 123–134. https://doi.org/10.1234/jpt.v5i2.567. Lalu bagaimana cara menemukan DOI jurnal?
Ini cara paling umum menemukan DOI jurnal:
1. Cek langsung di artikel PDF
Biasanya DOI dicantumkan di halaman pertama artikel, sering ada di bagian atas atau bawah, dekat judul atau nama penulis.
2. Lihat di halaman website jurnal
Saat membuka artikel versi online, informasi DOI biasanya muncul di bawah judul, dekat informasi publikasi, atau di bagian “Article Details.”
3. Gunakan mesin pencarian DOI
Kamu bisa menyalin judul artikel lalu mencarinya lewat situs seperti Crossref:
Kunjungi: [https://www.crossref.org](https://www.crossref.org)
Pilih fitur “Search Metadata”
Masukkan judul artikel atau nama penulis
Jika tersedia, DOI akan muncul dalam hasil pencarian
4. Cek database jurnal bereputasi
Kalau artikel terdaftar di Scopus, WoS, atau Google Scholar, klik detail publikasi. Informasi DOI sering terlihat dalam metadata artikel tersebut.
5. Gunakan format pencarian DOI dari judul
Jika kamu sudah menemukan kode DOI tapi ingin membuka artikelnya, tinggal pakai format: [https://doi.org/[kode](https://doi.org/[kode) DOI]
Apakah DOI itu benar-benar penting dalam publikasi ilmiah? Jawabannya tetap penting. Mengutamakan jurnal yang memberikan DOI bisa menjadi pilihan yang bijak. DOI memiliki sejumlah manfaat yang menunjukan perannya sebagai identitas penting dalam penyebaran dan pelacakan artikel ilmiah.