Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi buku jurnal (pexels.com/Polina)
ilustrasi buku jurnal (pexels.com/Polina)

Dunia akademik punya banyak istilah yang kadang bikin dahi berkerut, salah satunya “DOI jurnal.” Saat membaca artikel ilmiah, mungkin kamu sering menemukan rangkaian angka dan simbol di bagian atas atau bawah artikel yang terlihat seperti kode unik. Itulah yang disebut DOI.

Walaupun terlihat sederhana, fungsi DOI sebenarnya sangat penting untuk memastikan karya ilmiah tetap mudah ditemukan dan tidak hilang ditelan internet. Lalu apa itu DOI jurnal? Simak di bawah ini!

1. Apa itu DOI jurnal?

Ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Photo by Andrea Piacquadio)

Melansir laman Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nurul Huda, DOI merupakan singkatakan dari Digital Object Identifier, yakni merupakan nomor unik permanen yang dimiliki oleh setiap jurnal. DOI terdapat dalam setiap artikel yang dipublikasikan di jurnal yang telah memiliki DOI.

Dalam laman Centre College Grace Doherty Library, DOI merupakan pengenal unik yang mengidentifikasi objek digital. Objek tersebut juga bisa berpindah lokasi secara fisik, tetapi DOI yang ditetapkan untuk objek tersebut tidak akan pernah berubah alias permanen.

Penerbit jurnal sering kali memberikan DOI untuk salinan elektronik setiap artikel di jurnal mereka. Karena DOI menjamin kemudahan menemukan artikel jurnal elektronik. Untuk mendapatkan DOI, lembaga penerbit jurnal harus mendaftarkan diri ke Crosreff atau di http://www.crossref.org.

Sementara dikutip dalam buku Urus DOI Tanpa Ribet oleh Happy Chandraleka (2016), DOI sebagai alat pengenal permanen yang digunakan pada suatu dokumen elektronik, yang tidak berhubungan dengan lokasi benda tersebut sekarang. Jadi, DOI tidak hanya ditemukan pada artikel ilmiah yang dipublikasikan di sebuah jurnal. Tetapi juga dimiliki oleh publikasi lain dalam format digital, misalnya buku elektronik.

2. Mengapa DOI jurnal menjadi penting?

Ilustrasi menulis jurnal (pexels.com/Alina Vilchenko)

Publikasi di jurnal tetap memiliki nilai kredibilitas yang baik meskipun tidak menggunakan DOI. Hal ini karena reputasi jurnal itu sendiri yang menjadi tolok ukur kualitas artikel yang mereka terbitkan. Selama jurnal tersebut terpercaya dan terakreditasi, karya ilmiah di dalamnya tetap dianggap kredibel. Lalu mengapa DOI jurnal menjadi penting?

  • Identitas unik dan permanen: DOI menjadi kode khusus yang hanya dimiliki satu artikel digital. Kode ini membantu membedakan artikel tersebut dari artikel lain dan memastikan akses yang tetap tersedia kapan saja meskipun artikel sudah lama terbit.

  • Akses lebih cepat dan tepat: Setiap artikel punya DOI-nya sendiri sehingga pembaca bisa langsung menuju artikel yang dimaksud tanpa harus mencari satu per satu di website jurnal, bahkan jika struktur halaman berubah.

  • Kredibilitas jurnal meningkat: Jurnal yang menggunakan DOI cenderung lebih terpercaya karena pengajuan DOI hanya dilakukan oleh pengelola jurnal yang resmi dan lolos pengecekan dari lembaga penerbit DOI.

  • Mudah saat pengutipan: DOI memudahkan peneliti mendapatkan artikel yang tepat untuk dijadikan referensi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengutip karya ilmiah.

  • Lebih mudah terindeks di database besar: Jurnal yang memiliki DOI biasanya lebih mudah masuk ke basis data internasional seperti Scopus, WoS, atau Google Scholar, yang tentu meningkatkan reputasi publikasi.

  • Meningkatkan pembaca dan sitasi: Kredibilitas dan indeksasi yang lebih baik membuat artikel dalam jurnal ber-DOI berpotensi memperoleh lebih banyak pembaca, sitasi, dan pengaruh akademik.

  • Mempermudah verifikasi: DOI memudahkan pihak penilai atau asesor dalam mengecek keaslian publikasi karena artikel dapat dibuka langsung melalui klik kode tersebut.

3. Cara menemukan DOI jurnal

Ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Photo by Ahmed)

Contoh penulisan DOI jurnal umumnya seperti berikut https://doi.org/10.1093/ajae/aaq063. DOI harus dalam format URL lengkap dengan https://doi.org/ di depannya. Contoh lengkapnya: Siregar, A. (2021). Pengaruh literasi digital terhadap produktivitas mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknologi, 5(2), 123–134. https://doi.org/10.1234/jpt.v5i2.567. Lalu bagaimana cara menemukan DOI jurnal?

Ini cara paling umum menemukan DOI jurnal:

1. Cek langsung di artikel PDF

Biasanya DOI dicantumkan di halaman pertama artikel, sering ada di bagian atas atau bawah, dekat judul atau nama penulis.

2. Lihat di halaman website jurnal

Saat membuka artikel versi online, informasi DOI biasanya muncul di bawah judul, dekat informasi publikasi, atau di bagian “Article Details.”

3. Gunakan mesin pencarian DOI

Kamu bisa menyalin judul artikel lalu mencarinya lewat situs seperti Crossref:

  • Kunjungi: [https://www.crossref.org](https://www.crossref.org)

  • Pilih fitur “Search Metadata”

  • Masukkan judul artikel atau nama penulis

Jika tersedia, DOI akan muncul dalam hasil pencarian

4. Cek database jurnal bereputasi

Kalau artikel terdaftar di Scopus, WoS, atau Google Scholar, klik detail publikasi. Informasi DOI sering terlihat dalam metadata artikel tersebut.

5. Gunakan format pencarian DOI dari judul

Jika kamu sudah menemukan kode DOI tapi ingin membuka artikelnya, tinggal pakai format: [https://doi.org/[kode](https://doi.org/[kode) DOI]

Apakah DOI itu benar-benar penting dalam publikasi ilmiah? Jawabannya tetap penting. Mengutamakan jurnal yang memberikan DOI bisa menjadi pilihan yang bijak. DOI memiliki sejumlah manfaat yang menunjukan perannya sebagai identitas penting dalam penyebaran dan pelacakan artikel ilmiah.

Editorial Team