ilustrasi klitih (unsplash.com/Lionello DelPiccolo)
Klitih atau nglitih sendiri sebenarnya memiliki arti yang positif yaitu jalan-jalan atau keluyuran mencari angin tanpa tujuan yang jelas. Selain itu klitih adalah bentuk ulang dari kata klitah-klitih yang memiliki makna berjalan bolak-balik dengan sedikit kebingungan.
Seiring perkembangan zaman, klitih berkembang menjadi hal yang negatif karena sudah menjadi suatu aktivitas kriminal. Saat ini klitih dimaknai sebagi sebuah kejahatan jalanan yang sebagian besar dilakukan oleh para pelajar atau remaja.
Walaupun ada yang dilakukan oleh pelaku kriminal murni, namun kebanyakan pelaku dan korban adalah para pelajar atau remaja. Klitih ini juga berkembang karena semakin banyaknya bermunculan geng-geng remaja atau pelajar di Yogyakarta.
Mereka pada dini hari secara bergerombol berkeliling menggunakan sepeda motor sambil membawa senjata tajam. Pelajar ini berkeliling mencari gerombolan pelajar lainnya terutama geng lain yang menjadi musuh mereka. Jika bertemu di jalan, maka mereka akan terlibat tawuran atau tindak kekerasan yang tidak jarang menyebabkan nyawa salah satu pihak melayang.
Klitih ini sedikit berbeda dengan kejahatan begal jalanan. Kalau begal lebih kepada merampas atau mengambil barang korban dengan ancaman dan tindakan kekerasan.
Sedangkan klitih dilakukan untuk menunjukkan eksistensi suatu kelompok atau geng tersebut. Apalagi sampai bisa melukai musuhnya, maka masing-masing pelaku akan mendapatkan kepuasan dan kebanggaan tersendiri.
Klitih saat ini memang sedang menjadi momok jalanan kota Yogyakarta pada tengah malam hingga dini hari, terutama di daerah yang sepi. Peran dari pihak-pihak terkait sangat diperlukan untuk menekan kejahatan jalanan ini.