Ilustrasi buku undang-undang. (Pixabay.com/CQF-avocat)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, negara ini menganut 4 asas untuk menentukan kewarganegaraan seseorang.
Termasuk dengan asas ius soli dan asas ius sanguninis, akan tetapi terdapat syarat tersendiri untuk asas ius soli. Di Indonesia, asas tersebut berlaku hanya untuk anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang.
Lalu, berikut ini 2 asas lainnya yang dianut:
1. Asas kewarganegaraan tunggal
Asas ini merupakan asas untuk menentukan suatu kewarganegaraan bagi setiap orang. Artinya, bila ada warga negara yang memiliki kewarganegaraan lain, ia harus melepasnya.
2. Asas kewarganegaraan ganda terbatas
Asas ini menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam undang-undang. Artinya, Pemerintah RI mengakui status kewarganegaraan ganda yang dimiliki seorang anak hingga berusia 18 tahun. Setelah 18 tahun, sang anak diberi pilihan apakah ingin menjadi WNI atau WNA.
Itulah perbedaan apatride dan bipatride yang dianggap buruk oleh dunia internasional. Sekarang sudah tahu bedanya, 'kan? Jangan sampai tertukar lagi, ya!