ilustrasi orang insecure (pexels.com/Andrea Piacquadio)
1. Insecure
Melalui bukunya yang berjudul Brainwashed, Martin Lindstrom mengatakan bahwa anak-anak yang memiliki kepercayaan diri yang rendah akan membeli barang-barang branded untuk mendongkrak rasa percaya diri mereka. Di dalam buku yang sama, Lindstrom juga mengutarakan tingkat kepercayaan diri seseorang dapat dilihat dari pakaian yang melekat di badan mereka. Semakin besar logo merk yang terpampang di pakaian tersebut, semakin rendah pula tingkat kepercayaan diri si pemakai.
Sejalan dengan pendapat Lindstrom, Veronica Adesla, seorang psikolog klinis juga turut menyumbangkan pendapatnya mengenai fenomena flexing ini. Menurut Adesla, pelaku flexing adalah orang yang meragukan dirinya sendiri sehingga dia membutuhkan validasi dari orang lain bahwa dia adalah orang yang hebat dan terpandang.
2. Biar doi terpesona
Pernah dideketin orang yang suka banget ngobrolin tentang barang-barang atau status yang dia punya? Nah, bisa jadi dia sengaja ingin menarik perhatianmu agar kamu terpesona sama dia. Melalui bukunya yang berjudul Spent: Sex, Evolution, and Consumer Behavior, Geoffrey Miller memaparkan bahwa semua perilaku konsumerisme jika ditelusuri akan berakar pada usaha seseorang yang ingin menarik perhatian orang yang dia sukai.
Perilaku konsumerisme tersebut sangat relevan jika dikaitkan dengan perilaku flexing yang berusaha agar keberadaannya disadari dan diperhatikan oleh lawan jenis dengan sengaja menonjolkan apa yang dia miliki.
3. Kepribadian
Adesla pernah menyebutkan bahwa terdapat beberapa perilaku gangguan psikologis yang hampir mirip dengan flexing ini, di antaranya seperti histrionik dan narsistik. Histrionik adalah perilaku yang sangat suka mencari perhatian dari orang lain, sedangkan narsistik merupakan perilaku yang merasa dirinya harus diperlakukan seperti orang-orang hebat.
4. Tuntutan Sosial
Selain faktor dari dalam seperti kepribadian, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi, lho! Salah satunya adalah faktor tuntutan sosial. Biasanya, pelaku flexing ini terjebak dalam lingkungan yang memiliki gaya hidup yang mewah dan glamor. Sehingga dia merasa harus memiliki gaya hidup yang mewah juga agar dianggap setara dalam pergaulannya.
Itulah arti flexing di media sosial dan faktor-faktor penyebabnya. Kalau menurut kamu gimana, guys?