Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Rekomendasi Buku Cerita Rakyat dari Pulau Sumatra, Ada Antu Banyu

rekomendasi buku cerita rakyat di situs BUDI (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)
Intinya sih...
  • Legenda rakyat Sumatra menyimpan pesan moral tentang menghormati alam dan kebersamaan
  • Beragam cerita rakyat dari Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, hingga Lampung diangkat dalam buku cerita rakyat
  • Pesan moral kisah-kisah tersebut antara lain pentingnya menghormati kearifan lokal, menjaga kerukunan, dan belajar dari kesalahan

Sumatra bukan hanya kaya akan keindahan alam, melainkan juga menyimpan kekayaan budaya melalui cerita rakyat penuh makna. Dari legenda Danau Maninjau hingga kisah Kamanippah, setiap cerita mengandung pesan moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari pembaca, seperti pentingnya menghormati alam, menjaga kebersamaan, dan belajar dari kesalahan.

Melalui rekomendasi buku cerita rakyat dari situs Buku Digital Kemendikdasmen berikut ini, pembaca diajak untuk mengeksplorasi kekayaan sastra lisan Sumatra sembari memetik pelajaran dari setiap kisah. Yuk, simak rekomendasi buku cerita rakyat dari Pulau Sumatra!

1. Antu Banyu (Sumatra Selatan)

Antu Banyu (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Antu Banyu mengisahkan Erul, seorang anak yang nyaris terseret arus Sungai Lematang setelah mengabaikan peringatan orang tuanya. Ketidakpatuhan tersebut mempertemukannya dengan antu banyu atau hantu air, penunggu sungai dalam legenda Sumatra Selatan, yang menjadi simbol konsekuensi melanggar aturan. Cerita ini menekankan pentingnya menghormati kearifan lokal dan nasihat orang tua demi menjaga keselamatan.

2. Asal-usul Danau Maninjau (Sumatra Barat)

Asal-Usul Danau Maninjau (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Asal-Usul Danau Maninjau menceritakan legenda terbentuknya Danau Maninjau melalui kisah percintaan tragis antara Siti Rasani dan Giran yang difitnah oleh Bujang Sembilan. Dikisahkan bagaimana kesombongan dan dendam Bujang Sembilan berujung pada kutukan, sementara danau tersebut menjadi simbol keindahan alam dan pelajaran moral. Pentingnya keadilan, kebenaran, serta menghindari sikap buruk yang merugikan menjadi pesan utama buku ini. 

3. Datuk Temiang Belah (Bangka Belitung)

Datuk Temiang Belah (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Datuk Temiang Belah menuturkan cerita rakyat dari Bangka Belitung mengenai sepasang suami istri sederhana yang diberkahi seorang anak ajaib dari bambu. Anak tersebut, Datuk Temiang Belah, tumbuh dengan kelebihan spiritual dan kesaktian serta berperan dalam menyebarkan ajaran Islam dan menyelesaikan konflik di masyarakat. Buku ini menyiratkan bahwasanya berbuat baik dan menjaga kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat ialah hal penting. 

4. Kamanippah: Leluhur Orang Enggano (Bengkulu)

Kamanippah: Leluhur Orang Enggano (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Buku Kamanippah: Leluhur Orang Enggano mengisahkan cerita rakyat dari Bengkulu tentang asal-usul leluhur suku Enggano yang dipercaya bermula dari zaman rakit besar. Ceritanya berfokus pada tokoh Kamanippah yang selamat dari banjir besar kala mengarungi lautan untuk menemukan tempat tinggal baru dan kemudian menikahi tiga putri kerang yang menjadi cikal bakal orang Enggano. 

5. Kampung Tarondam (Riau)

Kampung Tarondam (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Kampung Tarondam menceritakan seorang raja bernama Datuk Bandara yang mengangkat seekor kera bernama Kasih sebagai anak, lalu berusaha menikahkannya dengan pemuda alim bernama Malin Sampai untuk mewariskan kerajaannya. Cerita ini mencapai klimaks ketika penolakan Malin Sampai memicu kutukan yang menenggelamkan negeri Soban, mengubahnya menjadi danau yang dikenal sebagai Kampung Tarondam. Buku ini mengajarkan pentingnya menghormati kodrat alam dan tidak memaksakan kehendak yang melanggar norma.

6. Legenda Datuk Marsam Sang Belalang Kunyit (Jambi)

Legenda Datuk Marsam Sang Belalang Kunyit (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Legenda Datuk Marsam Sang Belalang Kunyit berkisah tentang perjuangan seorang pemimpin bijaksana dari Desa Paseban yang berusaha melindungi warganya dari wabah misterius dan ancaman dukun jahat. Buku ini menggambarkan pengorbanan Datuk Marsam, termasuk pula transformasinya menjadi belalang kunyit demi menyelamatkan desa dan menikahkan kedua putrinya dengan pemuda terpilih. Pesan utamanya ialah nilai kepemimpinan yang adil, pengorbanan, dan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi tantangan.

7. Meriam Tegak (Kepulauan Riau)

Meriam Tegak (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Buku Meriam Tegak mengisahkan perjuangan Encik Nuh dan Encik Walek dalam memindahkan sebuah meriam kuno di pekarangan rumah mereka yang berujung pada konflik dan pelajaran hidup. Diceritakan bagaimana kesombongan dan ketidaksabaran Encik Nuh justru menjadi penghambat, sementara Encik Walek berhasil memindahkan meriam tersebut dengan bantuan kekuatan tak terduga. Buku ini berpesan mengenai pentingnya kerendahan hati, kesabaran, serta bekerja sama dalam menghadapi permasalahan.  

8. Naga Emas Danau Ranau (Lampung)

Naga Emas Danau Ranau (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Naga Emas Danau Ranau menceritakan tentang legenda masyarakat Lampung tentang seekor naga penunggu danau yang menjadi simbol kearifan lokal. Cerita ini menyampaikan hubungan harmonis antara manusia dengan alam melalui tokoh-tokoh yang belajar untuk menghormati kekuatan gaib penjaga danau. Buku ini menuturkan pentingnya menjaga kelestarian alam beserta menghargai kepercayaan turun-temurun.

9. Nome (Aceh)

Nome (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Nome menceritakan perjalanan seorang pemuda bernama Nome yang awalnya dikenal sebagai pemalas, tetapi menjadi pemberani dan baik hati setelah menyelamatkan hewan-hewan seperti kucing, anjing, dan ular. Berkat pertolongannya, Nome mendapatkan sarung ular ajaib yang membawa keberuntungan. Ia kemudian meminang putri raja dan mengubah hidupnya menjadi lebih sejahtera. Cerita rakyat dari Aceh mengajarkan bahwa kebaikan akan selalu berbalas kebaikan serta pentingnya kerja keras dan peduli terhadap sesama makhluk hidup.

10. Putri Lopian (Sumatra Utara)

Putri Lopian (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)

Putri Lopian mengisahkan seorang putri bernama Lopian yang harus bertahan hidup sendirian setelah kehilangan kedua orang tuanya akibat bencana tsunami. Pembaca diajak menelusuri perjuangan Putri Lopian yang dibantu oleh hewan-hewan sahabatnya untuk bertahan hidup di hutan, bercocok tanam, dan menjadi mandiri. Ceritanya berpesan mengenai pentingnya keberanian, kemandirian, dan cinta terhadap lingkungan dalam menghadapi cobaan.

Dari Aceh hingga Lampung menghadirkan beragam kisah yang tidak hanya memikat imajinasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan yang berharga. Rekomendasi buku cerita rakyat dari Pulau Sumatra ini layak dibaca oleh semua kalangan, baik anak-anak maupun dewasa, sebagai pengingat akan pentingnya melestarikan tradisi dan mengambil hikmah dari kisah-kisah masa lalu. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us