5 Buku Favorit Benedict Cumberbatch yang Wajib Dibaca

- The Hobbit – J. R. R. Tolkien - Benedict Cumberbatch terlibat dalam adaptasi filmnya dengan menyuarakan tokoh Smaug dan Sauron.
- To the Ends of the Earth – William Golding - Benedict Cumberbatch dipercaya memerankan Edmund Talbot dalam adaptasi miniseri oleh BBC.
- Jane Eyre – Charlotte Brontë - Benedict Cumberbatch mengagumi kekuatan karakter Jane dan relevansi tema yang masih terasa hingga hari ini.
Benedict Cumberbatch dikenal sebagai aktor dengan kemampuan luar biasa dan peran-peran kompleks, mulai dari Sherlock Holmes hingga Doctor Strange. Namun, di balik layar, ia juga dikenal sebagai sosok yang mencintai literatur. Cumberbatch kerap membagikan buku-buku yang memengaruhi cara berpikir dan pendalaman karakter yang ia mainkan.
Pilihan bacaannya pun tidak biasa, mulai dari klasik sastra Inggris hingga novel modern yang emosional dan mendalam. Kalau kamu ingin tahu dunia seperti apa yang membentuk imajinasi dan kedalaman akting Benedict Cumberbatch, deretan buku berikut adalah tempat yang tepat untuk memulai.
1. The Hobbit – J. R. R. Tolkien

Diterbitkan pertama kali pada tahun 1937, The Hobbit memperkenalkan dunia Middle-earth ciptaan J. R. R. Tolkien, lengkap dengan makhluk ajaib, bahasa buatan, dan petualangan yang luar biasa. Ceritanya mengikuti perjalanan Bilbo Baggins, seorang hobbit yang hidup damai hingga ia direkrut untuk misi mencari harta karun yang dijaga oleh naga bernama Smaug.
Yang menarik, Benedict Cumberbatch terlibat langsung dalam adaptasi filmnya dengan menyuarakan tokoh Smaug dan Sauron. Tak heran jika ia memasukkan buku ini ke daftar favoritnya. Selain terlibat secara profesional, Cumberbatch juga mengakui kekayaan imajinasi Tolkien sebagai pengaruh besar dalam hidup dan karier aktingnya.
2. To the Ends of the Earth – William Golding

Trilogi ini ditulis oleh penulis pemenang Nobel dan juga pengarang Lord of the Flies. Buku ini mengikuti perjalanan panjang Edmund Talbot, seorang aristokrat Inggris abad ke-19 yang menulis jurnal selama pelayaran menuju Australia. Sepanjang perjalanannya, ia menyaksikan ketimpangan sosial, konflik kelas, dan realitas pahit dari kolonialisme.
Saat diadaptasi menjadi miniseri oleh BBC, Benedict Cumberbatch dipercaya memerankan Edmund Talbot. Peran ini bukan hanya membekas, tapi juga membuatnya semakin menghargai kedalaman tulisan Golding yang menyentuh banyak aspek manusia, dari kekuasaan hingga kehormatan.
3. Jane Eyre – Charlotte Brontë

Sebagai novel klasik yang sudah bertahan lebih dari satu abad, Jane Eyre mengisahkan kehidupan seorang gadis yatim piatu yang tumbuh dalam penolakan dan kesepian. Namun, Jane bukan tokoh utama yang pasrah pasalnya ia penuh tekad, pintar, dan berani mempertahankan prinsipnya meski harus menghadapi dunia yang tidak ramah terhadap perempuan mandiri.
Benedict Cumberbatch mengagumi kekuatan karakter Jane dan relevansi tema yang masih terasa hingga hari ini. Novel ini tidak hanya menyentuh sisi emosional, tetapi juga menghadirkan pertanyaan-pertanyaan tajam tentang hak, kelas sosial, dan identitas perempuan.
4. Mansfield Park – Jane Austen

Jika banyak orang mengenal Pride and Prejudice atau Sense and Sensibility, Benedict Cumberbatch justru memilih Mansfield Park sebagai novel favoritnya dari Jane Austen. Cerita ini berpusat pada Fanny Price, seorang gadis miskin yang diadopsi oleh kerabat kaya dan dibesarkan di lingkungan aristokrat.
Berbeda dari tokoh-tokoh Austen yang biasanya cerdas dan lincah, Fanny lebih pendiam dan penuh pertimbangan. Novel ini sering menimbulkan perdebatan karena karakternya yang tidak biasa, tapi justru di situlah letak kekuatan ceritanya. Cumberbatch melihat Mansfield Park sebagai contoh lain betapa tajamnya pengamatan sosial Jane Austen.
5. A Little Life – Hanya Yanagihara

Novel ini merupakan kisah menyayat hati tentang empat sahabat di New York yang mencoba bertahan hidup di tengah kerasnya dunia. Dengan alur yang dalam dan emosional, A Little Life mengeksplorasi trauma masa kecil, persahabatan yang berkembang menjadi ketergantungan, dan perjuangan manusia menghadapi luka batin yang tak sembuh-sembuh.
Benedict Cumberbatch menyebut buku ini sebagai salah satu pengalaman membaca paling emosional dalam hidupnya. Bagi siapa pun yang mencari bacaan yang jujur, menyentuh, dan tak mudah dilupakan, A Little Life layak untuk ada di daftar paling atas. Tapi bersiaplah karena buku ini bisa membuatmu menangis berhari-hari.
Jika aktor sekelas Benedict Cumberbatch membaca dan mencintai buku-buku ini, mungkin memang ada sesuatu yang layak kita temukan di dalamnya. Jadi, dari kelima judul tadi, mana yang ingin kamu mulai baca lebih dulu?