6 Buku Sastra Terbaik Terbitan Fitzcarraldo Edition, Ada Favoritmu?

Paradais merupakan novel terbitan tahun 2021 yang masuk dalam International Booker Prize Nominee for Longlist 2022. Novel ini ditulis lewat sudut pandang dua remaja yang berasal dari kalangan kelas menengah bawah di Meksiko.

Ketika keduanya sepakat menyatroni sebuah rumah mewah, pembaca diajak menyelam ke dalam tatanan sosial Meksiko. Sarat kesenjangan ekonomi, patriarki, dan rasisme yang tak terelakkan. 

Fitzcarraldo Editions juga mengantongi royalti untuk merilis novel-novel karya penulis kondang Olga Tokarczuk. Salah satunya Drive Your Plow Over the Bones of the Dead yang merupakan nominee The International Booker Prize 2009. 

Dalam karyanya ini, kamu akan mengikuti kehidupan seorang perempuan muda yang memilih pindah ke sebuah desa agar bisa fokus menyelesaikan studinya. Ternyata, hidupnya justru terusik dengan serangkaian penemuan jenazah di desa tersebut. Sebagai pendatang, ia pun turut jadi sasaran kecurigaan warga. 

Happening merupakan memoar karya Annie Ernaux yang mengisahkan pengalamannya saat masih berusia awal 20-an. Saat itu pada tahun 1960-an, aborsi masih ilegal di Prancis dan Ernaux yang hamil di luar nikah terpaksa mencari berbagai cara untuk menggugurkan kandungannya. 

Hal ini berakhir dengan Ernaux yang hampir meninggal karena kesalahan prosedur. Happening merupakan salah satu karya terkuat Ernaux selama berkarier. Atas kontribusinya dalam dunia sastra, Ernaux baru saja dianugerahi Nobel Sastra pada Oktober 2022. 

Novel karya Mathias Enard ini ditulis dengan latar tahun 1506. Lakonnya Michelangelo, seorang pemahat muda yang menarik Sultan Konstantinopel untuk mempercantik jembatan buatannya. Selain komisi yang sepadan, proyek ini bisa jadi ajang pembuktian untuk Michelangelo yang justru ditunjuk karena sang sultan tak suka dengan proposal desain Leonardo Da Vinci. 

Fitzcarraldo menjadi penerbit pertama yang membeli hak distribusi atas karya ini dalam bahasa Inggris. Buku ini pun kian menarik karena karya fiktif yang disajikan di dalamnya juga diselingi beberapa elemen sejarah. 

Cold Enough for Snow merupakan novel kedua penulis Jessica Au. Kali ini ia mengangkat kisah seorang putri dan ibunya yang sepakat bertemu di Tokyo untuk membicarakan sesuatu. 

Dialog mereka pun mengalir seiring dengan observasi memukau Au terhadap lanskap kota metropolitan Tokyo. Twist-nya menarik dengan tebal tak sampai 100 halaman, pembaca diajak untuk menyelami kisah di dalamnya. 

Dengan tebal sekitar 100 halaman, Adania Shibli berhasil menghipnotis pembacanya lewat dua kisah beda zaman. Satu bagian bukunya berlatarkan perang Israel Palestina pada tahun 1949. Sementara itu, bagian keduanya berlatarkan masa kini, ketika kota-kota di Palestina berada di bawah okupasi Israel. 

Buku ini dikemas dengan pemilihan kata yang indah dan poetic, tetapi kaya akan pesan. Shibli sendiri menempatkan dirinya sebagai corong suara untuk orang-orang Palestina yang tertindas dan terlupakan. Minor Detail sempat dinominasikan untuk National Book Award dan International Booker Prize 2021. 

Bagaimana kelima buku sastra di atas? Kamu tertarik untuk membaca yang mana dulu, nih? Buat kamu yang mengutamakan konten dan tak ambil pusing dengan desain sampul, penerbit-penerbit independen macam Fitzcarraldo bisa jadi solusi. Meski sampulnya sederhana, tapi isinya bisa memberikan beragam inspirasi.