Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
buku Dari Dalam Kubur, Why Nations Fail, dan Animal Farm (marjinkiri.id | penguin.co.uk)

Intinya sih...

  • Dari Dalam Kubur (Soe Tjen Marching) - Novel sejarah dengan isu kekerasan seksual dan diskriminasi identitas.

  • Animal Farm (George Orwell) - Fabel tentang revolusi yang berubah menjadi sistem diktator baru.

  • Why Nations Fail (Daron Acemoğlu dan James A. Robinson) - Analisa mengapa negara makmur jatuh dalam kemiskinan.

Krisis literasi masih jadi musuh bebuyutan Indonesia. Skor PISA (Programme for International Student Assesment) murid Indonesia yang diselenggarakan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) masih amat rendah. Bahkan selisihnya cukup jauh dibanding negara Asia Tenggara terdekat macam Vietnam. Tren skornya pun terus turun dari dua tes sebelumnya yang dilaksanakan pada 2014 dan 2018.

Tak heran kalau akhirnya kita terus terkecoh memilih politisi (pemimpin dan perwakilan parlemen) yang merepresentasikan krisis literasi itu. Beberapa bahkan terang-terangan menyebut tak hobi baca. Kalau boleh menyarankan, ada setidaknya rekomendasi buku yang wajib dibaca politisi Indonesia. Kalau kamu berencana terjun ke politik, boleh juga daftar ini kamu simpan juga.

1. Dari Dalam Kubur (Soe Tjen Marching)

Dari Dalam Kubur (marjinkiri.id)

Dari Dalam Kubur adalah sebuah novel sejarah yang menyenggol isu kekerasan seksual dan diskriminasi identitas. Ia berpusat pada Karla, perempuan yang lahir di tengah keluarga keturunan Tionghoa. Sejak kecil Karla menyadari bahwa dirinya tak punya ciri khas fisik seperti orangtua dan saudara kandungnya.

Ia mengalami diskriminasi di rumah sendiri. Dibenci dan dijauhi ibunya sendiri sampai puluhan tahun kemudian, Karla dihadapkan pada sejarah kelam sang ibu yang selama ini ditutup rapat-rapat. Lewat Karla, pembaca akan diajak menyingkap aib sejarah Indonesia sembari merenungkan kembali posisi perempuan dalam negara yang menganut militerisme.

2. Animal Farm (George Orwell)

Animal Farm (penguin.co.uk)

Berformat fabel, Animal Farm adalah sebuah reimajinasi ketika revolusi yang awalnya berniat mulia berubah jadi menyimpang karena sejumlah tokoh. Novel mengikuti kehidupan sejumlah hewan penghuni peternakan yang muak jadi budak manusia. Namun, setelah berhasil menyingkirkan tuannya, mereka tak serta merta meraih kebebasan dan kesetaraan yang sempurna.

Sebaliknya, para penghuni peternakan itu justru terperangkap dalam sistem diktator baru yang diinisiasi beberapa dari mereka sendiri. Terinspirasi dari Revolusi Bolshevik Uni Soviet, sampai sekarang konflik utama Animal Farm masih relevan dan terus terjadi di banyak tempat dalam berbagai bentuk dan tingkatan. Familier dengan negeri sendiri?

3. Why Nations Fail ( Daron Acemoğlu dan James A. Robinson)

Why Nations Fail (penguinrandomhouse.com)

Why Nations Fail pada intinya adalah analisa dan teori yang disusun untuk menjelaskan mengapa beberapa negara makmur dan lainnya jatuh dalam jurang ketimpangan serta kemiskinan. Salah satu bab secara spesifik mendiskusikan konsep ekonomi ekstraktif, yakni kebijakan ekonomi suatu negara yang bertumpu pada ekstraksi sumber daya alam.

Penulis menggunakan studi kasus beberapa negara di benua Afrika. Kebanyakan negara yang mengandalkan ekonomi ekstraktif menolak inovasi teknologi dan perubahan. Mereka ingin hasil cepat dan enggan membuat rencana jangka panjang. Sangat lekat dengan yang terjadi di Indonesia, bukan?

4. The Jakarta Method (Vincent Bevins)

The Jakarta Method (hachettebookgroup.com)

Seiring dengan rencana pemerintah melakukan penulisan ulang sejarah Indonesia, ada baiknya buku The Jakarta Method dijadikan rujukan. Buku ini adalah hasil riset jurnalis Vincent Bevins yang menemukan berbagai kemiripan dalam upaya pemberantasan simpatisan sayap kiri di Indonesia dengan beberapa negara di Amerika Latin selama puncak Perang Dingin, tepatnya pada 1960-1980-an. Selama ini kita percaya kalau negara-negara di dunia dengan sukarela mengadopsi sistem kapitalisme yang dipromosikan Amerika Serikat sampai berbagai dokumen-dokumen masa lalu bocor dan menunjukkan sebaliknya.

5. Brave New World (Aldous Huxley)

Brave New World (penguin.co.uk)

Artificial Intelligence (AI) memang tak bisa dihentikan perkembangannya. Namun, tidak harusnya didukung mentah-mentah dan diromantisasi. Kita perlu regulasi dan batasan etika yang jelas. Sayangnya, ini yang belum tampak di Indonesia, terlihat dari penggunaannya yang makin meluas, terutama oleh lembaga-lembaga pemerintah.

Ada baiknya deh para pemangku kebijakan membaca novel klasik Brave New World. Dalam novel itu, Aldous Huxley membayangkan bilamana sebuah negara memelihara ketimpangan dan mendoktrin warganya untuk tunduk dengan cara menjamin kebutuhan dasar mereka. Mereka dibikin terlalu nyaman untuk bertanya dan mendebat. Di sisi lain, teknologi terus berkembang dan berpotensi melebihi kemampuan manusia.

Membaca itu soal kebiasaan dan kemauan. Selalu ada waktu, kok. Apalagi untuk politisi yang selama perjalanan menuju kantor atau tempat rapat jarang berdesakan di transportasi umum. Setuju kalau buku tadi wajib mereka baca?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team